Banyak dari kita yang terpikir akan satu titik dalam hidup di mana saat itu versi diri kita jauh lebih baik. Ketika ibadah-ibadah kita jauh lebih bermakna. Ketika lidah kita jauh lebih ramah. Ketika beratnya kesalahan-kesalahan kita belum sampai mengubur dalam-dalam diri ini. Diri itu tampak begitu jauh dari jangkauan, hampir terasa seperti mimpi.
Bagaimana Anda dan saya bisa kembali ke titik itu? Kita mungkin ingat apa yang saat itu hati kita rasakan, atau bahkan perasaan itu sudah mulai pudar dan menghilang.
Untuk siapa pun yang juga merasakan hal ini, ada jalan untuk kembali. Tidak sulit secara fisik tetapi akan sulit secara emosional.
Kita harus bicara dengan hati kita dan ingatkan bahwa terlepas dari seberapa jauh iman kita turun dan bagaimanapun terputusnya keterhubungan itu, Allah tidak menyerah pada kita, buktinya Allah masih membuat jantung kita berdetak dan Allah masih mengisi paru-paru kita dengan udara.
Setiap nafas adalah campur tangan ilahi untuk kelangsungan hidupku. Aku tidak mendapatkannya sendiri. Nafas yang Dia beri adalah kasih sayang-Nya untukku.’
Setelah kita sudah berhasil melakukan percakapan yang sangat dalam itu, inilah saatnya untuk melakukan dua hal yang akan mengembalikan cahaya di dalam diri kita.
Pertama
Beribadah. Seseorang mungkin beribadah karena kewajiban. Seseorang mungkin beribadah karena ingin meminta sesuatu kepada Allah. Seseorang mungkin beribadah karena kebiasaan yang sudah terbangun.
Tetapi ketika Anda dan saya mulai beribadah karena bersyukur kepada-Nya, dan karena kita ingin Allah menjaga hati kita tetap lembut, dan karena kita mencari ketentraman di dalam diri melalui ibadah, maka ibadah-ibadah itu akan memiliki efek yang sangat berbeda.
Sederhananya: “Aku akan beribadah dengan tujuan untuk memulihkan cahaya dalam hatiku. Segala motif lain dalam beribadah akan menjadi prioritas selanjutnya.”
Kedua
Melakukan perbuatan atas dasar cinta dan kebaikan.
“Dengan lidahku, dengan tanganku, dengan ekspresi wajahku, dengan uangku secara terang-terangan atau sembunyi-sembunyi.”
Lakukan banyak kebaikan, bahkan hal-hal yang kecil, untuk orang lain tanpa berharap akan pengakuan ataupun terima kasih. Lakukan saja karena tindakan itu akan memulihkan cahaya dalam hatimu.
Saya tahu ada orang-orang yang secara alami sangat mudah melakukan kebaikan. Adalah karunia Allah jika Anda memilikinya. Orang-orang seperti itu melakukan kebaikan bahkan ketika mereka sendiri tidak menyadarinya.
Lalu kita sisanya termasuk saya harus secara sadar mengembangkan kepekaan kepada orang lain yang ada di dekat kita.
Cobalah dua hal ini selama sebulan, seolah-olah hidup Anda, maksud saya cahaya dalam diri Anda, bergantung padanya. Saya akan mencoba dengan diri saya sendiri bersama Anda.
Ada langkah ketiga tetapi kita bisa membicarakannya dalam sebulan ke depan pada 12 Oktober. Ingatkan saya ya?
Ok sampai jumpa.
Dan bagi mereka yang ‘cahaya’ dalam dirinya redup hanya karena perpisahan dari saya, seperti orang yang tidak beriman, dan dengan itu menjadikan postingan ini menyimpang dari jalan orang-orang beriman,
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Saya berterima kasih, netizen yang mengajak kebaikan dan mencegah kemungkaran. Anda telah menyelamatkan kita semua. Oke, saya akan lebih baik dari ini.
– Nouman Ali Khan
Diterjemahkan Siti Jamilah