[Transkrip Kartun Islami] Cara Perempuan Berjalan – Nouman Ali Khan


Assalamu’alaikum semua. Selamat datang di Amazed by The Quran, suatu serial di mana saya berbagi hal-hal menarik yang saya temukan tentang Al-Qur’an, insya Allah hari ini saya akan bicara tentang bagaimana Allah memberi kita pelajaran yang universal hanya dengan menceritakan sebuah kisah.

Saya percaya, dan saya kira ini adalah kepercayaan umum di kalangan Muslim, bahwa segala sesuatu di dalam Al-Qur’an memiliki nilai yang abadi. Ketika Allah memberi tahu kita sesuatu yang bahkan sudah lama sekali terjadi, setiap detil yang disebutkanNya sebenarnya sangat terseleksi.

Dengan kata lain, ada banyak hal yang terjadi dalam cerita khususnya yang bersejarah, tidak ada istilah “terlalu detil” dalam hal ini. Namun Allah sangat selektif dalam menceritakan suatu kisah, Dia hanya menceritakan bagian yang paling relevan sebagai petunjuk bagi kita, bukan?

Jadi Allah akan melewatkan banyak detil dalam kehidupan Ibrahim, dan hanya menceritakan bagian terpenting sebagai petunjuk abadi bagi kita. Sama halnya, kisah Musa ‘alaihissalam sering di ulang di dalam Al-Qur’an, namun Dia hanya menyoroti beberapa hal yang berisi nilai utama.

Jadi satu hal yang sangat berkesan bagi saya, yang sudah cukup lama saya renungkan, adalah ketika Musa ‘alaihissalam melarikan diri dan berada di Madyan, lalu dia menolong dua gadis ini mengambil air untuk minum ternaknya. Mereka kemudian berlalu. Ayahnya bertanya bagaimana mereka bisa memperoleh air begitu cepat, lalu disuruhnya salah satu dari mereka kembali.

Dari semua detil cerita ini, bayangkan bagaimana Allah menyoroti detil Hari Kiamat, perang antara Musa dengan Fir’aun, atau ketika Musa kembali ke Mesir dan menantang Fir’aun, bagaimana dia meloloskan diri, detil yang sangat penting.

Namun di tengah semua itu, di dalam wahyu Allah yang terakhir, Allah menyempatkan untuk menyebutkan sesuatu yang sepertinya adalah detil yang remeh.

Fa jaaa’at-hu ihdaahumaa tamsyii ‘alastihyaaa’.” (QS Al Qasas ayat 25)

Salah satu dari mereka datang dari jauh, berjalan kaki.

– Ada dua cara untuk menerjemahkan ayat ini –

Gadis itu datang, berjalan dengan malu-malu.

Dan “Gadis itu berjalan menuju lelaki itu meskipun merasa malu.

Ada dua cara untuk menerjemahkan “‘Alastihyaaa, ‘ala ar-rohgmi min istihyaihaa.” (meski malu -red)

Dua cara untuk memahaminya, ok. Saya terpesona oleh bagaimana Allah berusaha – mengingat ini adalah petunjuk terakhir hingga Hari Kiamat – untuk menyoroti cara seorang wanita berjalan. Apa manfaatnya? Mengapa itu begitu penting?

Saya sadari bahwa Allah ‘azza wa jalla menyoroti hal-hal tertentu di dalam kitabNya, yang sangat terkait dengan petunjuk bagi manusia. Cara seorang wanita berjalan adalah sesuatu yang sangat berpengaruh, bisa memberi pengaruh di dalam masyarakat. Buktinya, keberadaan seorang wanita bisa menjadi buah bibir antar budaya, antar budaya, hanya dari keberadaannya saja. Memiliki kekuatan, pesona, dan menginspirasi sesuatu.

Setidaknya akan menarik perhatian kaum lelaki, lebih dari itu akan mempengaruhi secara psikologis, bahkan spiritual, akibat kehadiran seorang wanita, dan ketika dia berjalan melewati mereka. Ini sangat disadari oleh masyarakat, sehingga pada banyak budaya, wanita ningrat ditempatkan secara tersembunyi.

Seperti pada tradisi kuno Korea, para wanita ningrat tidak akan keluar rumah sebelum malam tiba. Ini tidak ada hubungannya dengan Islam, mereka hanya menyadari kekuatan keberadaan wanita.

Jadi Allah ‘azza wa jalla menggambarkan, Dia menyoroti hal ini bagi para wanita dan pria, bagaimana pengaruh yang ditimbulkan oleh peran wanita di depan umum. Pada saat yang sama Islam juga tidak membatasi wanita di rumah saja, karena pengaruh mereka yang sangat besar.

Para pemuda, mereka yang menonton video ini, tahu persis jika mereka sedang duduk di auditorium kelas, lalu seorang gadis berjalan masuk kelas, ya ‘kan? Dia tidak harus gadis tercantik yang pernah kalian lihat, namun selama dia adalah seorang wanita maka kalian akan menoleh dan menatapnya.

He he he.

Semua yang berada di kelas akan menatap untuk kedua kalinya, lalu… ya, ok.

Ada pengaruhnya. Tapi jika yang masuk seorang pemuda… meh (mereka tak peduli). Itulah yang terjadi.

Jadi Allah menyoroti beberapa hal, salah satu hal yang indah yang disoroti di sini adalah… Meskipun malu, dia harus terlibat di dalam masyarakat, dia harus keluar, Memang akan ada saja yang menatapnya, bahkan di dalam masyarakat yang vulgar akan ada yang mengomentari, bersiul, menggoda mereka, atau lebih buruk lagi.

Di sebagian masyarakat melecehkan wanita di jalan sudah menjadi hal biasa, kadang secara verbal (ucapan), kadang bahkan secara fisik sudah menjadi hal biasa. Meskipun demikian, dia tetap harus terlibat di dalam masyarakat. Maka dia harus mencari cara untuk terlibat sekaligus melindungi dirinya sendiri, pada saat yang sama juga berpartisipasi dalam masyarakat.

Hal kedua yang sangat indah di sini adalah, dia berjalan malu-malu, dengan kata lain, dia berjalan sambil menjaga kesopanannya. Dia menyadari kekuatan keberadaannya, dan menyadari bahwa ini akan berpengaruh terhadap orang lain. Ini bukan hanya tentang dirinya sendiri, tapi juga tentang mengenali “keberadaan” yang dimilikinya.

Maka dia berjalan dengan malu-malu, berjalan dengan tanpa pamer, tidak memprovokasi untuk memperoleh perhatian. Dalam hal ini dia bahkan berjalan menuju seorang pemuda, “‘Alastihyaa”.

Seorang wanita harus mengenali kekuatan yang dimilikinya, jadi bahkan dalam cara berjalan seorang wanita disoroti dengan cara yang sangat halus dan indah. Bukan karena gadis ini pemalu, sama sekali bukan.

Dia berjalan sendirian menuju pemuda asing ini dan berkata, “Inna abii yad’uuka liyajziyaka ajro maa saqoita lanaa.” (QS Al-Qasas ayat 25)

Ayahku memanggilmu, beliau ingin membayar jasa yang telah kau berikan.

Jika dia begitu pemalu dan takut, maka dia akan mengajak saudarinya, keduanya akan datang, tapi dia datang sendiri. Dan ayahnya yakin padanya untuk melepasnya pergi sendiri.

Jadi ada keseimbangan yang mengagumkan antara keyakinan dan keikutsertaan bahkan jika sedang sendirian dan di saat yang sama tetap menjaga kesopanan. Ke semua itu ditangkap hanya dari bagaimana dia berjalan. Sungguh luar biasa.

Barokalloohu lii wa lakum, assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/04/09/the-way-she-walks

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s