Jika kita menghadapi cobaan, maka kita akan bertanya mengapa cobaan itu menimpa kita. Kepada kita lalu dikatakan karena ada pahala besar dibaliknya, jika kita bisa menghadapinya sebagaimana yang diajarkan Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Hadis Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, “Sungguh Dia menguji mereka yang dicintaiNya.”
Ketika ahlul afiyah (mereka yang tidak mengalami kesulitan di dunia) melihat pahala yang diberikan Allah nanti kepada ahlul bala’ (mereka yang mengalami kesulitan di dunia), mereka berharap dikembalikan ke dunia dan mengiris kulit mereka, karena Allah sendirilah yang menenangkan dan memberi pahala yang sangat banyak bagi ahlul bala’ yang saleh.
Apakah ini satu-satunya cara untuk memperoleh kesenangan dari Allah subhanahu wa ta’ala? Bagaimana kita menghubungkan hal ini dengan doa “Rabbanaa aatinaa fiddunya hasanah wa fil aakhirati hasanah, waqinaa ‘adzabannaar“, “Ya Allah kami memohon yang terbaik di dunia ini dan akhirat, serta dilindungi dari neraka.”
Salam ibnu Muti’ berdoa sebagai berikut:
اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ بَلَغْتَ أَحَداً مِنْ عِبَادِكَ الصَّالِحِيْنَ دَرَجَةً بِبَلَاءٍ فَبَلِّغْنِيْهَا بِالعَافِيَةِ
“Ya Allah, jika Engkau telah menghadiahkan sesiapapun dari hambaMu yang saleh sebuah tempat karena ujian yang dihadapinya, maka berikanlah tempat itu kepadaku dengan menghindarkanku dari ujian itu.”
Allah mampu memberikan kepada kita yang terbaik di dunia ini dan yang terbaik di akhirat. Jangan minta ujian kepada Allah, namun di saat yang sama santunlah ketika Allah menguji kita karena mungkin saja satu-satunya cara bagi kita untuk memperoleh posisi itu, yakni melalui ujian tersebut.
Jika Anda bermohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala sadarilah bahwa Anda memohon kepada Tuhan yang Maha Penyayang dan mampu melakukan segalanya, maka mintalah yang terbaik.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=pEQzh340n98
Resume oleh Key