Kemudian, malaikat Jibril ‘alaihis-salam membaca ayat ini.

“Iqro` bismirobbikal-lazii kholaq. Kholaqol-insaana min ‘alaq.” (QS Al ‘Alaq [96] Ayat 1-2)

Allah berfirman, “Dialah Maha Pencipta.”

Allah tidak menyebut secara khusus apa. Mengapa? Karena Dia menciptakan segalanya. Ayat berikutnya (ciptaan) itu disebutkan.

“Kholaqol-insaan,”

Dia menciptakan segalanya dan khususnya Dia menciptakan manusia. Ilal-‘aam ilal-khoos. Dari yang umum, ke hal yang khusus. Dia menciptakan manusia “…min ‘alaq“. Kata ‘alaq dalam bahasa Arab, berasal dari kata ‘aliqo. Atau juga bisa diucapkan ‘alaqo. Artinya melekat dan menggantung. Melekat dan menggantung.

Karena itu, banyak orang menerjemahkannya sebagai gumpalan darah. Namun, sebenarnya, misal dalam ‘aliqossoidu fil-ju’aala, ungkapan Arab yang artinya hewan yang sedang Kamu buru sudah “melekat”. Ia tertangkap jaring. Itulah mengapa ‘aliqo digunakan.

Dan juga digunakan dalam artian ‘alaqo, sperma laki-laki saat masuk, mereka melewati rahim dan seterusnya, hingga akhirnya membuat kehamilan bagi sel telur. Ia sebenarnya menggantung, mu’allaqoh. ‘Alaq. Inilah yang dibahas dalam ilmu embriologi (ilmu janin) modern, yang saat itu tidak memungkinkan untuk diketahui. Tidak sama sekali.

Ini bukan hanya gumpalan darah seperti mayoritas terjemahan tuliskan. ‘Alaq arti bahasanya memang sesuatu yang menggantung. Jika Kamu melihat sonogram (gambar USG) dan semacamnya, juga ilmu embriologi modern, tahap paling awal proses pembentukan bayi, konfirmasi yang sebenarnya kehamilan sedang terjadi, adalah menggantungnya ia, mu’allaqoh. Ia menggantung ‘Alaq, secara harfiah. Subhaanallah.

Jadi, sudah ada sejumlah penjabaran yang luar biasa pada satu kata ini saja. Ada tempat-tempat lain di dalam Al Qur’an yang juga membahas embriologi, tetapi terutama untuk satu kata ini, ia-lah kuncinya. Karena ia menyinggung tentang ilmu terdalam milik Allah ‘Azza wa Jalla di tempat yang paling rahasia. Kita bahkan tidak cukup tahu apa yang terjadi dalam tubuh kita, dibanding dengan Allah. Dan ini merupakan tanda-tanda kekuasaan Allah.

Dia berfirman, “Sanuriiihim aayaatinaa fil-aafaaki wa fii anfusihim,” (QS Fushshilat [41] Ayat 53)

“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri,”

Ini adalah tanda kekuasaan yang ada dalam diri kita.

“…hattaa ya tabayyana lahum annahul-haqq.” (QS Fushshilat [41] Ayat 53)

“…hingga jelas bagi mereka bahwa Al Qur`an itu adalah benar.”

Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://www.kitabisa.com/nakindonesia

English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/05/23/alaq-embryology-and-signs-from-quran