Resume Part 1: RECONNECT WITH QUR’AN
Narasumber: Ustadz Nouman Ali Khan
~~
Bismillah. Di mulai resume nya. Mungkin akan jadi beberapa part, karena ini panjang banget. Jadi ini bagian satu ya.
Sebenernya kalau dibilang resume terlalu sederhana sih.
Jadi anggaplah ini sebuah pendokumentasian rasa, iya, buat aku menulis adalah salah satu cara mendokumentasikan rasa.
Jika fotografer dan orang-orang yang senang foto bisa menangkap rasa dan membekukan rasa di selembar foto. Maka aku yang kurang bisa menangkap foto yang baik meski dengan menggunakan kamera yang bagus ini, lebih senang mendokumentasikan dan membekukan rasa dalam sebuah tulisan.
Meski mungkin kurang bisa mendokumentasikan keseluruhan rasanya, setidaknya, part-part terbaik dari rasa itu bisa rapih tersimpan dalam kata yang aku tulis. Lagi-lagi, setidaknya, untuk diriku sendiri.
~~~
Kita yang masih sering datang ke kajian, menonton video, membaca tulisan, itu sedang melakukan satu hal yang sama, yaitu: searching for meaning. Mencari makna. Mencari kesejatian. Karena memang itulah kebutuhan utama manusia, fitrahnya, ada sebuah ruang dalam diri manusia, yang tidak akan pernah merasa puas jika ruang MEANING atau MAKNA di dalam dirinya belum terpenuhi.
Itulah mengapa manusia akan terus butuh diingatkan, butuh mengulang, agar menjaga keutuhan makna di dalam dirinya. Dan Allah yang menciptakan manusia, paling tau akan kebutuhan ini, maka kebutuhan manusia akan makna ini sebenarnya sudah Allah rangkumkan di dalam Al-Qur’an. Allah kabulkan doa nabi Ibrahim, ribuan tahun lalu, saat dia dengan kegelisahannya mencari makna yang sejati di tengah kebodohan kaumnya yang menyembah berhala yang mereka buat dengan tangan mereka sendiri.
Bayangkan, pengabulan doa Nabi Ibrahim, jaraknya 1000 tahun! Terkabul dengan lahirnya nabi Muhammad dan turunnya mukjizat akhir zaman kepadanya, yaitu Al-Qur’an.
Pemaknaan nabi Ibrahim dulu, saat tidak ada seorang pun yang beriman selain dirinya, sampai kepada tahap pemahaman bahwa: KITA JAUH LEBIH BUTUH AKAN HIDAYAH DARI ALLAH LEBIH DARI BUTUHNYA KITA AKAN MAKAN DAN MINUM.
Dari mana taunya?
Lihat saat nabi Ibrahim menjelaskan tentang Allah kepada Azar, pamannya, dalam Surat Asy-Syu’ara ayat ke 78..
(الَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهْدِينِ)
“(yaitu) Yang telah menciptakan aku, maka Dia yang memberi petunjuk kepadaku,”
Dia menyebutkan kata petunjuk di awal sebelum menyebutkan kata makan dan minum di ayat selanjutnya di ayat ke 79..
(وَالَّذِي هُوَ يُطْعِمُنِي وَيَسْقِينِ)
“dan Yang memberi makan dan minum kepadaku;”
Kalau bukan Allah yang memberikan hidayah kepada Nabi Ibrahim, sehingga dia menemukan sebuah kesejatian makna yang selama ini dia cari, mungkin sampai saat ini Islam tidak akan sampai kepada kita.
Nabi Ibrahim sangat menyadari ini..
Dan baiknya nabi Ibrahim, ketulusannya, keikhlasannya, membuatnya peduli mencari makna akhirnya bukan hanya untuk dirinya, tapi berdoa pula untuk semua keturunannya, maka sampailah makna itu kepada kita saat ini.
Kisah Nabi Ibrahim, terjadi jauh sekali sebelum kita saat ini, mungkin jaraknya sekitar 5000 tahun lalu atau lebih, tapi kemurnian hatinya, kebaikan hatinya, masih bisa kita rasakan hingga kini.
Sekarang aku jadi mengerti, mengapa shalawat yang dibaca di tasyahud akhir saat shalat, juga memyebutkan nama nabi Ibrahim di dalamnya. Karena dialah kekasihnya Allah.. Khalilullah.. (nama adik aku ternyata terinspirasi dari kun-yah, julukan, dari nabi Ibrahim ini. Keren juga ternyata nama dia ya, Sayyaf Khalilullah.. Semoga jadi doa yang baik buat Olil ya..)
Berlanjut ke bahasan selanjutnya,
(وَالَّذِي أَطْمَعُ أَنْ يَغْفِرَ لِي خَطِيئَتِي يَوْمَ الدِّينِ)
“dan Yang sangat kuinginkan akan mengampuni kesalahanku pada hari Kiamat.”
-Surat Asy-Syu’ara, Ayat 82
Nabi Ibrahim dizhalimi oleh kaumnya, bahkan paman yang sudah dianggap seperti ayahnya sendiri pun mengusirnya karena keimanannya, istilah kata, kalo kita udah disakitin, dan kita tau di akhirat semua akan ada balasannya, saking baiknya nabi ini, dia tidak mendoakan balasan bagi kejahatan kaumnya terhadap dia, tapi dia malah berdoa agar Allah mengampuni dosa-dosanya saat di hari kiamat..
Kalau dipikir-pikir, sekualitas nabi Ibrahim gitu, dosa apa yang akan dia perbuat memang sampai masih meminta ampun sama Allah atasnya..?
Inilah pelajaran besar buat kita manusia. Sering-sering beristighfar, mohon ampun sama Allah atas dosa, adalah kebutuhan kita, karena kita tidak pernah tahu jika ternyata kita melakukan dosa tanpa kita sadari, mungkin, ada orang yang tersakiti hatinya karena kita, dan kita ga sadar melakukan itu. Belum lagi dosa-dosa lainnya..
Dan inilah doa nabi Ibrahim yang sangat indah:
(رَبِّ هَبْ لِي حُكْمًا وَأَلْحِقْنِي بِالصَّالِحِينَ)
(Ibrahim berdoa), “Ya Tuhanku, berikanlah kepadaku ilmu dan masukkanlah aku ke dalam golongan orang-orang yang shalih,”
-Surat Asy-Syu’ara, Ayat 83
(وَاجْعَلْ لِي لِسَانَ صِدْقٍ فِي الْآخِرِينَ)
(Bahasa Indonesia)
“dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,”
-Surat Asy-Syu’ara, Ayat 84
Nabi Ibrahim tau, dalam kisah hidupnya akan banyak sekali hikmah dan pelajaran bagi ummat manusia, maka dia berdoa pada Allah, meminta untuk dijadikan buah bibir yang baik bagi orang-orang setelahnya.
Karena saat itu, tidak ada wartawan, tidak ada penulis yang akan menuliskan biografinya, tapi dia meminta langsung kepada Allah. Dan Allah mengabulkannya, kisah hidupnya diabadikan di dalam Al-Qur’an, bahkan dijadikannya Islam adalah millata Ibrahim, agamanya nabi Ibrahim. Asas dasar berdirinya Pslam, rukun Islam, ada pada diri Ibrahim seluruhnya. Percaya? Mari kita telusuri:
Rukun Islam:
1. Syahadat : berawal dari pencarian nabi Ibrahim akan Tuhan yang sesungguhnya, sampai akhirnya Allah memberikan wakyu kepadanya, dan dia menemukan bahwa Allah lah satu-satunya Tuhan yang berhak disembah, TAUHIDULLAH, inilah keterhubungan syahadat dengan nabi Ibrahim.
2. Shalat : ini pula yang didoakan oleh nabi Ibrahim bagi dirinya, keluarga dan ummat setelahnya, rabbij’alnii muqiimashshalaatii wamin dzurriyyatii, Rabbanaa wa taqabbal du’aa.. doa ini Allah abadikan dalam di Qur’an surat Ibrahim. Dan Allah kabulkan dengan penyempurnaan islam dengan turunnya rasul terakhir dari keturunan Ibrahim, yaitu nabi Muhammad. Dan Allah menghadiahkan kepada kita, oleh-oleh dari langit yang dibawa oleh nabi Muhammad saat isra mi’raj, itulah shalat lima waktu kewajiban bagi ummat muslim.. Bukankah ini jelas terkoneksi dengan Ibrahim?
3. Zakat : Nabi Ibrahim juga mengamanahi anak keturunannya untuk berzakat setelah mendirikan shalat..
4. Puasa : kita merayakan ramadhan, karena turunnya Al-Qur’an didalamnya. Dan inilah doa nabi Ibrahim 5000 tahun lalu.. Kebaikan Allah mengabulkan doa Ibrahim, dengan turunnya Al-Qur’an bagi ummat akhir zaman.
5. Haji : tentu kita sudah tidak asing akan kisah ini. Kisah pendirian pondasi awal ka’bah oleh Ibrahim dan Ismail anaknya. Sa’i yang dilakukan Siti Hajar antara bukit Shafa dan Marwah. Haji pun terhubung dengannya.
Jangan pernah lupa hubungan kita dengan Nabi Ibrahim, dialah ayah para Nabi.
Maka, kunci utamanya, jangan sia-siakan Al-Qur’an yang untuk diturunkannya memerlukan waktu ribuan tahun pengabulan doanya, dan kekuatan keterhubungan dengan Al-Qur’an ini akan menguatkan kita dalam mengambil keputusan.
#resume
#reconnectwithquran
#noumanalikhan
Ditulis oleh Nusaibah
Reblogged this on Lutfia Nurna.
LikeLike