Ketika kuliah di Mesir, saya pernah membawa anak seorang teman untuk berjalan-jalan ke sebuah mall. Seorang pemuda terlihat sedang bekerja di sana, mengatur gerainya hingga para pelanggan tiba. Saya perhatikan dia sedang membaca sesuatu, namun ketika kami mendekat diletakkannya bacaannya itu untuk melayani kami.
Segera setelah kami pergi, saya perhatikan dia kembali mengambil apa yang tadi sedang dibacanya, lalu matanya terlihat mengarah ke langit-langit pertokoan, mulutnya bergerak tanpa suara. Dia sedang menghafal Al-Quran.
Kemudian kami melewati sebuah mesin popcorn dan seorang lelaki paruh baya yang menjaganya. Saya lihat matanya lekat menatap ke arah langit-langit dan saya bertanya-tanya apa sebabnya. Saya terus memperhatikannya hingga mengetahui apa yang sedang dia lakukan. Dia memegang sebuah buku, sebuah mushaf Al-Quran.
Matanya menatap loteng karena dia sedang menghafal apa yang tertulis di halaman di hadapannya, menjauhkan pandangan dari halaman tersebut seraya berusaha mengingat isinya. Jika ada orang yang datang, dilayaninya pelanggan tersebut untuk selanjutnya kembali tenggelam dalam hafalannya.
Kadang kita membayangkan orang-orang yang memiliki hubungan erat dengan Al-Quran sebagai mereka yang menghabiskan waktu berjam-jam di masjid atau di rumah, mendedikasikan siang dan malamnya yang berharga untuk menghafal dan mengulangi hafalannya.
Namun Anda juga bisa menjadi manusia Qurani. Jangan kecilkan diri Anda dengan menganggap bahwa untuk menjadi manusia Qurani Anda harus pergi ke negara lain. Lalu Anda juga harus mengalokasikan banyak waktu dengan mengambil cuti sebelum memulai perjalanan tersebut.
Manusia Qurani ada di mana saja, mereka bisa saja ibu atau ayah rumah tangga yang masih menyempatkan diri untuk membaca barang satu ayat disela-sela kesibukan mereka dalam mengasuh anak. Mereka yang bekerja seharian, yang menyempatkan diri untuk mendengarkan Al-Quran sambil berkendara. Para pelajar yang menghadapi ujian akhir, namun masih menyediakan waktu untuk membaca terjemahan Al-Quran. Begitu juga mereka yang menghafal satu ayat disela-sela istirahat dari kesibukan mengurus orang tuanya.
Seperti apa manusia Qurani itu? Manusia Qurani itu seperti Anda.
Sumber: https://www.facebook.com/maryam.amirebrahimi/posts/1752601274800722
[…] Seperti Apa Manusia Qurani Itu? – Maryam Amir […]
LikeLike