[MFA2018] Di Balik Doa yang Tak Terkabul – Dessy Natalia


Ada yang terlupakan ketika berdoa. Kadang, kita lupa bahwa doa adalah bentuk komunikasi kita dengan Sang Maha Pencipta. Ternyata ada makna yang lebih dalam daripada hanya sekedar meminta sesuatu, yaitu makna berbicara dan berkomunikasi dengan Allah. Oleh karena itu, sering kali dikatakan bahwa jika ingin berdialog dengan Allah, sering-seringlah berdoa dan membaca Alquran, karena ayat Al Quran adalah cara Allah berbicara dengan kita.

[MFA2018] Di Balik Doa yang Tak Terkabul - Dessy Natalia

Sudah menjadi fitrah manusia pula, ketika kita ingin semua doa kita terkabul. Ya, tidak ada yang salah dengan keinginan tersebut, bukan? Namun, ketika doa kita tak kunjung terkabul padahal hidup kita sedang dalam kesempitan, kita lantas bertanya-tanya, “Apakah Allah tak mendengar doaku? Apakah Allah tidak suka padaku?

Jika menghadapi kegalauan seperti ini, hal pertama yang harus kita ingat adalah Allah pasti mendengar doa-doa kita, karena Allah itu Maha Pendengar dan Allah itu selalu tahu apa yang dinyatakan dan tidak dinyatakan hamba-Nya. Jangan pernah meragukan hal itu.

Yang kedua, terkabul atau tidak terkabulnya doa kita, tidak ada hubungannya dengan suka atau tidak sukanya Allah dengan kita. Satu hal yang pasti, jika ada yang paling mencintai kita melebihi orangtua atau pasangan kita, Dialah Allah. Tak ada cinta yang lebih besar daripada cinta-Nya Allah pada kita.

Lalu, mengapa doa kita tidak terkabul?

Untuk memahami hal tersebut, mari kita ingat kisah-kisah dan doa-doa yang tercantum dalam Al Quran, seperti doa Nabi Ibrahim yang sangat fenomenal, doa Ibunda Nabi Musa ketika menghanyutkan bayinya ke sungai, doa Nabi Musa yang berdoa ketika kesempitan melanda hidupnya, doa Nabi Yunus di dalam perut ikan paus, doa Nabi Yusuf dan banyak lagi.

Dari doa-doa tersebut, ada sebuah doa yang menarik perhatian saya, doa yang pernah dibahas oleh Ustad Nouman Ali Khan (NAK), yaitu doa Maryam, Ibunda Nabi Isa, ketika hendak melahirkan. Doa tersebut terekam di dalam Al Quran surat Maryam ayat 23:

فَأَجَآءَهَا ٱلْمَخَاضُ إِلَىٰ جِذْعِ ٱلنَّخْلَةِ قَالَتْ يَـٰلَيْتَنِى مِتُّ قَبْلَ هَـٰذَا وَكُنتُ نَسْيًۭا مَّنسِيًّۭا

Kemudian rasa sakit akan melahirkan memaksanya (bersandar) pada pangkal pohon kurma, dia (Maryam) berkata, “Wahai, betapa (baiknya) aku mati sebelum ini, dan aku menjadi seorang yang tidak diperhatikan dan dilupakan.

Di dalam doa tersebut, Maryam meminta kematian terhadap dirinya dan berharap agar dirinya terlupakan dari ingatan orang-orang yang pernah mengenalnya. Tentunya doa ini sangat kontras dengan Rasulullah yang mengatakan bahwa kita dilarang meminta kematian.

Hal ini menjadi lebih menarik ketika Maryam adalah sosok perempuan yang sangat dicintai Allah sehingga doa-doanya selalu dikabulkan. Lalu, bagaimana dengan doa pada ayat tersebut? Apakah dikabulkan oleh Allah? Tentu saja jawabannya: tidak.

Allah tidak mengabulkan doa tersebut, bukan karena tidak mendengarkan doa Maryam, juga bukan karena tidak suka pada Maryam. Allah memiliki rencana besar untuk Maryam, sehingga kelak dirinya menjadi salah satu wanita termulia di sejarah manusia.

Pada masanya, masyakarat di sekitar Maryam mungkin melihat Maryam sebagai wanita tak terhormat karena memiliki anak tanpa suami. Namun di mata Allah, ia adalah wanita mulia yang diabadikan Allah dengan cara penyantuman namanya di setiap penyebutan Nabi Isa di dalam Al Quran, “Isabna Maryam, Isabna Maryam.. Isa bin Maryam, Isa bin Maryam..

Pada penjelasannya, Ustad Nouman juga mengingatkan kita bahwa setiap kejadian yang menimpa kita, baik atau buruk, pasti membawa manfaat bagi kita atau untuk orang lain. Ada manfaat yang langsung kita dapatkan, ada pula yang ditangguhkan Allah tidak diketahui sekarang, namun dapat dirasakan beberapa waktu setelahnya. Atau pada kasus Maryam, mungkin baru bisa dirasakan berabad-abad setelahnya! Masya Allah..

Hal ini jadi mengingatkan saya ketika sedang mengerjakan latihan pada Workshop Forgiveness Therapy minggu lalu. Fasilitator pada workshop tersebut meminta peserta untuk menuliskan keburukan dan kebaikan yang didapatkan dari sebuah pengalaman traumatis yang pernah peserta hadapi. Dan ternyata, sebagian besar peserta, termasuk saya, merasakan lebih banyak kebaikan daripada keburukan dari kejadian tersebut. Masya Allah..

Ayat di atas tentang respon Allah terhadap do’a Maryam ini menjadikan saya semakin yakin pada takdir Allah, bahwa setiap yang Allah berikan itu pasti baik. Dan saya juga semakin yakin bahwa kita tidak boleh berputus asa dari rahmat Allah. Terus berdoa, terus berdialog dengan Allah dan perbanyak tadabbur Al Quran.

Semoga kita selalu dimampukan Allah untuk bersabar dalam menghadapi ujian kehidupan dan selalu bersyukur untuk semua yang Allah gariskan dalam hidup kita. Aamiin..

One thought on “[MFA2018] Di Balik Doa yang Tak Terkabul – Dessy Natalia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s