Ini adalah riwayat dari Muadz bin Jabbal radiyallahu ta’ala anhu. Nabi shalallahu alaihi wassalam sedang berjalan di sekitar masjid, memperhatikan para sahabat berdoa, memonitor doa mereka, dan memberi komentar apa yang boleh dan tidak boleh mereka doakan.

Seorang lelaki berdoa, “Ya Allah, aku mohon nikmat yang sempurna.”

Nabi bertanya apa yang dimaksudkannya dengan nikmat yang sempurna. Katanya, “Aku berharap kebaikan dengan doa ini.”

Nabi lalu mengatakan bahwa sesungguhnya kesempurnaan nikmat adalah keselamatan, masuk ke dalam surga dan dilindungi dari neraka. Dalam hal ini Nabi tidak menyalahkan doanya, namun menyuruhnya untuk memastikan bahwa kesempurnaan yang dimintanya itu adalah keselamatan, yaitu dijauhkan dari neraka dan masuk ke dalam surga.

Lalu Nabi melewati lelaki yang lainnya, yang berdoa, “Wahai Pemilik Keagungan dan Kemuliaan” ( يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ ). Ini sering diucapkan Nabi saat beliau berdoa. Nabi lalu menjawab, kamu sudah di tanggapi, ucapkanlah doamu.

Kemudian Nabi juga mendengar lelaki yang lain berdoa, “Ya Allah aku memohon kesabaran.”

Saya seringkali ditanyai tentang bolehkah kita meminta diberi kesabaran? Nabi shalallahu alaihi wassalam menjawab, “Kamu sudah meminta Allah diberi kesulitan, maka mintalah diberi kemudahan (afiyah).”

Banyak hal yang bisa dipelajari dari doa ini. Bukankah kita ingin menjadi bagian orang-orang yang sabar dan mencapai derajat kesabaran? Bukankah Nabi mengatakan bahwa Allah tidak pernah memberi hambanya hadiah yang lebih mahal dan lebih sempurna dari sabar?

Lalu mengapa beliau mengatakan jangan minta sabar tapi mintalah afiyah. Ini bukan terkait dengan kualitas kesabaran atau kedudukan sebagai orang sabar. Namun jika kita dalam situasi mengalami kesulitan, alih-alih memohon Allah untuk memberi kesabaran, mintalah Dia untuk menghilangkan cobaan, dan perlihatkan kesabaran terhadap apapun yang datang kepada kita setelahnya.

Sumber: https://www.facebook.com/imamomarsuleiman/videos/1900808449939187/

Resume oleh Key

————–

[ 🤲 Day 20 Du’a ]

حَدَّثَنَا مَحْمُودُ بْنُ غَيْلاَنَ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، حَدَّثَنَا سُفْيَانُ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، عَنْ أَبِي الْوَرْدِ، عَنِ اللَّجْلاَجِ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ، قَالَ سَمِعَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً يَدْعُو يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ تَمَامَ النِّعْمَةِ . فَقَالَ ” أَىُّ شَيْءٍ تَمَامُ النِّعْمَةِ ” . قَالَ دَعْوَةٌ دَعَوْتُ بِهَا أَرْجُو بِهَا الْخَيْرَ . قَالَ ” فَإِنَّ مِنْ تَمَامِ النِّعْمَةِ دُخُولَ الْجَنَّةِ وَالْفَوْزَ مِنَ النَّارِ ” . وَسَمِعَ رَجُلاً وَهُوَ يَقُولُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ فَقَالَ ” قَدِ اسْتُجِيبَ لَكَ فَسَلْ ” . وَسَمِعَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم رَجُلاً وَهُوَ يَقُولُ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الصَّبْرَ . فَقَالَ ” سَأَلْتَ اللَّهَ الْبَلاَءَ فَسَلْهُ الْعَافِيَةَ ”

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنِيعٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنِ الْجُرَيْرِيِّ، بِهَذَا الإِسْنَادِ نَحْوَهُ . قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ

Mu`adh bin Jabal narrated that the Prophet heard a man supplicating, saying: “O Allah! Verily, I ask You for the bounty’s completion (Allāhumma, innī as’aluka tamāman-ni`mah).” So he said: “What thing is the bounty’s completion?” He said: “A supplication that I made, that I hope for good by it.” He said: “Indeed, part of the bounty’s completion is the entrance into Paradise, and salvation from the Fire.” And he heard a man while he was saying: “O Possessor of Majesty and Honor (Yā Dhal-Jalāli wal- Ikrām)” So he said: “You have been responded to, so ask.” And the Prophet heard a man while he was saying: “O Allah, indeed, I ask You for patience (Allāhumma, innī as’alukaṣ-ṣabr)” He said: “You have asked Allah for trial, so ask him for Al-`Āfiyah.”

Sumber: https://www.facebook.com/imamomarsuleiman/videos/1900808449939187/?comment_id=1900821436604555&comment_tracking=%7B%22tn%22%3A%22R0%22%7D