Jadi kebaikan itu berawal di dalam keluarga Anda, lalu menyebar keluar dan ini hal terakhir yang akan saya sampaikan tentang ayat ini. Yaitu… Pertama ada standar minimal hubungan dengan Allah, kemudian dengan orang tua, kerabat dekat, dan tetangga Anda. Seperti apa kelihatannya?
Hubungan terdekat dan paling intim di hati Anda adalah prioritas pertama, lalu menuju hubungan dengan manusia, hubungan mana yang paling erat? Orang tua Anda sendiri, lalu kerabat terdekat termasuk pasangan, anak, dan lainnya. Kemudian bergerak keluar.
Dan mengapa itu penting? Karena sayangnya, Anda kadang menemukan kebalikannya. Anda menemukan seseorang yang sangat baik di masyarakat. Bersikap sangat baik kepada orang lain, “Salaam, bagaimana kabarmu?”
Memeluk Anda dan mencari tahu kabar Anda. Pria yang benar-benar baik. Kecuali ketika dia menutup pintu di belakangnya dan sampai di rumah. Tiba-tiba dia berubah menjadi Fir’aun. Anda bahkan tidak akan mengenalinya.
Anda tidak akan mengenalinya, “Apa yang terjadi dengan orang ini?”
Suaranya berubah, temperamennya berubah. Dia berubah menjadi orang lain. Pada dasarnya Allah memberi tahu kita di sini bahwa tidak ada gunanya Anda menjadi orang yang baik di luar, jika tidak bisa menunjukkannya terlebih dahulu kepada orang tua Anda sendiri, kepada pasangan Anda sendiri, kepada anak-anak Anda sendiri.
Jika Anda tidak bisa melakukan itu, menyebar kebaikan di dalam keluarga Anda terlebih dahulu, maka segala sesuatu di luar sana adalah palsu. Kepalsuan Itu tidak ada nilainya dan tidak ada konsekuensinya. Benar? Saya ingin menyoroti ini karena pada kenyataan sebenarnya saya menyadari bahwa pria mengalami cukup banyak tekanan.
Jika Anda ingin bisa memenuhi tanggung jawab Anda, maka pastikan setidaknya Anda memperoleh sebagian dari hak mendasar Anda. Anda harus menerima hak Anda, karena itu adalah kebutuhan manusia.
Misalnya, jika anak Anda tidak menghormati Anda, tidak menunjukkan sedikit rasa hormat, bahkan tidak mengucapkan salam kepada Anda, itu akan menggerogoti Anda, menyakiti Anda. Mempengaruhi Anda dengan cara yang tidak Anda sadari, bisa saja mempengaruhi bagaimana Anda menghadapi orang lain. Ini akan mempengaruhi Anda secara emosional, spiritual, psikologis, serta dampak lainnya.
Jadi perbaikilah semua hubungan itu, tidak hanya melaksanakan kewajiban Anda saja, yang memang harus dipenuhi lebih dulu, namun di saat yang sama belajarlah untuk menuntut hak Anda. Tapi juga bukan berarti menuntut hak Anda hingga kelewat batas. Anda memiliki hak tertentu dan Anda berhak memperolehnya.
Semoga Allah Azza Wa Jalla menjadikan kita manusia yang seimbang.
Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia
English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/02/26/a-muslim-man/