Assalamu’alaikum warohmatullah wabarokatuh. Alhamdulillah wassholaatu wassalaamu ‘alaa Rasulullillah, ‘amma ba’du.
Tak terasa Ramadan telah menghampiri kita kembali, dan ini saatnya kita yang diberikan sebuah hadiah istimewa yaitu pertemuan dengan bulan Ramadan itu sendiri untuk membuktikan “am I worthy of this gift?”
Kita semua tahu, bahwa kebanyakan orang menganggap Ramadan adalah bulan puasa. Tapi yang tidak semua orang tahu, bahwa yang membuat Ramadan istimewa bukan karena puasanya, tapi karena turunnya Alquran di dalamnya.
Bicara tentang Alquran, ada salah satu ayat yang sangat “menampar” saya setiap kali saya bertemu ayat ini. Well, bukan ayat yang panjang, jadi saya yakin jika bisa memahami dengan mudah, at least di akhir tulisan ini kalian juga bisa kita hafal dan pahami dari ayat ini, in syaa Allah.
Ayat ini berada di Surah 88, yaitu surah Al Ghasyiah, ayat ke-17 which is very unique to me. Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) berfirman:
(أَفَلَا یَنظُرُونَ إِلَى ٱلۡإِبِلِ كَیۡفَ خُلِقَتۡ)
[Surat Al-Ghashiyah 17]
Maka tidakkah mereka memperhatikan unta, bagaimana diciptakan?
Mungkin kalian akan bingung, apa spesialnya ayat ini? Well, to me personally this is so special. Sejujurnya, dalam videonya Ustadz NAK sendiri membahas ayat ini cukup dalam, tapi entah kenapa itu menjadi trigger bagi saya untuk mengembangkan pemaparan akan ayat tersebut.
Sebelum saya masuk ke ayatnya, saya ingin share bahwa sepanjang yang saya ketahui, perintah ini hanya Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) perintahkan sekali saja dalam Alquran. “Perintah untuk melihat unta,” as far as I know, only this one ayah. It’s incredible.
“Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) perintahkan kita bertaqwa, beriman dan sebagainya diulang berkali-kali,” Kenapa? Karena kita sering lupa.
Berbeda seperti perintah tentang puasa, haji, yang Allah hanya cukup bilang sekali, dua kali, it’s done. You get it. Nah sama juga dengan perintah ini. Allah suruh liat unta hanya sekali saja perintahnya. But the question is, do you get it? Do you really understand it?
Now, Let’s get into the ayah. Ada beberapa kata dalam ayat tersebut yang sangat menarik buat saya yaitu:
1. (يَنْظُرُوْنَ)
2. (اِبِلِ)
3. (كَيْفَ)
4. (خُلِقَتْ)
Pertama, kenapa Allah menggunakan (نظر) kenapa bukan (را) atau (بصر) yang digunakan? Ustadz NAK menyampaikan bahwa (نظر) itu adalah “melihat/memperhatikan dengan seksama.” To watch carefully. Jadi bukan cuma “eh ada unta!” and you just move on. Tapi melihat unta dengan teliti, piece by piece dan mengambil pelajaran dari itu.
Kedua, kata (اِبِلِ) yang kata yang familiar untuk unta. Not much to explore here for me tapi satu hal yang saya tangkap adalah, hal tersebut adalah sesuatu yang kita sangat familiar dengannya. It’s not a strange thing for us. We are familiar.
Ketiga, kata (كَيْفَ) yang bermakna “how” atau “bagaimana”. Ini penting sekali karena ketika kita mencoba memahami sesuatu biasanya menggunakan prinsip 5W 1H. Hal yang paling kita explore adalah prinsip “How”. Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) secara spesifik memerintahkan kita BAGAIMANA unta itu diciptakan, bukan KENAPA atau DIMANA dia diciptakan. It’s a big deal guys.
Keempat, kata (خُلِقَتْ) yang bermakna diciptakan. Kata ini dalam bentuk pasif. It’s weird, but it’s meaningful. To me, it means a done deal. Dia sudah diciptakan seperti itu. Now it’s our job to understand how this animal benefit us.
By the way, Ustadz NAK sendiri setiap kali membahas ayat ini selalu menjelaskan dengan luas bukan hanya ke penciptaan unta itu sendiri tapi bagaimana pemanfaatannya. Bagaimana ia digunakan untuk berkendara, bagaimana sebagai hewan ternak, dan sebagainya.
Sekarang ini bagian pentingnya. Pernahkah kalian bertanya apa saja penggunaan unta bagi masyarakat Arab terlebih lagi di jaman dulu? Just to name a few, unta adalah kendaraan, unta adalah sumber makanan, unta juga sebagai barang dagangan, unta juga sebagai salah satu alat ukur kekayaan, bahkan Rasulullah (ﷺ) melamar Ibunda Khadijah (رضي الله عنها). dengan unta merah, ingatkah?
Juga ketika Rasulullah (ﷺ) bersabda bahwa mengajak orang kepada islam atau jika kita menjadi jalan orang mendapatkan hidayah itu lebih berharga daripada unta merah? Dan jangan lupakan juga bagaimana hukum-hukum islam bahkan hingga kini masih menggunakan unta sebagai patokan, sebut saja untuk nisab zakat, untuk perhitungan denda membunuh orang, dan sebagainya.
Bottom line, kenapa bagi saya ayat ini sangat keras “menampar” saya adalah, Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) memerintahkan kita untuk benar-benar memperhatikan dari “seekor unta”. Dan memahami pelajaran-pelajaran apa saja yang kita dapat setelah memperhatikan “Sang Unta” dengan teliti. “Yaitu apakah kita tidak bisa sedikit lebih wise dan humble daripada seekor unta?” Sang unta saja banyak sekali memberi manfaat, bahkan hingga setelah matinya.
Lalu bagaimana dengan diri kita? Apakah kita sudah banyak memberikan manfaat untuk orang-orang di sekitar kita? Apakah kita sudah bisa memperhatikan makna-makna ayat Allah dengan seksama?
Mari kita semua bisa manfaatkan momentum Ramadan ini untuk lebih banyak lagi bisa memperhatikan ciptaan Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) dengan seksama. Perhatikan ciptaan-ciptaan Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى). Perhatikan firman-firman Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى). Perhatikan bagaimana Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) telah menundukkan angin, hewan, bahkan bumi ini sendiri untuk kita. Dan lihat bagaimana Allah memberikan kita kesempatan demi kesempatan agar kita bisa terus menjadi hamba yang diinginkan-Nya.
Mudah-mudahan Allah (سُبْحَانَهُ وَ تَعَالَى) merahmati kita dan memberikan kita kekuatan untuk memaksimalkan keberkahan yang ada di bulan ini. Dan semoga dipertemukannya kita dengan Ramadan berikutnya.
“So, sudahkah kau memperhatikan?”
Semoga bermanfaat.
Sumber video: