Allah berfirman dalam Al-Qur’an berkali-kali, kita mendengar tentang Jahannam. Kita tahu dan kita berpikir tentang Jahannam sebagai sesuatu yang jauh, kan? Jahannam, api neraka. Kita menganggapnya sebagai sesuatu yang jauh, di Akhirat. Ya, siksaan dan azab itu jauh sekali.
Tapi yang tidak kita sadari adalah bahwa siksaan dan azab akibat mengambil sesuatu selain Allah dan mencintainya seperti kita mencintai Allah akan menyiksa dan mengazab Anda dalam kehidupan ini, sebelum kehidupan selanjutnya. Hal yang sama yang menjawab semua pertanyaan ini.
Apa yang memenuhi pikir saya? Kehilangan apa yang paling saya takutkan? Apa yang membuat saya marah? Hal apa yang pertama muncul dalam pikiran saya? Apa yang saya pikirkan dalam salat? Hal yang sama, apakah keluarga, anak, suami, status, uang Anda. Apa kata orang ini mengenai saya? Apa kata orang itu tentang saya? Bagaimana citra saya di hadapan masyarakat? Apa yang orang pikirkan? Apapun itu…
Hal yang sama akan menjadi sumber kepedihan terdalam bagi Anda. Juga sumber siksaan. Anda paham cara kerjanya? Allah telah merancang alam semesta ini dengan spesifik. Allah telah merancang hati manusia dengan cara yang spesifik. Jika Anda mengubah desain itu, jika Anda menentang cara kerja desain itu, Anda akan merasakan sakitnya. Karena Anda melawan hukum alam semesta. Apakah itu? “Laa ilaaha illallah.”
“Laa ilaaha illallah” bukan hanya sebuah pernyataan yang kita ucapkan. Kita mengatakannya berulang kali dalam sehari, tapi itu bukan semata-mata hanya sebuah pernyataan. Ketika Anda mengatakan, “Laa ilaaha illallah.”
Anda mengakui bahwa tidak ada yang layak diletakkan di pusat kehidupan Anda, kecuali Tuhan. Tidak ada lagi yang layak memenuhi pikiranku sepanjang hari. Tidak ada lagi yang layak menjadi hal pertama yang saya pikirkan saat saya bangun di pagi hari, hal terakhir yang saya pikirkan sebelum tidur, yang memenuhi pikiran saya selama salat. Tidak ada lagi yang layak untuk dianggap penting yang membatasi saya dengan cara yang sangat dalam kecuali Tuhan.
Itulah tauhid, itulah maknanya menjadi seorang muslim. Allah telah merancang dunia, alam semesta, manusia, di seputar “Laa ilaaha illallah“. Jika Anda melawan “Laa ilaaha illallah“, lalu menjadikan uang sebagai “illah“, Anda akan menderita. Karena Anda melawan hukum alam semesta. Jika Anda menempatkan pasangan Anda sebagai “illah“, Anda akan menderita. Jika Anda menempatkan anak Anda sebagai “illah”, Anda akan menderita. Anda merasa demikian karena menentang hukum alam semesta.
Bukan demikian Allah subhaanahu wa ta’ala merancangnya. Allah membuat hati kita sedemikian rupa, sehingga hanya bisa diisi olehNya. Jadi, jika Anda mengisi sesuatu dengan substansi yang tidak semestinya mengisinya, dia akan hancur.
Saat pergi ke pom bensin untuk mengisi tangki bensin, Anda memutuskan hari ini tak akan mengisinya dengan bensin, tapi jus jeruk. Bukan keputusan yang cerdas, karena apa yang terjadi? Yang terjadi adalah, mobil Anda tidak akan berjalan, bahkan Anda akan merusak mobil itu. Ketika Anda mengisi tangki bensin dengan jus jeruk, Anda telah mengisinya dengan sesuatu yang tidak dirancang untuknya. Hati kita sama, hati kita seperti cangkir dan Anda bisa mengisinya dengan apapun yang Anda pilih.
Tapi jika Anda memilih untuk mengisinya dengan kehidupan ini, dengan “dunya“. Jika Anda memilih untuk mengisinya dengan uang, dengan status, jika Anda memilih untuk mengisinya dengan apa yang dipikirkan orang, maka cangkir itu akan pecah.
Hati itu tidak akan pernah merasa tenang, hati itu tidak akan terasa damai. hingga dia dipenuhi dengan apa yang dirancang untuknya, dan itu adalah Allah subhanahu wa ta’ala, dan mengingat Allah, bukan mengingat ciptaan Allah. Pikiran dan hati kita seharusnya tidak terobsesi selain oleh Pencipta kita.
Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://www.kitabisa.com/nakindonesia
English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/01/31/the-law-of-universe/
[…] Indonesian Transcript: https://nakindonesia.wordpress.com/2018/01/31/hukum-alam-semesta/ […]
LikeLike
[…] [Transkrip Indonesia] Hukum Alam Semesta – Yasmin Mogahed […]
LikeLike
Reblogged this on mansimuhammadamin.
LikeLike