Salah satu kritikan kaum Quraisy, yang direkam Allah pada surat Al Furqan, terhadap Nabi Muhammad adalah persoalan mengapa kok utusan tuhan sama-sama makan, sama-sama ke pasar.
“Mengapa rasul itu memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar? Mengapa tidak diturunkan kepadanya seorang malaikat agar malaikat itu memberikan peringatan bersama-sama dengan dia?” (QS Al Furqan ayat 7)
Cara berpikir orang Quraisy menggambarkan apa yang kita sering juga bayangkan mengenai pemuka atau ahli agama. Mereka beda dengan kita bahkan tampilan sangat luar biasa bak malaikat, mungkin dari baju atau penutup kepala yang berbeda dengan masyarakat.
Kritikan ini dijawab pada ayat 20 bahwa setiap nabi juga seperti itu, “Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar.”
Apa yang bisa dipahami dari kedua ayat ini? Kedua ayat ini menggambarkan bahwa, meski tentu saja para nabi memiliki akhlak yang tinggi, tetapi pada kesehariannya berbaur dan tidak memisahkan diri dari masyarakat. Mereka terlihat ketika makan dan dapat ditemui di pasar. Karakter dakwah mereka bukanlah berada di tempat yang jauh sambil menilai-nilai.
Begitu pula seharusnya begitu juga karakter umat Islam, harus berbaur dan berada di tengah-tengah masyarakat, tidak mengisolasi diri. Jangan pula jadi umat yang membedakan dirinya dari masyarakat, kecuali tentu pada hal-hal yang memang ajaran agama.
—————————————————————————
Renungan dari khutbah Jumat ustadz Nouman Ali Khan.
Resume oleh Irfan Habibie Martanegara (Ketua NAK Indonesia)
Sumber: https://www.facebook.com/noumanbayyinah/videos/1185785148220892/
[…] [Resume] Mengapa Rasul Memakan Makanan Dan Berjalan Di Pasar? – Nouman Ali Khan […]
LikeLike