Assalamu’alaikum. -Wa’alaikum salam- Nama saya Abu Bakar Fahlong. Pertanyaan saya sehubungan dengan menyembah Allah. -Hmm- Sebagaimana yang Anda katakan, kami ditangkap ditengah-tengah pelaksanaannya.
Bila dibandingkan kehidupan di sini, di Norwegia, dengan banyak tempat di Eropa, kami tidak punya banyak pilihan untuk salat dalam jam kerja. Jika kami tidak bisa salat tepat waktu, saya percaya bahwa salat adalah salah satu pilar Islam yang paling kuat, tidak hanya sekedar salat, tapi salat tepat waktu.
Namun jika kita tidak diberi pilihan untuk salat tepat waktu hanya karena pekerjaan, atau sekolah tidak mengizinkan kita salat, apa yang bisa kita lakukan?
Pertanyaan yang bagus, terima kasih. Apakah Anda semua mendengar pertanyaannya? Angkat tangan jika iya.
Baik, dia bertanya tentang penyembahan dan salat yang merupakan salah satu pilar utama dari penyembahan, setelah menyatakan keberadaan Sang Pencipta. Bagaimana jika kita berada di suatu tempat seperti kantor atau sekolah, yang melarang salat tepat waktu? Anda dilarang salat tepat waktu, bagaimana mengatasinya?
Pada kenyataannya saya harus bicara tentang kebenaran. Saya tidak bisa berdiri di sini dan membuat mudah sesuatu. karena saya akan menyia-nyiakan hidup saya bila melakukannya. Masalahnya… dan berapa orang yang menghadapi hal ini berada di tempat yang tidak mengizinkan salat, padahal waktu salat sudah masuk?
Saya selalu berada di salah satu tempat itu, yang saat ini disebut bandara. Permasalahannya, kita sudah salah paham tentang siapa Allah itu. Sebagaimana yang saya bahas dengan Syekh Haitam kemarin, tauhid hilang dari kita, kita sangat kehilangan tauhid, yang menyebabkan kita tidak tahu cara mengatasi masalah ini. Berapa orang yang ingin tahu cara memecahkan masalah ini? Benarkah Anda ingin tahu? Angkat tangan Anda… Baiklah.
Ketika Anda pergi kerja, Anda bekerja untuk membayar tagihan. Benar? Siapa yang bekerja untuk membayar tagihan? Angkat tangan… Berapa banyak yang bekerja sekedar memperoleh uang untuk membeli barang bagus? Angkat tangan…
Saudariku, Anda bisa membeli apa pun yang diinginkan dengan uang Anda. Berapa banyak yang bekerja sekedar meletakkan makanan di meja? Saudaraku, angkat tangan… Membayar tagihan listrik…
Inilah masalah kita dalam memahami rububiyyah, untuk memahami bahwa Allah adalah Rabb. Inilah masalah kita. Jika Anda bekerja untuk membayar tagihan, apa imbalan yang Anda peroleh? Bisa membayar tagihan, itulah imbalan Anda.
Di Akhirat tidak ada apa-apa untuk Anda, karena Anda melakukannya untuk alasan yang keliru. Segala sesuatu yang kita lakukan dalam hidup ini, seharusnya hanya untuk menyembah Allah. Tidak peduli apa pun itu.
Bahkan jika pekerjaan saya adalah membersihkan semua selokan di Oslo, saya seharusnya melakukannya dengan kesadaran bahwa saya melakukannya untuk menyenangkan Allah.
Pekerjaan adalah ibadah, demikian kata Nabi shallallahu alaihi wa sallam. Maka jika saya melakukan pekerjaan yang menghalangi ibadah itu, maka pekerjaan itu tidak lagi layak untuk kita. Itulah kenyataan yang ada.
Bahwa jika masuk waktu salat, Anda harus salat, Anda harus salat! Allah menciptakan bumi ini sebagai masjid, menurut Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam. Hanya ada beberapa tempat di mana kita tidak boleh salat, dan Anda tidak bekerja di salah satunya. Anda tidak bekerja di sana.
Anda harus salat ketika waktunya masuk! Tidak seorang pun yang bisa menghentikan Anda! Anda harus paham bahwa Allah adalah Rabb. Uang yang Anda peroleh tidak berasal dari bos Anda, bukan dari pekerjaan Anda, bukan dari segala sesuatu selain Allah azza wa jalla, yang telah mengatur uang itu untuk sampai ke tangan Anda.
Jika Anda memperoleh uang itu dengan tidak mentaatiNya, saya takut akan apa yang menunggu Anda di kehidupan berikutnya. Sungguh saya sangat takut, bila Anda mendahulukan sesuatu sebelum Allah, sesuatu itu akan menjadi Rabb Anda, menjadi Tuhan Anda, dan tauhid dilempar keluar jendela. Kita perlu memahami hal itu.
Saya tidak peduli apa yang Anda hadapi saat ini, saya butuh waktu lima menit untuk salat! Si Fulan ini dan si Fulan itu boleh merokok selama 20 menit, dan Anda bilang saya tidak boleh salat hanya lima menit?
Kita harus bangkit! Kita harus bangkit dan menyadari bahwa kita punya hak! Saya tidak peduli apa kata hukum, saya punya hak asasi manusia untuk menyembah sebagaimana saya inginkan. Selama penyembahan itu bukan kejahatan. Dan saya tidak tahu bagaimana salat bisa menyakiti seseorang.
Jadi kita harus memahami hal ini, kita harus memperjuangkannya. Biar saya ceritakan sesuatu tentang dunia ini. Kebebasan bukanlah bebas sebagaimana yang mereka katakan, namun mereka mengatakannya untuk alasan yang keliru.
Hak Anda… Anda harus memperjuangkannya. Beginilah yang selalu terjadi di dunia. Hak itu tidak terbantahkan, sebagaimana yang dikatakan di dalam undang-undang Amerika Serikat. Hak adalah yang kita perjuangkan. Kita perjuangkan hak kita.
Inilah nilai dari kebudayaan manusia. Inilah yang dikenal sebagai para Muslim dari awalnya. Kita berjuang untuk hak kita, kalian harus menghargai kami. Anda tidak perlu menyukai saya, saya tidak peduli. Namun Anda harus menghargai saya, siapa saya, dan nilai-nilai agama saya.
Jika Anda tidak suka, lakukanlah semau Anda. Jika Anda memecat saya karenanya, saya punya Allah, Rabb saya. Saya punya Allah, Rabb yang akan menggantikan apa-apa yang saya tinggalkan demi Dia, dengan sesuatu yang lebih baik. Itulah keyakinan yang harus dimiliki seorang Muslim. Jika tidak maka kita akan selalu kacau balau dalam lumpur keburukan dan penghinaan selamanya. Kita harus bangkit.
Semoga itu menjawab pertanyaan Anda. Anda harus melakukan yang harus Anda lakukan. Seperti yang mereka katakan, lakukan yang harus Anda lakukan. Bangkitlah untuk salat. Saya harus melakukan yang harus saya lakukan. Jika Anda melakukan apa yang harus lakukan untuk menghasilkan uang itu, maka lakukan apa yang harus Anda lakukan untuk beramal saleh.
Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://www.kitabisa.com/nakindonesia