Dan hal lainnya adalah sebagai manusia saya juga melakukan satu atau dua kesalahan sebenarnya adalah tugas Anda untuk membetulkan dan memperbaiki, namun dengan cara yang santun. Saya ingin memberi tahu sesuatu, untuk kebaikan Anda. Juga untuk saya, sebagai pengingat.
Ada orang-orang tertentu yang melayani agama Allah. Kadang Anda tidak kenal siapa mereka. Kadang Anda takkan pernah mengenal mereka. Mereka melayani Allah dengan penuh dedikasi. Beberapa di antara mereka mungkin saja telah mengorbankan jiwanya, hanya untuk melayani Allah. Mereka tidak menginginkan apa-apa dari Anda, melainkan mereka malah memberi Anda sesuatu. Mereka tak pernah mengambil sesuatu dari Anda.
Kadang kita cenderung sangat kasar dengan lidah kita, kita ucapkan perkataan yang tidak benar mengenai mereka. Ini bukan tentang saya, tapi secara umum mereka yang melayani Islam. Anda harus hati-hati berbicara mengenai mereka, Anda harus menjaga mulut Anda. Kadang penyebab kita mengalami kejadian buruk di dunia ini adalah karena telah mengucapkan perkataan buruk tentang mereka yang menjadi teman Allah, sebagai akibatnya kita menderita.
Jadi berhati-hatilah, jagalah lidah Anda. Tidak ada perlunya untuk mengucapkan perkataan buruk bahkan di antara kita sendiri. Kita nilai hati orang lain; orang ini melakukan ini karena alasan itu. Bagaimana Anda bisa tahu?
Anda mungkin saja menderita karena hal itu, bukan karena mereka mengutuk Anda. Namun Allah yang merupakan teman mereka, tidak suka terhadap apa yang Anda lakukan pada temanNya.
“Man ‘aada lii waliyyan faqad aadzantuhu bil harb.” (HR. Bukhari: 95)
Nabi shallallahu alaihi wa sallam bersabda, “Sesiapa saja yang telah menyakiti salah satu sahabatku, aku menyatakan perang terhadap orang itu.”
Allahu akbar. Anda menyakiti dengan kata-kata, dengan pernyataan. Saya telah melihat orang tertentu benar-benar terpuruk hanya dalam hitungan hari akibat sesuatu yang telah mereka katakan atau perbuat. Hanya dalam beberapa hari.
Mereka terpuruk begitu dalam sehingga bahkan tidak tahu apa sebabnya. Terkadang mereka tidak mengerti, bahkan tidak akan mengerti apa yang menimpanya. Mereka pikir karena masalah ini atau itu. Tidak, bukan.
Ada seseorang yang datang untuk meminta nasihat saya, dan berkata, saya punya masalah ini dan itu. Saudaraku, ada beberapa pertanyaan yang harus Anda tanyakan pada diri Anda; sudahkah Anda membayar zakat dengan benar?
“Apa maksud Anda? Anda pikir saya akan memakan zakat?”
“Tidak. Saya tak mau tahu jawabannya.”
“Tanya saja diri Anda sendiri dan jawablah sendiri pada malam hari ketika Anda sedang sendiri.”
“Periksalah bagaimana Anda menghitung zakat dan memberikannya.”
“Apakah zakat Anda telah benar-benar diberikan dan didistribusikan?”
Kedua…
“Bagaimana hubungan Anda dengan Sang Pencipta?”
Ketiga…
“Pernahkah Anda menyakiti teman Sang Pencipta subhanahu wa ta’ala?”
“Pernahkah Anda bicara buruk tentang orang-orang?”
“Apakah Anda berpikir negatif setiap kali bertemu seseorang?”
“Jika itu benar, maka mungkin itu masalah Anda.”
“Itu tidak ada hubungannya dengan masalah yang saya hadapi ini.”
“Tidak. Mungkin saja itu masalahnya.”
“Mungkin saja Allah telah mengumumkan perang terhadap Anda. Anda tidak tahu saja.”
“Tapi Allah itu ‘ghofuurur-rohiim,’ Dia Maha Pengampun.”
“Allah memang Maha Pengampun, tapi dosa Anda bukan antara Anda dengan Allah,
tapi antara Anda dengan pihak ketiga, dan pihak ketiga itu tidak bersifat ‘ghofuurur-rohiim’.”
Saudaraku semua, saya mohon Anda semua untuk membersihkan hati Anda, sucikanlah. Hati Anda butuh pensucian. Dan “wallaahi” (demi Allah), “su’udzon” (buruk sangka) harus dibuang dari hati itu. “Su’udzon” adalah salah satu penyakit paling gawat yang bisa Anda derita. “Su’udzon” berarti berburuk sangka.
Anda bertemu seseorang, berpikir dia berpakaian begini karena dia seperti itu. Anda bertemu seorang wanita ber-rok mini, Anda berpikir dia seperti PSK. Pikiran itu sungguh kotor, sungguh kotor! Meskipun memang demikian, lalu apa hubungannya dengan Anda? Itu kenyataannya.
Ketika mulai menilai seseorang karena pakaiannya yang buruk. Apa?! Atau Anda melihat seseorang memasuki kelab malam, hal pertama yang tercetus di kepala Anda, -kecuali dia adalah anak atau seseorang di bawah tanggung jawab Anda, barulah Anda berhak mencari tahu-
Hal pertama yang tercetus di kepala Anda adalah, paman ini datang ke kelab malam untuk mengeluarkan seseorang dari situ. Itu adalah pikiran yang baik.
Orang suka berprasangka, “Saat ini banyak orang jahat.”
Pikiran seperti itu sendiri sudah buruk, Anda paham maksud saya? Bahkan jika mereka pergi ke kelab malam untuk melakukan perbuatan dosa, lalu apa hubungannya dengan Anda? Apakah pernyataan Anda bisa membuat mereka masuk surga?
Allahu akbar, Allahu akbar, saya ingin mengingatkan Anda. Pernyataan Anda takkan menolong mereka untuk masuk surga, tapi bahkan akan menghilangkan kesempatan Anda untuk masuk surga. Itu masalahnya.
Jadi, jika Anda sucikan hati Anda, ini akan memperbesar kesempatan Anda untuk masuk surga. Mungkin memang tidak bisa merubah keadaan, namun meningkatkan kesempatan Anda untuk masuk surga.
Surga tidak diperuntukkan bagi mereka yang hatinya kotor, saudaraku. Bersihkan, buang kotorannya. Cintai sesama hanya demi Allah saja, dan itulah surga Anda. Itulah surga Anda. Akan kita bahasa nanti malam, sebagai bagian dari topiknya.
Jadi saudaraku semua, kita butuh, kita semua termasuk saya, harus berusaha mensucikan hati kita. Tidak cukup hanya dengan bersua, berbalas senyum, sedangkan hati masih kotor.
“Anda tahu, teman kita yang ini busuk, bajingan, dia begini dan begitu…”
Apakah dia sudah mencuri uang Anda? Jika tidak, maka diamlah!
“Tidak, dia mencuri uang orang lain.”
Uang orang? Anda menyebarkan rumor, Anda bahkan tak tahu cerita dari kedua pihak. Anda bahkan tidak tahu apa yang benar dan salah, tapi berani jadi hakim, hanya karena cerita sepihak.
Jangan membenci seseorang karena cerita orang lain. Pada umumnya hal ini tidak ada hubungannya dengan Anda. Jika Anda memang ingin berhati-hati terhadap seseorang, -seseorang berkata, “Jika Anda ingin berurusan dengan orang ini, Anda perlu lebih berhati-hati.”-
Maka Anda lebih berhati-hati. Ini bukan pernyataan yang buruk, hanya peringatan yang mengatakan, “Anda perlu lebih hati-hati karena ada kecenderungan umum bahwa orang-orang tidak memenuhi apa yang telah mereka ucapkan.”
Sekarang mereka bahkan membawa pengacara untuk menandatangani dokumen, namun mereka masih saja tidak memenuhi perjanjian. Jadi jika itu untuk mengingatkan seseorang, maka berbeda urusannya. Namun memiliki hati yang kotor dan persepsi buruk tentang orang lain, akan menjauhkan Anda dari surga. Surga adalah sesuatu yang harus saya dan Anda perjuangkan.
“Wallaahi” (demi allah), jangan kehilangan fokus. Salat subuh, zuhur, dan asar Anda, ketika Anda di mall, atau di sini, mau pergi ke musholla – di sini disebut surau- berwudhu, memakai pakaian salat dengan baik, lalu salat, inilah yang akan memberi Anda surga, “wallaahi“.
Ketika sudah tua, Anda bisa tersenyum dan berkata, “Ya Allah, saya sudah berikan yang terbaik untukMu, sisanya ada di tanganMu, ampuni aku dan anugerahi aku surga.”
Namun jika kita belum pernah mencoba untuk memperjuangkan surga, tidak pernah mencoba menghilangkan yang buruk, kotor, dan tidak dapat diterima,
Lalu kita berkata, “Jangan khawatir, kita akan masuk surga, Tuhan itu Maha Pengampun.”
Allah berkata, “Subhanallah.”
Kembalilah sebelum terlambat, semoga Allah menganugerahi kita titik balik.
English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/02/12/be-careful-when-talking-about-people-who-serve-the-deen
[…] [Transkrip Indonesia] Jangan Sakiti Teman Allah – Mufti Menk 0 […]
LikeLike