[Transkrip Kartun Islami] Penjara vs Surga – Omar Suleiman


Ketika menimbang antara kesulitan dan kemudahan, kita senantiasa berkata, “Mengapa orang ini, yang nyata-nyata tidak beriman yang suka bicara negatif tentang Islam, yang sudah melakukan ini dan itu, mengapa hidup orang ini sungguh enak?

Dan mengapa hidup dia yang nyata-nyata beriman sulit?

Apa sebenarnya yang telah membalik keadaan? Begini skenarionya… Ulama mahsyur yang mengulas kitab Sahih Al-Bukhari adalah Ibnu Hajar Al Asqalani. Seorang ulama besar, kaya raya, selalu berpakaian perlente, dan dia juga berkedudukan sebagai hakim agung di Mesir. Dan bayangkan skenario ini…

Ibnu Hajar sedang berjalan di pasar. Dia adalah seorang pria yang sangat tampan, rupawan, dia terpelajar, dan dia berpakaian perlente, hidupnya enak, dia punya kedudukan tinggi di masyarakat, dan dia berjalan di pasar. Di sana ada seorang non-Muslim yang menjual minyak lampu, pakaiannya lusuh.

Lalu dia menyapa sang ulama, “Wahai Syekh, wahai ulama.

Sang ulama menjawab, “Ada apa?

Katanya, “Bukankah Nabimu shallallahu alaihi wa sallam bersabda, bahwa, ‘Ad-dunya sijnul mukmin, wa jannatul kafir’?

Dunia ini adalah penjara bagi orang beriman, tapi surga bagi mereka yang kafir.

Jawabnya, “Betul.

Katanya, “Jadi di surga macam apa saya berada, dan di penjara macam apa Anda berada?

Sungguh, lihatlah saya dan lihat diri Anda sendiri.

“Saya tidak percaya kepada Allah, saya tak peduli dengan hal itu, saya tidak peduli dengan agama Anda, dan kenyataannya saya hidup sengsara, berpakaian lusuh, mencoba mencari nafkah, menjual minyak untuk lampu para penduduk, sedangkan Anda, Masya Allah…”

Seorang ulama, seorang ‘alim.

“‘Laa hijratal ba’dal fath’, sepertinya tidak ada ulasan lain terhadap Bukhari yang lebih baik dari ulasan Anda.

Anda luar biasa!

Dan Anda hidup seperti ini?

Sungguh, dalam penjara macam apa Anda, dan surga macam apa yang saya diami?

Posisinya menjadi terbalik. Yang kafir bertanya kepada yang beriman, “Mengapa hidup Anda sangat enak, dan hidup saya sangat merana, padahal Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata sebaliknya?

Ibnu Hajar rahimahullah menjawab, katanya, “Ana binisbati limaa arjuuhu fil aakhirati min iman, ka anni fii sijjin.

Bagi saya, jika dibandingkan apa yang saya miliki, dengan apa yang saya harapkan akan diberikan Allah di akhirat, saya merasa terpenjara.

Subhanallah.

Dibanding apa yang saya inginkan dan harapkan akan diberikan Allah di akhirat, saya merasa seperti di dalam penjara.

Katanya, “Wa anta binisbati limaa yu’addu minal ‘adhaabi li anfaarika, ka annaka fii jannah.

Sedangkan bagi Anda, terkait dengan apa yang telah dijanjikan Allah bagi orang seperti Anda yang tidak mengakuiNya dan melakukan berbagai macam hal terlarang, yang Anda diami sekarang adalah surga.

Lalu pria itu mulai menangis. Dihampirinya Ibnu Hajar rahimahullah ta’ala dan pada akhirnya dia masuk Islam. Dunia adalah penjara bagi mereka yang beriman bukan berarti bahwa mereka pada dasarnya tidak bahagia dan tertekan di dunia ini.

Artinya, bahwa mereka yang beriman berharap begitu besar kepada Allah subhanahu wa ta’ala di akhirat. Dengan kemudahan yang datang kepadanya, dia berkata, “Alhamdulillah, namun saya takkan tertipu oleh dunia ini sehingga menganggapnya surga.

Dia menahan diri, dipenjarakannya dirinya dari hidup untuk memenuhi hawa nafsunya. Sebaliknya mereka yang berada di sisi lain, yang terus menolak Allah subhanahu wa ta’ala serta masih menjalani kehidupan yang keras, bahkan jika Allah memberinya sebuah istana pun, mereka tetap tidak akan bahagia. Mereka memang berada di dalam “surganya sendiri”, namun secara spiritual mereka berada di dalam penjara.

Benarlah bahwa, “Ad-dunya sijnul mukmin“, dunia adalah penjara bagi mereka yang beriman, maka jangan pernah membuat kesalahan tentangnya. Mereka yang menghubungkan dirinya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan mampu memahami betapa rapuhnya dunia, adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.

Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://www.kitabisa.com/nakindonesia

English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/07/24/prison-vs-heaven

2 thoughts on “[Transkrip Kartun Islami] Penjara vs Surga – Omar Suleiman

  1. Reblogged this on A Precious Life Footprint and commented:
    “… Dunia adalah penjara bagi mereka yang beriman bukan berarti bahwa mereka pada dasarnya tidak bahagia dan tertekan di dunia ini.

    Artinya, bahwa mereka yang beriman berharap begitu besar kepada Allah subhanahu wa ta’ala di akhirat. Dengan kemudahan yang datang kepadanya, dia berkata, “Alhamdulillah, namun saya takkan tertipu oleh dunia ini sehingga menganggapnya surga.”

    Dia menahan diri, dipenjarakannya dirinya dari hidup untuk memenuhi hawa nafsunya. Sebaliknya mereka yang berada di sisi lain, yang terus menolak Allah subhanahu wa ta’ala serta masih menjalani kehidupan yang keras, bahkan jika Allah memberinya sebuah istana pun, mereka tetap tidak akan bahagia. Mereka memang berada di dalam “surganya sendiri”, namun secara spiritual mereka berada di dalam penjara.

    Benarlah bahwa, “Ad-dunya sijnul mukmin“, dunia adalah penjara bagi mereka yang beriman, maka jangan pernah membuat kesalahan tentangnya. Mereka yang menghubungkan dirinya kepada Allah subhanahu wa ta’ala, dan mampu memahami betapa rapuhnya dunia, adalah orang yang paling bahagia di dunia ini.”

    Like

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s