Ali Banat dilahirkan di Sydney. Dia di diagnosa mengidap kanker stadium 4 yang telah menjalari seluruh tubuhnya, dan di vonis hanya memiliki beberapa bulan untuk hidup. Bagi banyak orang ini sama halnya dengan dijatuhi hukuman mati. Tapi tidak demikian dengan Banat. Baginya, penyakit ini tidak lain adalah hadiah dari Allah.
“Pada titik ini dalam kehidupan saya, Alhamdulillah saya telah dihadiahi Allah dengan penyakit kanker yang menjangkiti seluruh tubuh saya yang memungkinkan saya untuk merubah total hidup saya untuk menolong orang lain,” ujarnya kepada Mohamed Hoblos dari Living Muslim, sambil mengusap air matanya.
Segera setelah menerima berita ini, dia menjual usahanya, meninggalkan gaya hidupnya yang mewah dan semua harta bendanya yang paling berharga menuju sebuah misi baru yaitu meninggalkan dunia dan bekerja untuk akhirat.
Ali dengan rendah hati mendedikasikan sisa hidupnya untuk menolong mereka yang berada dalam kondisi yang sangat tidak menguntungkan dengan mendirikan sebuah program amal bernama MATW Project (Muslims Around The World) yang telah merubah kehidupan banyak orang.
Ali Banat mempersiapkan dirinya untuk menghadapi hari kematiannya. Disingkirkannya mobil-mobilnya yang terdiri dari searmada Ferrari Spider, termasuk jam tangan mewahnya, bahkan pakaiannya. Dibawanya semuanya keluar negeri dan diberikannya kepada banyak orang. “Saya ingin meninggalkan dunia ini tanpa apa-apa,” katanya.
Banat hidup di dalam kemewahan, mulai dari gelang yang dibuat oleh disainer seharga 60.000 dolar, jam tangan mahal, kacamata bermerk, serta sepatu kets mahal – beberapa diantaranya telah sampai kepada penduduk kurang mampu di Afrika.
Ali Banat mengatakan keinginannya untuk memiliki materi telah lenyap. “Mengendarai mobil seperti ini (Ferrari), tidak pernah lagi melintas di benak saya. Setelah tahu bahwa kamu sakit dan tidak punya banyak waktu lagi, wallahi ini adalah hal terakhir yang ingin kamu kejar. Kita telah mengejar tujuan yang keliru, kita baru menyadarinya setelah sakit, setelah seseorang mengatakan kamu tidak punya banyak waktu lagi. Barulah kita menyadari semua benda ini tidak memberi manfaat apapun.”
Dukungan dari Muslim di seluruh penjuru dunia telah disampaikan kepada Ali Banat, yang telah mendirikan sebuah organisasi amal yang membangun masjid dan sekolah di Afrika, dan akan terus dilanjutkan setelah dia wafat. Ide pendirian MATW muncul karena menyadari bahwa ketika meninggal hanya amallah yang akan dibawa, sedangkan semua hartanya akan ditinggalkan.
“Semua bermula saat saya menghadiri pemakaman seorang sahabat yang juga menderita kanker. Di sana saya berpikir bahwa tidak ada lagi yang menemani, baik ibu, ayah, saudara, dan harta. Yang ada hanyalah sedekah kita, satu-satunya yang akan menolong melewati masa di dalam kubur hingga kita mencapai tujuan akhir.”
Ali Banat yang sering menghabiskan waktu untuk mengunjungi pemakaman dalam rangka mempersiapkan diri untuk menghadapi kematiannya mengatakan kepada Living Muslim bahwa dia sudah siap untuk dibawa oleh malaikat maut.
“Saya dinasihati oleh salah seorang teman untuk menggunakan obat tertentu untuk mengurangi rasa sakit dan semacamnya. Subhanallah obat itu sangat kuat. Saya agak kelebihan dosis yang menyebabkan saya masuk ke dunia yang sama sekali berbeda, yang tidak saya kenal.”
“Itu sangat sulit bagi saya, dan subhanallah saya melihat hal-hal yang belum pernah saya lihat sebelumnya dan keluarga saya semuanya berdiri di sekeliling saya sambil menunjuk saya. Saya berkata, ‘Ya Allah bawalah saya’.”
“Yang saya lihat sungguh indah, saya ingin ikut, namun subhanallah esoknya saya terbangun dan gusar karena Allah tidak membawa saya kata Ali Banat dengan mata penuh air.”
Semoga Allah menjadikan surga adalah tujuannya.
Sumber: https://www.islamicpreacher.org/2018/06/the-man-who-inspire-millions-of-muslims_41.html
MATW Project: https://www.facebook.com/matwproject