Manusia Pilihan Allah
Bismillahirrahmanirrahim.
One of my favorite Ayat is the 78th Ayat from Surah Al-Hajj, yang merupakan ayat terakhirnya. Karena ayat ini selalu bisa membuat saya menghadapi cobaan-cobaan dengan hati yang lapang. Dan saya juga dapat menyemangati teman-teman saya dalam menghadapi cobaan mereka.
Sebelum mendengar penjelasan ayat ini, saya sudah tahu bahwa segala cobaan yang menimpa kita, pasti bisa kita atasi dengan pertolongan Allah subhanahu wa ta’ala. Tapi saya masih ada keraguan dalam hal tersebut, dan berpikir kalau saya bukan termasuk dari yang akan berhasil dalam menghadapi cobaan, khususnya cobaan istiqamah dalam ketakwaan. Saya masih sering melanggar larangan Allah dengan alasan “saya terlalu lemah dalam menghadapi cobaan ini”.
وَجَـٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِۦ ۚ هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَجٍۢ ۚ مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ ۚ هُوَ سَمَّىٰكُمُ ٱلْمُسْلِمِينَ مِن قَبْلُ وَفِى هَـٰذَا لِيَكُونَ ٱلرَّسُولُ شَهِيدًا عَلَيْكُمْ وَتَكُونُوا۟ شُهَدَآءَ عَلَى ٱلنَّاسِ ۚ فَأَقِيمُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَ
وَءَاتُوا۟ ٱلزَّكَوٰةَ وَٱعْتَصِمُوا۟ بِٱللَّهِ هُوَ مَوْلَىٰكُمْ ۖ فَنِعْمَ ٱلْمَوْلَىٰ وَنِعْمَ ٱلنَّصِيرُ
“Dan berjihadlah kamu pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan. (Ikutilah) agama orang tuamu Ibrahim. Dia (Allah) telah menamai kamu sekalian orang-orang muslim dari dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul itu menjadi saksi atas dirimu dan supaya kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia, maka dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan berpeganglah kamu pada tali Allah. Dia adalah Pelindungmu, maka Dialah sebaik-baik Pelindung dan sebaik-baik Penolong.”
Ustad Nouman menjelaskan, Allah berfirman di awal ayat terakhir tersebut bahwa Ia memberikan tugas yang sangat amat mustahil bagi orang beriman, yaitu berjuang dijalan Allah, beribadah kepada Allah sebagaimana Ia berhak mendapatkannya.
وَجَٰهِدُوا۟ فِى ٱللَّهِ حَقَّ جِهَادِهِ
“Dan berjihadlah kamu kepada Allah dengan jihad sebenar-benarnya.”
Nah bagaimanapun kita beribadah, maka sebenarnya Allah sangat berhak mendapatkan semua ibadah kita. Seandainya kita menghitung satu saja nikmat Allah, maka kita tak akan bisa menghitungnya, maka rasa syukur kita pun pasti kurang. Kita juga sering kali juga tidak khusyu dalam shalat. Dan sering melupakan Allah dalam kegiatan sehari-hari kita.
Tapi ternyata, Allah subhanahu wa ta’ala memilih saya menjadi bagian umat muslim yang menjalankan tugas yang teramat mustahil ini untuk berjuang di jalan Allah. Dan lebih lagi, kita dipilih berdasarkan kualifikasi. Ya, berdasarkan kualifikasi..
هُوَ ٱجْتَبَىٰكُمْ
“Dia telah memilih kamu.”
Ustad Nouman menjelaskan, Allah subhanahu wa ta’ala menggunakan kata “ijtaba” yang artinya memilih berdasarkan kualifikasi. Ini berarti kita semua terkualifikasi untuk menjadi muslim dan untuk menjalankan tugas ini.
Saat saya mendengar ini saya kaget sekaligus tersentuh hatinya. Saya yang sering berdosa, termasuk salah satu orang yang terpilih. Ternyata Allah berharap sesuatu dari saya, dan memilih saya untuk menjalankan tugas yang mulia ini. Padahal saya selalu berpikir bahwa saya bukan termasuk orang yang spesial. Dan tidak akan terkualifikasi menjadi orang yang spesial.
Sekarang bayangkan ada suatu perusahaan programming mencari pekerja. Kamu mengirim resume dan kamu ditelpon untuk interview. Kemudian bosnya mulai menjelaskan pekerjaannya, “Kamu harus tahu Java Script, bahasa c, bahasa c++. Harus bisa membuat program ini, itu, dll…” Dan ekspresi kamu cuma bengong sambil dalam hati mohon-mohon, “Sudah dong…. stop…”
Lalu setelah bossnya selesai menjelaskan itu semua, dia bilang ke kamu, “Oke, kamu mulai kerja besok.”
Dan reaksi kamu akan.. “Apaa??? Saya diterima? Atas dasar apa? Saya ga bisa semua yang disebutin tadi. Satu-satunya program yang saya bisa cuman Google. Gimana caranya saya diterima??”
Lalu bossnya menjawab, “Tenang.. tenang… saya tahu apa yang saya lakukan. Saya melihat sesuatu di diri kamu, yang membuat kamu lulus dan cocok untuk jadi karyawan di sini, untuk menjalankan tugas ini. Tenang aja saya berpengalaman. Saya tahu kamu pasti bisa. Dan saya akan memudahkan pekerjaanmu, saya tidak akan memberikan hal yang sulit-sulit, dan yang nggak bisa kamu kerjakan.”
Inilah yang sebenarnya terjadi pada kita, pertama Allah subhanahu wa ta’ala melihat sesuatu di dalam diri kita, yang membuat kita spesial dan terpilih untuk beribadah kepadanya.
Kemudian Allah mangatakan,
وَمَا جَعَلَ عَلَيْكُمْ فِى ٱلدِّينِ مِنْ حَرَج مِّلَّةَ أَبِيكُمْ إِبْرَٰهِيمَ
“Dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kamu dalam agama suatu kesempitan(kesusahan). agama bapakmu Ibrahim.”
Lalu Allah subhanahu wa ta’ala berfirman bahwa kita berada di agama yang sama, dijalan yang sama, di jalur yang sama dengan Bapak kita Ibrahim alaihissalam. Kalau dipikir-pikir, bukankah Nabi Ibrahim adalah nabi yang dilempar ke dalam api? Nabi yang diusir oleh bapaknya dan bahkan seluruh kaumnya? Membawa istrinya bersama bayinya ke tempat yang antah-berantah di tengah padang pasir? Dan setelah itu mereka ditinggalkan di sana? Dan beberapa tahun setelahnya, beliau diperintahkan untuk menyembelih anaknya sendiri, dan hampir saja disembelih! Jadi mengapa Allah subhanahu wa ta’ala menyebut Nabi Ibrahim di sini?
Baru saja Allah berfirman kalau tugas kita akan mudah, tidak akan diberi tugas yang sulit bagi kita. Secara extreme jika dibandingkan ujiannya para Nabi diantaranya ujian Nabi Ibrahim untuk melompat ke api kedengarannya sangatlah mustahil… meletakkan pisau di leher anak kita kedengarannya pun juga sangat mustahil…
Memang itu semua bukan hal yang mudah dan sangat mustahil, tapi yang Allah subhanahu wa ta’ala maksud adalah, jika Dia menjadikan Nabi Ibrahim bisa membuat melompat ke api menjadi mudah, meninggalkan keluarganya di tengah padang pasir, dan membuat semua cobaan berat lainnya menjadi mudah, maka seberapa berat cobaan kita jika dibandingkan cobaan Bapak kita Nabiyullah Ibrahim?
Masalah yang bagi kita besar, bagi Allah itu sangat kecil..dan bahkan terlalu sangat sangat kecil. Allah bisa membuat masalah kita menjadi sangat kecil dengan tiupan saja. Allah sangat mampu membuat kesulitan apapun menjadi sangat sangat mudah dan kecil.
Inilah kata-kata yang membuat saya lebih tenang dalam menghadapi ujian. Jaminan kemudahan dan pertolongan dari Allah subhanahu wa ta’ala. Kitalah yang membuat masalah yang ada di hadapan kita menjadi besar. Kitalah yang membesarkan masalah yang kita hadapi. Kita memang manusia yang lemah tapi kita lupa bahwa Allah selalu bersama orang-orang yang bertakwa, selalu bersama orang-orang yang sabar.
Maka jika Allah sudah bersama kita, maka seberapa pun lemahnya seorang manusia, maka masalah apapun akan jadi mudah. Dan seberapa pun besarnya cobaan, maka insyaallah, atas bantuan dari Allah, kita bisa atasi. Karena kita spesial bagi Allah subhanahu wa ta’ala, dan kita terpilih untuk menjalankan tugas ini, dan untuk menghadapi semua cobaan ini.
Sumber: https://youtu.be/kjVJHC0t54I