Siapa yang suka sepakbola? Wah banyak ya… oke. Tim mana yang menjadi favorit kalian? Chelsea!!! Man United!!! Liverpool!!! Kita akan bertarung demi tim sepakbola favorit kita! Tapi kalau untuk agama kita sendiri, mana sorak sorai pendukungnya? Mana sorak sorai pendukungnya, teman-teman?
Kalian harus mendukung Liverpool, David Beckham, Messi!!! Pendukung Liverpool berdebat dengan pendukung Man United. Kamu tidak mau bicara kepada temanmu, karena kamu pendukung Liverpool, namun dia mendukung Man United, dan kamu kalah 6-1. Kamu diamkan dia seminggu.
Perhatikan! Kenyataan yang ada dibalik hal kecil tersebut, kita akan bertarung demi hal itu, membelanya dengan segenap jiwa, dengan kecerdasan, dan kefasihan kita berbicara. Bagaimana dengan hal yang menggambarkan siapa kita sebenarnya? Agama kalian, Islam… Mana pembelaannya jika itu tentang Islam?
Pikirkanlah teman-teman… Ini sungguh dalam… Seberapa pentingnya Allah bagi kita, bagi hati kita? Ini adalah hal besar dan penting. Karena pada akhirnya, hidup ini berjalan bagai kilat. Beberapa tahun yang lalu usia saya baru 18 tahun, sekarang saya sudah 31… Kalian juga harus paham pentingnya agama bagi diri kalian sendiri. Tegaskan mulai saat ini.
Apakah Islam penting bagi saya? Ataukah Islam sama saja seperti agama lain? Apakah Islam sesuatu yang saya lakukan hari Jumat saja? Apakah Islam itu sesuatu yang saya lakukan karena orang tua saya pemeluknya? Atau apakah saya ber-Islam sebatas identitas saja?
Saya Muslim Somalia… Saya Muslim Desi… Apakah Islam hanya sekedar identitas bagi kalian? Seperti memiliki sebuah topi, yang kemudian kalian pakai keluar rumah? Ini dangkal sekali, teman-teman!
Apakah ini kebenaran menurut kalian? Apakah ini pandangan kalian terhadap dunia? Apakah kalian benar-benar percaya bahwa ada satu pencipta seluruh semesta ini? Kemudian hanya Dia yang layak disembah? Penyembahan adalah sesuatu yang menyeluruh, bahwa kita tidak lagi mengacu kepada ego kita, tetapi mengacu kepada Ilahi.
Kita bebaskan diri dari ego dan hasrat kita. KIta bebaskan diri dari tekanan sosial. Kita bebaskan diri dari pengkondisian sosial. Kita bebaskan diri dari anak-anak gang sebelah, karena mereka ingin saya terlihat seperti mereka, sebagai kepatuhan. Bagaimana kita bisa membebaskan diri dari hal-hal tersebut? Dengan mengacu kepada Allah.
Allah berkata bahwa Dia mengirimkan Nabi untuk membebaskan kita dari beban. Beban ini berarti beban bagi masyarakat. Banyak dari kita terlihat sama, teman-teman…
Anggota geng Goths berkumpul dengan sesama Goths, anak Punk berkumpul dengan sesama anak Punk, lalu geng Cribs berkumpul dengan sesama Cribs, dan geng Bloods berkumpul dengan sesama Bloods. Karena kita selalu ingin kelihatan sama, kita selalu ingin mengikuti tekanan kelompok kita.
Bahkan di tengah keluarga. “Oh, saya tidak bisa memakai baju ini lagi ke undangan pernikahan, apa kata orang nanti?”
“Saya tidak mungkin menikahkan anak gadis saya dengan lelaki yang sangat saleh ini, karena isi rekeningnya di bank tidak cukup besar.”
“Apa kata orang nanti?”
Beginilah kenyataannya, teman-teman! Bahkan juga dengan pendidikan kita. Berapa nilainya? Dia dapat nilai A. tapi sebenarnya dia dapat nilai C semuanya. Kalian sudah pernah mendengar hal ini sebelumnya, hanya agar punya muka…
Lihatlah beban konyol yang telah kita tempatkan di pundak kita, hanya untuk membuktikan apa? Pembuktian kepada manusia, orang-orang yang sama seperti kita. Tidak ada artinya, lalu apa?
Apakah Allah akan menanyakan berapa nilaimu di Hari Kiamat? Atau apa warna kulit suamimu? Atau berapa banyak uang simpanan di rekeningnya? Beban, teman-teman… Penghancur terbesar keluarga, penghancur terbesar masyarakat, penghancur terbesar bangsa.
Allah mengatakan, “Jangan pelihara arogansi peradaban dan sosial.”
“Perhatikan apa yang terjadi pada orang-orang sebelum kalian, semua itu bukannya tidak berarti apa-apa.”
Karenanya Nabi datang kepada kita, untuk membebaskan kita dari beban-beban ini. Untuk menjelaskan tujuan yang lebih tinggi yang harus kita miliki.
“Ukhrijat linnaas,” (QS Ali Imran: 110) itulah yang Allah katakan tentang kita.
Kita ada di sini bagi masyarakat, bukan “minan-naas”, bukan dari masyarakat, tapi untuk mereka. Artinya kita punya posisi sebagai pemimpin spiritual. Kita seharusnya menjadi pemimpin, teman-teman…
Mengapa 10 juta orang di Somalia kelaparan karena ketiadaan pangan? Padahal 10 juta orang di negara kalian sendiri, di Amerika, sekarat karena kebanyakan makan, obesitas. Kitalah yang harus disalahkan karena kita punya solusinya.
Ini bukan masalah tidak cukupnya ruang, sehingga kita harus selalu bersaing dalam hal pangan dan sumber daya. Itu sudah kadaluarsa, klise, sudah tidak mempan lagi. Menurut organisasi pangan dunia (FAO), ada cukup pangan di planet ini untuk memberi makan tiga planet sekaligus.
Jadi apa solusinya? Bukan lebih banyak sumber daya, tapi distribusi. Dan apa yang dikatakan Nabi kalian tentang distribusi? Zakat, sedekah. Mengambil dari yang sangat kaya dan memberikannya kepada yang miskin. Distribusi kesejahteraan. Islam telah menyelesaikan masalah ini bertahun-tahun yang lalu.
Di New York, di Wall Street, wanita non-Muslim, membawa plakat. Kalian tahu apa yang tertulis di situ? Kita harus mengelola perbankan dengan cara Muslim. Mereka mengatakan bahwa kita punya solusinya, sayang kita bahkan tidak tahu… Kalian paham maksud saya? Berbanggalah dengan agamamu, teman-teman…
English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/08/14/be-proud-of-your-religion/
[…] Indonesian Transcript: https://nakindonesia.wordpress.com/2018/08/14/bangga-dengan-islam […]
LikeLike