[Transkrip Indonesia] Tetap Salat Hingga Kematian Menjemput – Abdul Nasir Jangda – Quran Weekly


Ini dari surat Maryam.

Wa aushoonii bish-sholaatii waz-zakaatii maa dumtu hayyaa.

Tuhanku dengan tegas telah memerintahkanku.

Tuhanku dengan tegas telah memerintahkanku untuk salat, melaksanakan salat dan berzakat (memberi derma). “Maa dumtu hayyaa,” selama aku masih hidup. Jadi ini dari surat Maryam, surat ke-19, ayat ke-31.

Wa aushoonii bish-sholaatii waz-zakaatii maa dumtu hayyaa.

Tuhanku dengan tegas telah memerintahkanku, untuk salat dan berderma atau mensucikan diriku, selama saya masih hidup, “Maa dumtu hayyaa.

Ini adalah pernyataan Isa ‘alaihissalaam. Ini adalah peringatan yang sangat kuat tentang bagaimana pendekatan kita terhadap salat, bagaimana pendekatan, pandangan dan anggapan kita tentang salat, serta bagaimana kita mengimplementasikan salat dalam kehidupan kita. Perhatikan ayat ini mengatakan bahwa kita harus salat selama masih hidup.

Hingga helaan nafas terakhir saya berkomitmen untuk menjalankan salat.

Apa sebenarnya maknanya? Apapun yang terjadi, salat akan tetap saya jalankan hingga nafas terakhirku. Saya akan terlibat dengan salat hingga saya mati. Nabi shallallahu alaihi wa sallam memperlihatkan hal ini, beliau memenuhi hal ini. Ini bukan hanya teori, enak diucapkan, atau slogan yang indah.

Nabi shallallahu alaihi wa sallam melaksanakannya. Seminggu sebelum wafat, beliau dalam kondisi sakit berat. Beliau jatuh sakit. Nabi shallallahu alaihi wa sallam tidak sanggup berdiri apalagi berjalan, segera setelah jatuh sakit. Lalu apa yang beliau lakukan? Beliau meminta beberapa orang sahabat datang ke rumah untuk membawa beliau.

Sebuah hadits menyatakan ini, “Yuuhaadi baina itsnain.” beliau dibawa oleh dua orang. Dan makna kata “Yuuhaadi” dalam Arab klasik adalah… Anda tahu ketika kita mengalami kesulitan berjalan sendiri? Anda letakkan lengan Anda ke bahu dua orang lain, dan mereka memapah Anda seperti ini? Itu disebut “Baina itsnain,” seperti tersandung-sandung dibawa dua orang.

Jadi Nabi shallallahu alaihi wa sallam menyuruh dua sahabat ke rumah beliau, lalu diletakkannya lengannya di bahu mereka dan mereka membawanya untuk salat, beliau tetap pergi salat. Subhanallah ada sesuatu yang sangat indah dan dalam yang kita temui dalam riwayat itu.

Kita tahu bahwa Nabi shallallahu alaihi wa sallam sedikit lebih tinggi dari orang kebanyakan. Jika datang sekelompok orang, maka beliau sedikit lebih tinggi dari semuanya. Beliau tidak terlalu tinggi, tidak sampai 7 kaki (213 cm), namun sedikit lebih tinggi dari rerata orang.

Hadis ini menceritakan bahwa ketika mereka memapah beliau, karena beliau sedikit lebih tinggi, maka kedua kaki beliau terseret di jalan. Kedua kaki beliau akan terseret di jalan. Namun beliau tetap pergi salat meski dalam kondisi demikian. Beliau masih pergi salat dalam kondisi seperti ini. Ini mengajarkan kepada kita bahwa salat adalah sesuatu yang kita lakukan hingga nafas terakhir.

Umar Ibn Khattab radhiyallahu anhu, adakah yang bisa menceritakan bagaimana dia wafat? Dia ditikam ketika sedang mengimami salat. Dia ditikam ketika sedang mengimami salat. Riwayat ini mengisahkan bahwa Umar menderita luka berat, perutnya berlubang. Dia terkapar, mengalami pendarahan hebat, dan mulai tidak sadarkan diri. Ketika berada dalam kondisi demikian, dia mendengar seruan azan. Dia mulai bangkit kembali.

Semua yang mengelilinginya berusaha mencegah, “Tunggu! Anda mau ke mana?

Jawabnya, “Saya harus salat, sudah azan.

Saya harus pergi salat, azan berkumandang.

Mereka berkata, “Anda sedang sekarat.

Ada lubang di perut Anda, bagaimana Anda mau pergi salat?

Dia menjawab, “Aku ingat Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata kepadaku bahwa tidak beragama seseorang yang tidak salat.

Bahwa salat itu laksana kepala dan tubuh, saya harus pergi salat.

Beginilah komitmen yang dimiliki orang-orang ini terhadap salat, selama saya masih hidup, saya akan salat. Demikianlah hubungan yang mereka miliki dengan salat. Dan inilah yang dikatakan ayat ini.

English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/02/08/perform-salah-till-death/

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s