Seorang wanita menulis kepada saya hari ini tentang orang tuanya yang memaksanya untuk menikahi seseorang yang tidak dia sukai. Dia dimarahi. Lalu orangtuanya mendatangkan seorang qari untuk membacakan Al-Qur’an kepadanya agar dia kembali menggunakan akal sehatnya dan mengikuti apa yang mereka katakan.
Mereka menyatakannya bersalah atas pasal “kepatuhan terhadap orang tua dalam Islam,” mereka bahkan sudah mulai melakukan kekerasan fisik kepadanya.
Mempermalukan anak perempuan Anda dan memaksa mereka untuk menikah seakan mereka adalah beban yang ingin Anda lepaskan adalah tindakan yang menjijikkan. Yang lebih menjijikkan lagi adalah orang-orang seperti itu menggunakan Islam untuk membenarkan tindakan jahiliyah ini.
Sebelum datangnya Islam, kaum pagan menguburkan bayi perempuan mereka hidup-hidup. Dalam hal pernikahan paksa ini yang Anda kuburkan adalah jiwa mereka. Anak perempuan kita memiliki pilihan. Tugas kita adalah memberi mereka nasehat yang baik, dan bukan mencekoki lamaran yang datang ke tenggorokon mereka.
Allah akan meminta pertanggungjawaban atas bagaimana Anda memperlakukan mereka yang ada dalam pemeliharaan Anda. Hal ini juga berlaku bagi mereka yang anak perempuannya sudah menikah dan mengalami KDRT, yang satu-satunya alasan mereka untuk mempertahankan pernikahan adalah karena perintah orang tuanya. Orang tuanya ini ingin menghindar dari nama buruk bila anaknya bercerai. Mereka mengatakan kepada anaknya, “Kami juga mengalami penderitaan seperti itu, jadi kuatkan dirimu.”
Saya tidak paham betapa begitu kuatnya ketakutan kita akan embel-embel dan betapa besar keinginan kita untuk menjaga penampilan palsu di masyarakat, sehingga tidak ada masalah bagi kita untuk melihat anak perempuan kita mati lemas kehabisan nafas. Jika Anda memang ingin melakukan ini kepada mereka, setidaknya jangan bawa-bawa nama Islam. Anda bahkan sudah melakukan kesalahan yang cukup besar tanpa itu.
Semoga Allah memperkenankan kita untuk berbakti kepada orang tua dan semoga Allah memperkenankan orang tua yang melakukan ketidakadilan kepada anak perempuannya untuk segera menyadari kekeliruannya.
Waktunya makan siang, sampai jumpa.
Sumber: https://www.facebook.com/noumanbayyinah/posts/1220555748077165