Jaabir radiyallahu ta’ala anhu mengisahkan tentang seorang lelaki dari bangsa Israil, yaitu bangsa sebelum bangsa kita (bangsa Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam). Ketika sedang berjalan lelaki ini tetiba merasakan momen penyesalan akan dosa-dosanya, maka dia berdoa kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan mengatakan:

“Ya Allah, Engkau adalah Engkau, dan aku adalah aku; Engkau adalah Yang senantiasa mengampuni, dan aku adalah yang senantiasa melakukan dosa, maka ampunilah aku!”

Lelaki itu lalu tersungkur dan bersujud. Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, lalu sebuah suara lalu memanggil lelaki itu, “Kamu adalah yang senantiasa berbuat dosa, dan Aku adalah yang senantiasa mengampuni, maka Aku sudah mengampunimu!” Lalu dia menengadahkan kepalanya. Allah subhanahu wa ta’ala benar-benar telah mengampuninya.

Sebenarnya sebuah doa adalah sangat sederhana. Seringkali ketika berdoa kita berpikir tentang kata-kata puitis atau tentang nama-namaNya. Namun di sini lelaki ini berdoa dengan sederhana, Engkau adalah Engkau dan aku adalah aku; Engkau adalah Yang senantiasa mengampuni, dan aku adalah yang senantiasa melakukan dosa, maka ampunilah aku. Terkadang memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan cara yang sangat sederhana adalah sarana untuk memperoleh ampunanNya, dan memperoleh tepat seperti apa yang kita pintakan.

Sadarilah bahwa setiap kali kita akan memanjatkan sebuah doa, Dia tahu persis apa yang akan kita pinta dan seperti apa rasa yang sedang berkecamuk di dalam dada kita. Kita hanya berusaha menyampaikannya dengan cara yang paling sempurna yang kita bisa. Namun poin penting dari doa tidak hanya sekedar permintaan, tapi apa yang terjadi di dalam proses meminta itu yaitu terhubung dengan Allah subhanahu wa ta’ala, serta kesadaran dalam proses itu.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala Yang Maha Pengampun mengampuni setiap hambanya yang penuh dosa ini. Allahumma aamiin.

Sumber: https://www.facebook.com/imamomarsuleiman/videos/1906994529320579/

Resume oleh Key