Al-Mutarraf ibn Abdullah berdoa:
اللَّهُمَّ لا تَجْعَلْنِيْ عِبْرَةً لِغَيْرِيْ ، وَلا تَجْعَلْ أَحَداً أَسْعَدَ بِمَا عَلَّمْتَنِيْ مِنِّيْ
“Ya Allah, jangan jadikan aku pelajaran bagi yang lain, dan jangan biarkan seorang pun memperoleh manfaat lebih banyak dari pada apa yang telah Engkau ajarkan padaku.”
Nabi shallallahu alaihi wa sallam mengatakan, beberapa jenis tanah yang subur dengan mudahnya menyerap air dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat. Terkadang hujan itu menghantam tanah yang keras, sehingga tidak ada yang dihasilkannya bahkan tanah itu sendiri pun tidak memperoleh manfaat. Terkadang tanah itu seperti mangkuk yang menampung hujan memberi manfaat kepada yang lain tapi tidak kepada dirinya sendiri.
Begitulah halnya petunjuk. Kita tidak ingin sekedar menjadi sarana pemberi manfaat bagi yang lain, atau tanah keras yang tidak menerima dan tidak memberi manfaat apapun. Kita ingin menjadi tanah subur yang menyerap dan memberi manfaat kepada yang lain.
Doa ini memohonkan agar kita tidak dibiarkan menjadi contoh sebuah kemunafikan dan pada saat yang sama berharap agar kita memperoleh manfaat terbanyak dari semua ilmu yang kita ajarkan kepada orang lain. Jangan menjadi seseorang yang meninggalkan apa yang telah dia ajarkan.
Allah mengatakan, “Wahai kalian yang beriman, mengapa kalian mengatakan sesuatu yang tidak kalian lakukan?”
Jadi kita seharusnya melakukan sebanyak yang kita mampu dari apa yang telah kita ajarkan, bahkan lebih dari mereka yang telah kita ajari. Tidak sekedar mengajarkan sesuatu dalam kapasitas apapun meski sesederhana berbagi status Facebook.
Selalu mohonkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala ilmu yang bermanfaat, dan jadikan itu petunjuk bagi orang lain sambil menjaga agar diri kita sendiri tidak menjadi sesat.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=IN3qvz2bmpI
Resume oleh Key