[Transkrip Kartun Islami] Resolusi Ramadan – Mufti Menk


Umumnya kita cenderung beribadah dengan benar hanya pada bulan Ramadan. Begitu Ramadan tiba, miras dibuang, CD musik disimpan. Semuanya disingkirkan, zina ditinggalkan, segala yang buruk dihentikan, tetiba saja kita berubah menjadi orang baik, mengapa? Karena kita sudah melihat bulan.

Kita menjadi orang-orang yang cemerlang, lalu apa yang terjadi? Semoga Allah mengampuni kita… Segera setelah bulan berikutnya (Syawal) terlihat, semuanya kembali seperti sediakala.

Idul Fitri hanya berarti saya akan meng-qadha makanan yang tidak saya makan dan saya meng-qadha semua dosa yang saya hindari selama Ramadan, sekarang dimulai lagi. Sekarang Anda kembali melakukan semua ‘kesenangan’ itu.

Jika itu yang terjadi, “Bi’sal qoum, laa ya’buduunallooha illa fii ramadaan.

Betapa buruknya bangsa itu, yang hanya beribadah kepada Allah selama Ramadan?

Dia adalah Allah yang sama. Tahukah Anda, ketenangan yang Anda peroleh dalam bulan Ramadan bisa diperpanjang hingga 11 bulan berikutnya?

Jika Anda pastikan akan mematuhi Allah dengan cara yang sama dengan saat Ramadan. Ketika beribadah di bulan Ramadan, saya pastikan bahwa salat saya benar, setidaknya yang fardu. Teruskan salat fardu itu hingga di luar Ramadan. Pastikan Anda bisa melakukannya.

Ada salat yang disebut tarawih, yang juga sunnah dari Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, salat yang panjang dimana kita mendengarkan seluruh bacaan Al-Quran. Salat yang panjang yang itu disebut tarwihah.

Jika kita pelajari makna dari kata itu, ada hubungannya dengan ketenangan Anda. Ada hubungannya dengan sesuatu yang santai, ada hubungannya dengan menyediakan istirahat bagi Anda.

Berapa banyak dari kita yang memperoleh ketenangan saat memperpanjang salat? Jujur saja. Sebagian besar kita menganggap salat sebagai sebuah tanggung jawab berupa sebuah beban, ketimbang sebuah tanggung jawab berupa hadiah yang harus kita hargai.

Saudaraku semua, ada perbedaan antara seseorang yang menjalankan salat karena kewajiban, dan seseorang yang melakukannya karena keinginan sendiri.

Jika Anda melakukannya sebagai sebuah keharusan, Anda masuk ke masjid, lalu sujud-berdiri, sujud dan berdiri lagi, Anda sudahi salat Anda, lalu keluar dan berkata alhamdulillah. Sudah selesai, “allahumma antassalaam“, Anda keluar, dan semua hilang tak berbekas.

Namun jika Anda salat karena keinginan sendiri, Anda datang, pelan-pelan, Anda berdiri dengan benar, berwudhu dengan baik, dan Allahu akbar, ketika memulai salat Anda terhubung dengan Allah. Tidak ada yang mengalihkan perhatian Anda, dan Anda bisa memperpanjang salat Anda. Semakin Anda panjangkan, semakin Anda nikmati. Apakah itu yang terjadi pada kita? Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjadikan kita demikian.

Kita ingin menyambut kedatangan bulan Ramadan, yang dikenal dengan bulan Al-Quran. Adalah keliru jika kita baru membuka Al-Qur’an ketika memasuki Ramadan. Orang-orang berkata, Ramadan tiba, apakah kamu sudah memulai khataman Al-Qur’an?

Anda menjawab, “Ya, saya sudah mulai.

Jadi kita mulai dari awal, dari al-hamdu lillaahi robbil-‘aalamin menuju alif laaam miiim, dan seterusnya, dan setiap hari kita tandai. Hingga hari ke-29, setidaknya saya sudah khatam 30 juz sekali. Mengapa kita tidak mulai membaca Al-Quran dari sekarang? Apa salahnya? Kita mungkin tidak bisa sampai ke bulan Ramadan, setuju?

Berapa banyak dari Anda termasuk saya, punya garansi bahwa kita pasti akan melihat hari pertama Ramadan? Ada yang bisa mengangkat tangan dan berkata, “Saya pasti akan melihat hari pertama Ramadan.

Ada? Tak seorang pun, jadi mulailah dari sekarang. Karena itulah ada hadis yang mengatakan “innamal a’malu binniyat“. Kamu akan diberi pahala sesuai dengan niatmu.

Jadi mulailah berkata, “Ya Allah, ini adalah kalamMu, kata-kataMu, apakah Ramadan atau tidak, ini tetap perkataanMu, Ya Allah, aku akan mulai membacanya hari ini.

Saya ingin menyemangati Anda, ada banyak khutbah, masya Allah, bahkan di tempat ini ada banyak khutbah, dan begitu banyak ulama cemerlang dari seluruh dunia telah datang dan berbicara.

Kenyataannya, sudahkah bersegerakah kita membuat resolusi? Pernahkah Anda duduk di dalam sebuah majlis dan segera membuat resolusi dengan mengatakan, “Di sini dan saat ini juga saya akan memulainya.

Itulah pemenangnya, dialah pemenangnya. Ini sebabnya saya katakan, kita bicara tentang puasa dan insya Allah kita membuat resolusi. Kita bicara tentang tahajjud, kita akan membuat resolusi. Anda perhatikan?

Jadi saya harap Anda sudah membuat satu diantaranya. Sekarang kita bicara tentang Al-Quran, buatlah sebuah resolusi. Mulailah malam ini. Jangan katakan, “Oke, besok pagi-pagi sekali saya akan mulai.

Terlambat, Anda mungkin tidak akan melihat esok hari. Saya berniat segera setelah keluar dari sini atau sebelum pergi saya ambil sebuah Al-Quran dari sini, dari salah satu syekh, membaca satu ayat berikut artinya, baru saya keluar.

Mungkin saja… Atau, sekarang kita sudah punya perangkat yang disebut telpon genggam. Anda bisa pilih terjemahan yang Anda suka. Saya lebih suka Sahih International, yang mudah dipahami bahasanya, subhanallah, baca teks bahasa Arabnya, belajarlah bagaimana membacanya.

Sekarang ini ada tombol kecil di telepon Anda, tergantung aplikasi yang Anda gunakan, aplikasi itu akan membaca untuk Anda, sehingga Anda bisa memperbaiki bacaan Anda. Dan pilih qari yang Anda sukai, qari yang ini, yang itu, masya Allah, Anda bisa memilih mana saja. Cukup tekan tombolnya.

Menurut saya, intinya adalah teknologi sebagai alat untuk selalu terhubung. Selalu terhubung dengan siapa? Dengan semua orang. Saudaraku semua, terhubunglah selalu dengan Sang Pencipta. Anda sangat membutuhkanNya, lebih dari yang lainnya. Serius.

Apakah anda punya Al-Quran di telepon Anda? Anda punya? Subhanallah, orang-orang bisa saja berkelit, “Jika saya punya, bagaimana saya bisa ke toilet, dan sebagainya?

Ada aturan yang dikeluarkan oleh para ulama, bisa saya sebutkan dengan cepat. Jika aplikasi Anda jalan, jangan gunakan telepon Anda di toilet. Namun jika aplikasinya mati, layar Anda kosong, artinya aplikasi itu ditutup, Anda bisa masuk ke toilet, tidak masalah. Ini adalah teknologi digital.

Sama seperti seorang hafidz Qur’an, jika sedang membaca, dia tidak boleh pergi ke toilet, namun jika dia diam, Qur’an ada di hatinya, dia bisa masuk ke toilet. Jadi jangan tunggu bulan Ramadan datang, dan salah paham bahwa hanya itulah bulannya Al-Qur’an, dan 11 bulan lainnya bukan bulan Al-Qur’an, sehingga kita hanya berkonsentrasi membaca Al-Quran sebulan saja, dan 11 bulan berikutnya Al-Qur’an berada di tempat lain, kita bungkus hingga akhirnya berdebu. Semoga Allah subhanahu wa ta’ala menjauhkan kita dari hal ini.

Sebagai Muslim, kita bertanggung jawab terhadap dua hal: pertama untuk membaca Al-Qur’an dalam bahasa Arab, dan kedua untuk memahaminya dalam bahasa kita sendiri. Mana yang lebih penting, membaca atau memahami? Menurut saya keduanya penting.

Keduanya sejalan, apa artinya membaca tanpa memahami maknanya, dan apa gunanya memahami arti tanpa membacanya? Saudaraku, kita semua diberkahi tanpa kecuali. Setiap kita diberkahi, namun terkadang kita tidak menyadari berkah Allah bagi kita.

Jadi pada bulan Al-Quran kali ini, insya Allah kita akan menyambut kedatangannya dengan cara bahwa kalaupun kita akan wafat sebelum bulan itu tiba, kita masih akan memperoleh pahala karena sudah berniat baik.

Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://www.kitabisa.com/nakindonesia

English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/05/24/ramadan-resolution/

One thought on “[Transkrip Kartun Islami] Resolusi Ramadan – Mufti Menk

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s