Doa Sang Penjaga Rahasia Nabi – Prayers of the Pious 7 – Omar Suleiman


Prayers of the Pious 07 by Sh. Omar Suleiman
(Doa-Doa Orang Saleh 07 oleh Syeikh Omar Suleiman)

Doa Sang Penjaga Rahasia Nabi

(السلام عليكم ورحمة الله وبركاته)

Hudzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu anhu dikenal sebagai “shohibussirri” atau sahabat yang menjadi penjaga rahasia Rasul shalallahu alaihi wassalam. Dialah orang yang dipercaya Rasulullah untuk menyimpan nama-nama para hipokrit (al-munafiqiin).

Doa Sang Penjaga Rahasia Nabi – Prayers of the Pious 7 – Omar Suleiman

Hudzaifah bercerita bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wassalam sering ditanya tentang hal-hal yang baik, tentang surga, tentang hal-hal yang penuh pengharapan. Hudzaifah sendiri lebih tertarik untuk bertanya tentang kejahatan dan konsekuensinya. Tujuannya, supaya dia bisa menghindarinya.

Pertanyaan Hudzaifah yang berbeda ini, menarik. Syeikh Omar mengaitkan keunikan ini dengan pengalamannya bertanya kepada audiens yang hadir di suatu konvensi, “Siapa yang lebih termotivasi dengan ketakutan terhadap api neraka?” Separo hadirin mengangkat tangan. Lalu, “Siapa yang lebih termotivasi dengan janji surganya Allah?” Separo yang lainnya mengangkat tangan.

Kepribadian yang berbeda tersambung ke hal yang berbeda pula. Akibatnya, doa yang dipanjatkan pun berbeda. Maka Hudzaifah pun biasa mengucapkan doa ini:

اَللّٰهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ
(Yaa Allah, aku berlindung kepada-Mu)

مِنْ صَبَاحِ النَّارِ وَ مِنْ مَسَاءِهَا
(dari pagi dan sorenya api neraka)

Artinya, Hudzaifah tidak ingin tersentuh api neraka kapanpun juga. Dia begitu takut terhadap siksa Allah. Dia sungguh-sungguh tidak mau merasakannya.

Selanjutnya, di penghujung hidupnya, ketika ajalnya menjelang, Hudzaifah memanjatkan doa yang indah ini:

هٰذِهٖ آخِرُ سَاعَةٍ مِنَ الدُّنْيَا
(Yaa Allah, tibalah saat-saat terakhirku di dunia ini)

اَللّٰهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ أَنِّي أُحِبُّكَ
(Yaa Allah, Engkau Tahu bahwa aku sungguh mencintai-Mu)

فَبَارِكْ لِي فِي لِقَاءِكَ
(Maka berkatilah pertemuanku dengan-Mu)

Imam Ahmad rahimahullah pernah berkata, jika kamu ingin tahu seberapa besar cinta Allah kepadamu, tengoklah ke dalam dirimu, seberapa besar kamu mencintai-Nya.

Keyakinan dan perasaan terkoneksi Hudzaifah kepada Allah begitu kuat sehingga dia tidak bilang, “Yaa Allah aku mencintai-Mu,” tapi “Yaa Allah, Engkau Tahu bahwa aku sungguh mencintai-Mu.” Sebuah testamen atau pernyataan yang kuat yang lahir dari kedekatan seorang hamba dengan Tuhannya.

Bagaimana dengan kita? Rasulullah shalallahu alaihi wassalam mengajarkan kepada kita untuk minta sama Allah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ حُبَّكَ
(Yaa Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu cinta-Mu)

وَحُبَّ مَنْ يُحِبُّكَ
(dan cinta orang-orang yang mencintai-Mu)

وَالْعَمَلَ الَّذِيْ يُبَلِّغُنِي حُبَّكَ
(dan amalan yang mengantarkanku kepada cinta-Mu)

Permohonan cinta kepada-Nya, cinta orang-orang yang mencintai-Nya, dan amalan yang mendekatkan kita kepada-Nya, semua kecintaan ini lah yang akan melingkupi kita pada akhirnya. Karena, harapan dan ketakutan hanyalah sayap-sayap, sedangkan cinta adalah tubuhnya.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala izinkan kita untuk mati dalam keadaan mengetahui secara pasti bahwa kita mencintai-Nya dan kita dicintai-Nya.

Semoga Allah subhanahu wa ta’ala izinkan pertemuan kembali kita dengan-Nya di Hari Perhitungan menjadi pertemuan dua pihak yang saling mencintai satu sama lain.

Dan semoga Allah subhanahu wa ta’ala izinkan kita untuk dikumpulkan bersama dalam cinta-Nya di Hari Kemudian.

(اللهم امين)
(جزاكم الله خيرا)
(و السلام عليكم ورحمة الله وبركاته)

Sumber: https://www.facebook.com/imamomarsuleiman/videos/vb.219543788065670/2097266146967459

Resume ditulis oleh Heru Wibowo

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s