Bismillah. Ayat favorit saya adalah Surat Fajr Ayat 30: “Dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(وَٱدْخُلِى جَنَّتِى)
Alasan suka ayat ini? Sebenarnya ayat ini berhubungan dengan ayat sebelumnya yaitu ayat 29:
(فَٱدْخُلِى فِى عِبَـٰدِى)
“Masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku.”
Ketika pertama kali tahu arti dari ayat 30, menurut saya di sini Allah subhanahu wa ta’ala sangat romantis sekali, menyuruh hamba-Nya untuk masuk ke dalam surga-Nya. Terdengar sangat lembut, penuh dengan kasih sayang, kemurahan hati, pengampunan dan mempunyai daya tarik untuk selalu diingat. Saya merasakan Allah menerima hamba-Nya apa adanya asalkan mereka bersedia untuk menjadi golongan dari hamba-hamba-Nya dengan ridho, serta memotivasi hamba-Nya untuk selalu berbakti kepada Allah subhanahu wa ta’ala.
Ustad Nouman Ali Khan pernah menjelaskan,
“The last coming is about Jannah. Enter my Jannah. Meaning Allah is want to show what special Jannah He had made for. Allah individually talk to the person who want to enter Jannah. Enter My Paradise, not enter paradise, this addressing individually. Allah individually addressing the person who enter Jannah, let me show you my Jannah. Allah is forcing us to picture ourselves in that paradise.”
Kata jannatii yang bermakna personal, Allah hendak menunjukkan kepada kita Surga-Nya, yang ia ciptakan untuk hamba-hamba-Nya.
Ayat ini memotivasi saya untuk berusaha menjadi golongan dari hamba Allah. Ayat ini mengingatkan saya di berbagai keadaan, agar mengupayakan segala kegiatan diniatkan hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala. Juga memotivasi saya untuk memperbaiki diri menjadi lebih baik setiap harinya hanya untuk Allah subhanahu wa ta’ala.
Upaya saya agar bisa menjadi hamba Allah yang lebih baik pertama-tama saya cari dan mendengar ceramah-ceramah dari YouTube, selain itu saya juga membiasakan mendengarkan Al Qquran digital. Rasanya lebih tenang di hati mendengarkan Al-Qur’an daripada mendengarkan musik.
Jadi saya sudah hapus semua file musik, film, drama, dan mengganti dengan Al Quran digital. Semuanya yang berhubungan dengan hiburan dunia tiba-tiba terasa membosankan. Lalu saya meniatkan untuk menggunakan hijab dengan hati yang ridho ikhlas tidak mengharap pujian manusia, insyaAllah diniatkan untuk Allah. Rasanya tidak ada yang menghalangi, hati jadi lapang, dan tidak ada rasa kuatir.
Saya tahu bedanya, karena dulu pernah pakai hijab tapi niatnya bukan karena Allah, itu rasanya tidak enak, hati jadi sempit karena memikirkan pendapat manusia. Saya juga belajar melihat suatu kejadian bukan dari kacamata duniawi tapi akhirat, apapun yang seorang hamba miliki sudah menjadi rencana Allah.
Sehingga kegagalan atau segala keinginan yang tidak tercapai sudah diatur oleh Allah. Tidak perlu sedih, hati menjadi lebih “legowo”, semuanya milik Allah dan akan kembali kepada Allah. Yang terakhir banyak-banyak mengingat Allah dan mohon ampun kepada Allah, karena dosa yang saya miliki banyak. Semoga dosa-dosa saya diampuni oleh Allah. Amin.