Tulisan lama tentang Lailatul Qadr, hasil resume dari salah satu lecture Syaikh Yasir Qadhi yang berjudul “The Night of Decree: Laylatul Qadr”. Kalo TLDR baca tulisannya, diliat dari screenshot slide-nya mudah-mudahan sudah cukup menggambarkan. Semoga bisa menambah semangat menyongsong malam ke-25 hari ini dan malam-malam selanjutnya hingga di penghujung Ramadan..
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS Al Qadr 1-5]
LAILATUL QADR: THE BLESSING OF THIS UMMAT
Konsep Lailatul Qadr adalah blessing of this ummat. Seperti halnya konsep THR buat yang jadi karyawan (yang sangat kita nanti beberapa hari ini hehe) adalah anugerah yang diberikan perusahaan untuk kita mempersiapkan hari raya. Sulit untuk menjelaskan dengan kata-kata untuk menggambarkan luar biasanya malam ini. Tidak ada malam yang lain yang di-hightlight Allah dengan eksklusif selain malam ini sampai-sampai ada satu surah khusus yang dedicated membahas tentang ini, agar kita tau sepenting apa Lailatul Qadr ini.
Kenapa disebut blessing? Karena dulu banyak para sahabat mengeluh dengan kaum-kaum terdahulu yang umurnya panjang, ada yang umurnya 100, 200 tahun, 250, 500, hingga 900 tahun dalam sebuah riwayat umur Nabi Nuh dan kaumnya. Mereka khawatir tidak ‘kebagian’ syurga karena jumlah amal ibadah mereka kalah dengan ummat-ummat terdahulu yang life span-nya panjang.
Disinilah Allah menciptakan momen khusus untuk ummat Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, sebuah malam yang ekuivalen bahkan lebih dari 1000 bulan. The night of QUALITY and QUANTITY of worship.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.” [Al Qadr:1]
Ya, Allah menurunkan Al Qur’an di Lailatul Qadr (by the way ‘Lailatul Qadr’ aja ya, bukan malam Lailatul Qadr, nanti artinya jadi ‘Malam-malam Qadr’). Lailatul Qadr menjadi spesial karena diturunkannya Al Qur’an di malam tersebut. Allah jadi malam tersebut sebagai malam yang diberkahi.
Di ayat pertama, ada beberapa diksi yang menarik untuk dibahas.
1. ‘Inna anzalna‘, Allah menggunakan kata ‘Kami’ bukan ‘Aku’. Memiliki dua makna yaitu plurality respect dan secara literal bahwa Al Qur’an Allah turunkan tidak sendiri, namun Allah memerintahkan kepada Malaikat Jibril membantuNya. Plurality aspect bermakna, ketika Allah menunjukkan kebesaranNya, keagungan dan kemulianNya, Allah menggunakan kata “We” bukan “I“.
Seperti contoh-contoh di kerajaan-kerajaan sering kita denger kalo nonton film,
“We have declared…”
“This is our land…”
2. Makna Qadr secara bahasa setidaknya memiliki tiga makna.
– ‘Dzu Sa’nin Adzim‘, yang juga Allah mention di QS Adh Dukhon: 3 , yang bermakna Majesty, Dignity, Night of Majesty, Night of Izzah. KEMULIAAN.
– Qadr juga bermakna PADAT atau penuh, istilah dari Syaikh Yasir Qadhi “restricted / constrainted“. Kenapa? Karena di malam itu akan menjadi malam yang sangat padat/penuh karena jumlah malaikat sangat banyak yang turun ke Bumi. Insya Allah kita akan bahas lebih lanjut di ayat ke-4
– Qadr juga bermakna Destiny atau TAKDIR. Dimana di malam ini juga akan ditentukan takdir setiap orang. Insya Allah kita akan bahas lebih lanjut setelah ini.
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS Al Qadr 1-3]
Satu lagi mukjizat bahasa Al Qur’an yang luar biasa di sini. Allah menyebutkan 3 kali kata “Laylatul Qadr”, tidak sekedar kata ganti “malam itu”. Saking spesialnya. Sama seperti kalo lagi ada diskon atau promo, biasanya akan disebut terus menerus. Hari Senin harga naik dan seterusnya.
Lalu di sini Allah menggunakan kata ‘adrooka’, bukan ‘yudriika’. Seperti dalam surah Abasa ayat 3, Al Ahzab ayat 63, dan Asy Syura 17.
Kalau Allah menggunakan ‘adrooka‘ maka HANYA Allah subhanahu wa ta’ala yang dapat memahami dengan sempurna. Dengan pemahaman akal manusia secerdas apapun tidak akan pernah bisa menjangkau MAKNA YANG UTUH dari penjelasan tersebut. Masyaa Allah..
Namun, Allah berikan hint di sana untuk kita bisa membayangkannya.
“Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.” [QS Al Qadr 1-3]
Min alfi syahr. Bahwa Laylatul Qadr adalah malam yang lebih baik dari 1000 bulan. Tapi sekali lagi ini hanya hint atau analogi yang Allah berikan agar kita bisa menangkap artinya karena Lailatul Qadr is BEYOND OUR UNDERSTANDING. Makna sesungguhnya, menjelaskan sebuah makna kebaikan yang infinite. TAK BERHINGGA. Tak terjelaskan luar biasanya. La haula walaa quwwata illa billah..
Tapi kita bisa mencoba memahaminya literally dari makna “malam yang lebih dari seribu bulan”. Jadi ingat LEBIH BAIK, bukan ekuivalen dengan 1000 bulan.
LAILATUL QADR: MALAM YANG SANGAT ‘RIUH’
Buat pernah ke Puncak Bogor, membayangkan jalan ke sana bawa kendaraan setiap weekend, atau di jalan di kawasan wisata Dago Bandung (kayaknya sih mudah-mudahan gak sotoy) pasti macet dan padatnya naudzubillahi min dzalik. Tapi ada kepadatan yang justru kita akan sukai bahkan sangat mengharapkannya.
“Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” [QS Al Qadr 4]
Makna kata ‘Tanazzalul malaaikah’ berarti frequent quantity, sejumlah malaikat turun terus menerus dari langit ke bumi. BATCH OF ANGELS IS COMING DOWN. Terus menerus dan tidak berhenti selama malam itu.
Berapa jumlah malaikat yang turun? Tidak ada yang tau persis tentunya selain Allah. Yang jelas di setiap air yang turun dari hujan, malaikat pun turun. Setiap manusia yang meninggal pun juga ada malaikat.
Berapa jumlahnya? Dalam surah Al Mudatsir 31: “Wa maa ya’lamu junuuda robbika illa huwa.” Dan tidak ada yang mengetahui tentara Tuhanmu melainkan Dia sendiri.
Lalu kenapa kita harus peduli bahwa para malaikat ini turun? Jawabannya sederhana, karena dengan turunnya malaikat maka juga SIMULTAN dengan datangnya mercy, blessing, rahmah dari Allah subhanahu wa ta’ala… Masyaa Allah.
Tidak sampai di situ saja, di malam itu juga akan dihadiri oleh sosok yang agung. Ruh yang mulia, yang diberikan kemuliaan bertemu dengan semua Rasul untuk membawa wahyu. Dialah Malaikat JIBRIL alaihissalam. Ia turun di malam tersebut! THE ONLY TIME!
Para salafus shalih dulu banyak berdoa, “Aku berlindung kepada Allah agar tidak tertidur ketika Jibril sedang mengunjungiku.” Disinilah pentingnya kita untuk terjaga di 10 hari terakhir atau tidur sangat sedikit sekali. 🙂
“Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [QS Al Qadr 5]
Allah menjelaskan “Salaamun hiya” bukan “Hiya Salaam“. “Hiya” adalah sebuah kata tunjuk yang umumnya diletakkan didepan sebelum kata objeknya. Seperti “Hadza kitaabun“, artinya “Ini kitab”. “Hadzihii mistorotun“, artinya “Ini penggaris”.
Tapi di sini Allah menjelaskan kata “Salaam” di depan dan “Hiya” setelahnya yang memiliki makna Mubtada’ & Khobar. Singkatnya, struktur kalimat ini menjelaskan penekanan Allah SWT akan kedamaian, kemuliaan yang luar biasa di malam tersebut.
Dan seluruh kehebatan ini, kedamaian ini hanya sampai fajar. Malam yang sangat pendek. Hatta mathla’il fajr. MAKA JANGAN SIA-SIAKAN!
Sejak maghrib sudah stand by di masjid, perbanyak ibadah. Sahurnya juga jangan banyak-banyak, cepat-cepat aja..Khawatir lailatul qadr datang pas kita lagi makan, pas lagi ngobrol-ngobrol pula 😀
Semoga Allah anugerahkan Lailatul Qadr kepada kita di Ramadan tahun ini…
Sumber:
https://www.facebook.com/BigZaman/posts/10212445074023852
https://www.instagram.com/p/BjyYQVtlMxS/
Resume oleh Big Zaman