Suatu malam ketika semua orang terlelap dalam tidur. Seorang lelaki bangun dan menyalakan TV. Semua anggota keluarganya tengah nyenyak tertidur. Lalu dia menonton sesuatu yang kurang pantas. Tetiba, sebuah pintu terbuka dan putrinya muncul. Dia masih kecil, baru belajar berbicara. Ditatapnya Ayahnya. Ayahnya buru-buru mengambil remot untuk mematikan TV.

Putrinya berkata, “Engkau sungguh memalukan Ayah, sungguh memalukan…”

Kemudian dia berlalu kembali ke kamarnya. Setelah mematikan TV, lelaki itu, kata-kata itu terngiang di kepalanya, “Engkau sungguh memalukan Ayah, sungguh memalukan…”

Air mata luruh jatuh dari kedua matanya, dia begadang hingga subuh tiba, menangis. Lalu dia pergi ke masjid dan salat, bersama para jamaah, air matanya mengalir deras. Beberapa jamaah yang belum pernah melihatnya pada salat subuh, mereka bertanya, “Anda tidak apa-apa, saudaraku?”

Jawabnya, “Saya baik-baik saja.”

Salah seorang teman karibnya datang dan bertanya, “Kamu baik-baik saja?”

Dia menangis dan menjawab, “Selama 20 tahun, inilah sujud pertamaku kepada Allah subhanahu wa ta’ala.”

Karena putrinya, putrinya yang tetiba muncul dan berkata engkau sungguh memalukan Ayah. Pagi itu dia berangkat ke kantor, tentunya dalam keadaan lelah karena tidak cukup tidur pada malamnya. Isterinya mencoba menelponnya, tapi tidak bisa.

Sesampainya di rumah isterinya berkata, “Sayang, putri kita telah meninggal.”

Putrinya meninggal dunia. Kata-kata itu kembali terngiang, ucapan terakhir putrinya kepadanya, “Engkau sungguh memalukan Ayah, sungguh memalukan…”

Sepanjang hari ini, kata-kata itu, ucapan terakhirnya… “Engkau sungguh memalukan Ayah.”

Lalu dia pergi menguburkannya, dia baringkan putrinya di kuburnya. Ketika membaringkan putrinya dia tersenyum, teman-temannya menatapnya dan bertanya, “Mengapa kamu tertawa?”

Padahal dia sudah menangis begitu lama, sekarang ketika menguburkan putrinya dia malah tersenyum… Katanya, “Aku kuburkan putriku, namun dia telah meninggalkan cahaya di hatiku yang akan ada selamanya, insya Allah hingga Hari Kiamat.”

Sejak saat itu, dia menjadi lebih kuat dan selalu datang ke masjid. Dia berubah, Allah telah mengambil sesuatu darinya. Namun karena ucapan putrinya, dia berubah kembali baik. Selama 20 tahun dia tidak pernah sujud kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

“Engkau sungguh memalukan.”

Allah subhanahu wa ta’ala telah memberi kita semua waktu yang banyak untuk berubah, untuk memperbaiki diri kita. Cukup sudah. Sudah cukup lama kita tidak mematuhi Allah subhanahu wa ta’ala.

Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://www.kitabisa.com/nakindonesia

English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/07/26/shame-on-you-father/