The Believers Never Lose
Manakah berita yang benar, satu keluarga itu kah yang menjadi pelaku pengeboman, atau mereka sesungguhnya hanya korban yang diperalat? Yang pasti, orang yang beriman tak pernah rugi. Karena Allah akan tampakkan semuanya di akhirat, sejelas-jelasnya.
Kok ada orang yang sakit baru beberapa hari sudah sembuh, tapi ada yang sudah berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun, tidak sembuh-sembuh juga ya? Yang pasti, orang yang beriman tak pernah rugi. Karena sakitnya bisa menjadi penggugur dosanya.
(قُلْ هَلْ تَرَبَّصُونَ بِنَآ إِلَّآ إِحْدَى ٱلْحُسْنَيَيْنِ)
Ustad Nouman menjelaskan tentang QS At-Taubah, 9:52 bahwa para pahlawan yang gugur di medan perang, mereka hanya punya dua pilihan. Dua-duanya bagus, husnayayn. Opsi pertama, menang perang. Opsi kedua, mati syahid. Orang yang beriman tak pernah rugi.
Enak ya kalau jadi orang yang terkenal, kaya raya, banyak followers-nya. Daripada orang yang hidupnya susah: cari uang hari ini, habis juga hari ini. Orang yang beriman tak pernah rugi, karena dia yakin yang dilihat oleh Allah adalah effort-nya.
Saya pernah menghadapi masalah yang besar dalam hidup saya, yang mengguncang mental saya, sehingga rasanya lebih baik mati saja. Untunglah saya masih menyimpan setitik kesadaran, bahwa masalah itu bisa saja lenyap di dunia yang fana ini, tapi saya ga siap membayangkan: apakah saya sanggup menghadapi masalah yang jauh lebih berat di alam berikutnya.
Badai itu sudah lama berlalu. Masih adanya sisa keyakinanku, rasa takutku sama Allah dan alam akhirat, sangat membantuku, sedikit demi sedikit menyinari hatiku, pelan tapi pasti, menyembuhkan luka itu. Orang yang beriman tak pernah rugi.
Ustad Nouman juga membuatku belajar bahwa di dunia ini, ada dua ujian besar keimanan. Pertama, kesulitan yang bukan alang kepalang (extreme difficulty) seperti bencana alam, tanah longsor, tsunami, dan jadi korban bom. Kedua, kemewahan tingkat tinggi (extreme luxury) di mana segalanya mudah, segalanya tersedia, dikelilingi berbagai keindahan yang mempesona. Keduanya extreme tadi bisa menggoyahkan benteng keimanan.
Bukannya orang yang hidupnya berkecukupan itu sudah pasti bersyukur ya? Sudah pasti hari-harinya penuh canda, tawa, dan keceriaan? Belum tentu!
Buka kulkas ga ada green tea atau thai tea, marah-marah. Ditugaskan ke luar kota dapat hotel cuma bintang tiga, cemberut. Shalat tarawih di masjid karpetnya ga harum, cari masjid lain. Sopirnya ada bau keringat sedikit, esok harinya ganti sopir. Kemewahan memang bisa melenakan.
Ustad Nouman pernah diundang ke rumah seseorang yang rumahnya tidak saja besar, luas dan megah, tapi juga dilengkapi dengan berbagai fasilitas super-canggih serta fitur-fitur teknologi dan arsitektur yang menawarkan kenyamanan alami dan mempesona. Sampai-sampai orang itu bilang ke ustad Nouman tentang masalah yang dihadapinya, “I don’t wanna leave this house.”
Kasihan. Tentu saja, ustad Nouman mengingatkannya, dan minta dia untuk yakin bahwa akan datang suatu hari di mana dia dipanggil kembali menghadap-Nya, dan dia pasti akan meninggalkan segala kemewahan itu.
Apa itu berarti kita tidak boleh kaya? No, no, no. Buat orang beriman yang kaya, dunia ada di genggamannya, tapi seluruh ruang di hatinya dipenuhi oleh cahaya-Nya.
Allah itu baik banget ya. Kita bisa merasakan kehidupan ini saja, alhamdulillah. Diberi akal buat berpikir, alhamdulillah. Mungkin Allah tidak menjadikan kita berada di kutub extreme calamity maupun extreme luxury, alhamdulillah. Karena keduanya adalah ujian terberat bagi keimanan hamba-Nya.
Mari kita terus menempa diri di Ramadhan ini, supaya lebih siap menghadapi ujian di medan pertempuran yang sesungguhnya, setelah Ramadhan. Semoga Allah tetapkan kita dalam golongan al-mu’minuun, yang akan menggapai kemenangan sejati.
The Believers never lose.
=================
Video: “The two major tests in this world | Nouman Ali Khan | Short Advice”
Link video: https://youtu.be/AojhDhx4l20
Publisher: FreeQuranEducation
MFA: QS At-Taubah, 9:52