Mengapa mempelajari Sirah (Sejarah kehidupan Nabi)? Mengapa kita harus tertarik dengan Sirah? Mengapa kita menghabiskan waktu di sini untuk memahami Sirah Nabi shallallahu alaihi wa sallam? Sangat banyak manfaatnya.
Pertama, poin yang terpenting adalah: Allah telah memerintahkan kita untuk mengenal beliau (Nabi shallallahu alaihi wa sallam). Hal ini adalah kewajiban yang Allah berikan kepada kita. Kita harus mengenal beliau shallallahu alaihi wa sallam, karena ada lebih dari 50 ayat dalam Al Qur’an yang memerintahkan kita untuk meneladani Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Diantaranya, (QS. Al-Ahzab ayat 21)
“Laqod kaana lakum,” “Sesungguhnya bagimu,”
“fii rosuulillaah,” “telah ada pada (diri) Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,”
“uswatun hasanah.” “suri teladan, perilaku yang sempurna.”
“Uswah” berarti sesuatu yang diikuti, “Hasanah” berarti sempurna.
Jadi, di dalam diri Nabi shallallahu alaihi wa sallam, kita memiliki teladan yang sempurna untuk diikuti. Dan karena itu, studi tentang kehidupan di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam adalah studi yang perlu kita pelajari. Dan hal yang menakjubkan, tidak peduli dari sudut mana kita melihat, kita bisa mendapatkan manfaat dari kehidupan di masa Nabi shallallahu alaihi wa sallam.
Dan dari kesempurnaan hikmah Allah adalah bahwa Allah mengirim seorang manusia, seperti kita (bukan malaikat), lahir dari seorang wanita, menikah dan memiliki anak, sama seperti kita. Tetapi yang berbeda adalah mereka (Nabi) dipilih oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala, dan mereka Allah jadikan panutan dan teladan.
Manfaat lain dari mempelajari Sirah adalah cara utama untuk meningkatkan cinta kita kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Cara utama, yang benar-benar tidak ada cara lain yang paling efektif untuk meningkatkan cinta kita kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam, selain dengan mempelajari kehidupannya dan zamannya.
Maka, dengan mempelajari Sirah, cinta kita kepada Nabi shallallahu alaihi wa sallam akan tumbuh dan sebaliknya, hal tersebut menunjukkan bukti rasa cinta kita kepadanya. Kondisi yang timbal balik. Ketika kita mempelajari Sirah, cinta kita akan tumbuh; agar cinta kita tumbuh, kita perlu mempelajari Sirah. Dan jika kita benar-benar mencintai beliau (shallallahu alaihi wa sallam), kita akan mempelajari kehidupannya. Karena tanda mencintai seseorang adalah dengan mencari tahu lebih banyak tentangnya.
Tanda mencintai seseorang dengan ingin tahu lebih banyak tentang orang itu. Ini suatu hal yang alamiah (sifat manusia). Memahami Sirah juga membantu kita untuk memahami Al Qur’an. Karena Al Qur’an adalah Kitab yang sangat kompleks dan mendalam. Dan Al-Qur’an tidak bisa dipahami tanpa adanya konteks. Tanpa konteks kita tidak dapat memahaminya.
Jadi, dengan mempelajari Sirah, Al Qur’an mendapatkan pemaknaan yang mendalam. Tanpa Sirah, Al Qur’an berada di luar konteks. Dan tanpa konteks kita tidak bisa menghargai Al Qur’an.
Manfaat lain dari mempelajari Sirah: Sirah menumbuhkan harapan, memberikan semangat, dan memberkahi kita dengan optimisme.
Terutama di zaman sekarang, ketika kita menghadapi Islamophobia, kita menghadapi “sedikit” persekusi. Wallahi menyebutnya sebagai persekusi sungguh memalukan, jika melihat perlakuan yang diterima Nabi shallallahu alaihi wa sallam dan para Sahabat. Kita di Amerika tidak diperlakukan seperti itu.
Namun, waktu telah berubah selama 10 tahun terakhir, dan yang terjadi sekarang, kita menghadapi sedikit “permusuhan”. Kita membutuhkan arahan dan sumber optimisme. Dengan mempelajari Sirah, kita dapat memahami orang-orang sebelum kita mengalami penderitaan jauh lebih besar. Dan kita bisa membandingkan cobaan dan ujian yang dihadapi dengan cobaan dan ujian mereka.
Mari kita pikirkan! Nabi shallallahu alaihi wa sallam mendengar kisah para Nabi sebelumnya, pengaruh apa yang diberikan kisah-kisah tersebut kepadanya? Kisah-kisah itu memberikan optimisme, meningkatkan keimanannya. Lalu bagaimana dengan kita? Bukankah kita lebih membutuhkan sejarah kehidupan mereka? Bahwa iman kita akan naik ketika kita mempelajari kehidupan Nabi shallallahu alaihi wa sallam?
Mempelajari kehidupan generasi sebelumnya dari para Nabi Allah, ini memberi manfaat yang dapat langsung dirasakan.
“Linutsabbita bihii fu`aadaka.” (QS. Al-Furqan 32)
“Untuk memperkuat hatimu dengannya.” (meningkatkan iman)
Manfaat lain dari mempelajari Sirah, dan ini sesuatu yang banyak dari kita tidak benar-benar memikirkannya: Sirah itu sendiri adalah mukjizat Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Ketika seseorang bertanya kepadamu, apa mukjizat Nabi shallallahu alaihi wa sallam?
Kita akan berpikir: terbelahnya bulan, pohon yang dapat berbicara, dan lainnya. Kita tidak berpikir sebenarnya kehidupan beliau SELURUHNYA sebuah keajaiban, dari awal sampai akhir hidupnya. Seluruh hidupnya adalah tanda bahwa Ia adalah seorang Nabi Allah.
Dia datang dari daerah yang kurang terdidik (tidak mengenal baca tulis -red). Namun Ia muncul dengan menyampaikan pesan yang dalam, sebuah kitab suci, yang dibaca dengan fasih yaitu Al Qur’an. Dari mana asalnya? Dan selain itu, kesabarannya, ketekunannya, kesuksesannya… datang di tengah peradaban pagan kuno, yang sebenarnya sama sekali tidak ada peradaban.
Mereka bahkan tidak memiliki naskah, gedung bertingkat, perpustakaan, bahkan tidak bisa membaca dan menulis. Namun Nabi shallallahu alaihi wa sallam datang dari tengah-tengah bangsa yang terbelakang, tidak berpendidikan, tidak beradab, dan barbar.
Kita akan membicarakan hal ini minggu depan, Mereka benar-benar bangsa barbar. Dan dalam kurun waktu 50 tahun, dalam 20 tahun lihatlah apa yang terjadi. Dalam 50 tahun Islam mulai menyebar, dalam seratus tahun Islam menguasai dunia.
Ini adalah mukjizat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan Sirah adalah awal dari mukjizat itu. Bagaimana ia hidup, besarnya kekuatan yang dimiliki tetapi ia menjalani hidupnya dengan kesederhanaan. Pengorbanan yang akan dilakukan Sahabat, seandainya ia perintahkan mereka (tetapi ia tidak melakukannya).
Dan mustahil bagi seorang manusia untuk tidak terpengaruh oleh kekuatan, kemewahan, kekayaan, kecuali dari seorang yang memiliki ketulusan hati yang murni dalam dirinya. Ketulusan murni yang meyakini bahwa segala yang dilakukan adalah hanya karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala.
Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://www.kitabisa.com/nakindonesia
English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/07/20/why-study-seerah/
[…] Indonesian Transcript: https://nakindonesia.wordpress.com/2018/07/20/-mengapa-mempelajari-sirah […]
LikeLike