Bismillah.
Tidak mudah otomatis mengingat ayat quran saat melihat alam. Biasanya, cuma jadi merasakan keagunganNya, hebatnya Sang Pencipta yang terlihat dari keindahan yang diciptakan.
Saat langit cerah dan aku melihat dengan jelas gunung yang berdiri tegak, aku tidak otomatis teringat tentang ayat, bagaimana Allah menciptakan gunung sebagai pasak-pasak bumi.
Untuk otomatis, memang tidak mudah. Harus sering dilakukan, awalnya sengaja, dilatih. Semoga kelak bisa otomatis saja teringat ayat quran, saat melihat alam, atau kejadian sehari-hari.
***
Aku ingin membuat beberapa list, ayat-ayat terkait alam. Dan penjelasan yang pernah kudengar tentang ayat tersebut.
Daun Kering Kuning, Yang Jika Diinjak Menimbulkan Suara Khas
Pertama, surat Al Hadid ayat 20. Bagaimana daun kering, yang kuning kecoklatan, yang jika diinjak akan berbunyi. Ya,.. daun yang kita tidak pedulikan, asik saja menginjaknya. Itu perumpamaan dunia, dunia itu seperti itu..
Sebelumnya, kalau cuma membaca terjemahannya aku belum paham perumpamaan dalam ayat tersebut. Bahkan istilah dunia adalah permainan, jujur begitu asing. Sampai aku mendengar penjelasan dari Ustadz Nouman:
[1]. Beliau… di video tersebut menyebutkan bahwa baru bisa memahami ayat tersebut secara menyeluruh saat ia sudah menjadi ayah. Ia melihat anaknya, dan menemukan kecocokan dengan yang disebutkan di ayat tersebut. Anaknya, yang masih kecil, suka diajak main, ciluk ba! Permainan sederhana. That’s la’ib (game).
Kemudian.. besar sedikit, anaknya suka mendengar cerita, satu cerita bisa minta diulang-ulang entah berapa kali. That’s lahwu (entertainment). Tapi.. kesukaannya terhadap game tidak hilang, hanya bertambah jenisnya. Game kemudian entertainment. Yang kalau zaman sekarang dikemas dalam video game, di sana ga cuma main game, tapi ada narasinya, ada sisi entertainmentnya juga.
Lalu dijelaskan juga, tentang kesukaan kita pada keindahan, beautification, zina. Sangat peduli pada penampilan, baik itu penampilan diri maupun barang-barang yang dimiliki. Lanjut ke tingkat selanjutnya, dan selanjutnya.. Lalu Allah memberikan perumpamaan. Manusia itu.. bak hujan (ghaits) yang dinanti petani dengan hati penuh harap, supaya benih yang ditanam bisa menjadi tanaman.
Tapi plot twistnya,.. saat tanaman itu tumbuh dan menghijau, bukannya kemudian dipanen, justru dibiarkan menguning, kemudian hancur.
Seperti daun kuning kering, yang dengan mudah kita injak. Seperti itu dunia. Tidak akan ada habisnya. Dari satu game ke game lain, entertainment satu ke entertainment lain. Ga pernah memuaskan, ingin ganti lagi dan lagi.
Kita, aku maksudnya.. sering lupa, dan menyibukkan diri dengan urusan dunia, lupa.. terlena, tertipu pada kesenangan dunia yang semu. Yang sebentar cari yang baru, lagi dan lagi. Entah itu , game, entertainment, beautifation, maupun berlomba dalam harta dan anak. Rasanya… masih di situ-situ aja, belum naik tingkat, masih harus belajar banyak, beramal banyak, dan berhijrah mendekat lagi dan lagi padaNya.
Hujan Di Sini, Terang Di Sana
Sebenernya ayatnya tentang angin.. angin ada dua, yang mematikan dan menghidupkan. Angin yang mematikan misalnya angin topan, puting beliung, dll. Angin yang menghidupkan itu angin apa?
*tunggu dulu.. ini bahas surat apa? Aku juga lupa.. bentar cek dulu.
Al Mursalat ayat 3. Ada dua pendapat tafsir, malaikat atau angin. Yang menyebarkan seluas-luasnya. Kalau dari penjelasan Ustadz Nouman:
[2]. Secara literal seperti melempar segenggam biji, hasilnya apa? Tersebar luas. Nah.. bisa diartikan angin yang menyebarkan awan-awan, yang kemudian menurunkan air hujan, tanda rahmatNya. Hujan, yang membawa kehidupan, menumbuhkan biji yang tadinya benda mati, menjadi tanaman, bahkan pohon. Tapi di sini.. sistemnya ga acak, kalau di barat ada istilah random act of nature.
Misal di Purwokerto hujan, di Cikarang ga hujan. Itu.. bukan hal acak, tapi semua sudah direncanakan olehNya. Allah yang menentukan, bagian bumi mana yang Allah izinkan hujan turun, dan mana yang tidak. Bahkan.. meski satu kota pun, tidak menjamin sama-sama hujan atau sama-sama terang.
Selain hujan, angin juga membawa serbuk sari. Masih ingat, apa saja media yang dapat membawa biji, atau serbuk sari? Agar kemudian tumbuhlah tanaman atau pohon baru. Ada angin, air, hewan, manusia. Amazing, isn’t it?
Jadi saat hujan di sini dan di sana tidak hujan, kita tahu betul Allah yang Maha Mengatur semuanya. Dan saat ada semilir angin lewat.. Kita tahu, angin itu.. menggerakkan awan, dan juga serbuk sari bunga-bunga. Bukan secara acak, namun semuanya sudah diatur olehNya
Langit Yang Seimbang
Surat Ar-Rahman ayat 7. Ini paling berat untuk diingat. Masih dari salah satu ceramah ustadz Nouman [3]. Inti ceramahnya mengingatkan kita, untuk seimbang dalam hidup, apapun itu. Seimbang itu ibarat brandmark-nya Allah. Semua yang Allah ciptakan dalam keadaan seimbang, berpasang-pasangan juga.
Harusnya.. setiap kali kita memandang langit, kita tidak mencukupkan diri merasakan keindahannya. Tapi juga menjadikan langit sebagai cermin kita, lalu kita bertanya pada diri.. sudahkah kita menjalani hidup yang seimbang? Atau ada yang berat sebelah? Waktu untuk pekerjaan dan keluarga, sudahkah seimbang? Akademik dan organisasi? Jasmani, pikiran, dan hati? Membaca dan menulis?
Tidak mudah memang untuk seimbang, namun kita harus berusaha dan berdoa. Semoga Allah uang yang meninggikan dan menyeimbangkan langit, membantu kita menjaga keseimbangan hidup kita. Agar kelak, jika hari pembalasan tiba, neraca kita tidak berat sebelah di keburukan TT Aamiin.
***
Kalau kamu… ayat tentang alam mana yang kamu pikirkan setelah membaca ini?
Allahua’lam.
***
Resume oleh BW
Keterangan:
[1] Happiness, Fun and Pleasure – https://youtu.be/QrOXQ2ycU50
[2] Merciful Wind – https://youtu.be/N5Fch3goif8
[3] A Balanced Approach to Religion – https://youtu.be/z9nuAsXFhmw