Seberapa besar keyakinan kita kepada doa?
Sering kita melihat seseorang yang sudah memanjatkan doa yang sangat indah, namun sayangnya belum apa-apa, begitu terucap doa itu langsung dia batalkan. Ini dikarenakan ketidakyakinannya pada doa yang telah dipanjatkannya atau ketidakpercayaannya kepada kekuatan Allah subhanahu wa ta’ala.
Ibnu Qayyim rahimahullah mengatakan, “Jika kamu benar-benar yakin kepada Allah subhanahu wa ta’ala ‘haqqa tawakkul,’ sepatutnya Dia diyakini, maka gunung pun mampu kamu pindahkan.”
Ada satu peristiwa yang terjadi di Basra (Irak) diriwayatkan oleh Abu Musa Al-Asy’ari rahimahullah. Dia menyaksikan sendiri peristiwa ini. Sebuah perkampungan terbakar. Penduduknya berlari ke pasar untuk memberi tahu tetangganya agar segera berlari pulang untuk menyelamatkan rumahnya masing-masing.
Kami lalu berjumpa dengan seorang lelaki yang rumahnya juga berada di kampung itu. Kami menyuruhnya segera pulang untuk menyelamatkan rumahnya.
Jawabnya, “Saya tidak khawatir rumah saya akan terbakar, karena saya sudah bersumpah (berdoa) kepada Tuhan bahwa rumah saya takkan terbakar. Saya sangat yakin dengan doa saya, rumah saya takkan terbakar.”
Pada akhirnya setelah semuanya terbakar dan asap menghilang, kami melihat semua rumah terbakar. Satu-satunya yang tidak terbakar adalah rumah lelaki tadi.
Abu Musa mengatakan lelaki tadi telah mengatakan kebenaran. Aku mendengar Rasulullah shalallahu alaihi wassalam berkata, “Di antara umatku ada orang-orang sederhana yang seringkali diremehkan ditengah masyarakat. Mereka tidak punya harta dan kedudukan. Namun jika mereka bersumpah (berdoa) atas nama Tuhannya, maka Allah subhanahu wa ta’ala akan mengabulkannya.”
Hadits lain mengatakan, “Seseorang mungkin saja kelihatan kumal dan diusir dari pintu-pintu rumah orang. Namun jika dia bersumpah atas nama Tuhannya, Allah akan menghargai sumpahnya.”
Kisah ini memberi pesan tentang bagaimana Allah tetap dapat diakses bahkan oleh orang-orang sederhana yang mungkin diremehkan di dalam masyarakat. Seseorang bisa saja tidak memiliki kekuasaan apa-apa di dunia ini, tidak dihargai, tidak punya harta, kedudukan, tanpa kelompok yang melindunginya, minoritas dan sebagainya.
Namun dengan akses yang dimilikinya kepada Yang Maha Kuasa, Al-Qadir Al-Muqtadir, yang berkuasa atas segala sesuatu, Al-Malik Al Quddus, Maharaja Diraja, dan jika mereka yakin kepada doanya dan sungguh-sungguh dan tulus dalam berdoa, maka tentunya Allah akan menghargai doanya.
Riwayat lain terjadi kepada Abu Darda radiyallahu anhu, bahwa kampungnya terbakar, tapi rumahnya selamat. Katanya dia tahu bahwa rumahnya takkan terbakar, karena dia telah memanjatkan doa yang diajarkan Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, “Bismillahilladzii laa yadhurru ma’asmihi syaiun fil ardhi wa laa fissamaa’, wa huwassamii’ul ‘aliim.”
(بِسْمِ اللَّهِ الَّذِي لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ)
“Dengan nama Allah, yang dengan namaNya tiada sesuatu pun yang bisa dicelakai di bumi dan langit. Dia Maha mendengar, Maha Mengetahui.”
Nabi shalallahu alaihi wassalam menasihati kita untuk membaca doa ini tiga kali di waktu pagi dan tiga kali di waktu sore.
Kita mohonkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk mengijinkan kita untuk benar-benar meyakini doa kita, memperlihatkan kekuatan doa kita melalui kekuatanNya subhanahu wa ta’ala, serta mengijinkan kita untuk mengembangkan keyakinan yang bermakna itu untuk diterjemahkan menjadi keajaiban di dunia ini, serta keselamatan di akhirat. Allahumma aamiin.
Sumber: https://www.facebook.com/imamomarsuleiman/videos/1896069073746458/
Resume ditulis oleh Key