Dan ini menolong menghindari kecanduan. Saya ingin menceritakan cara menarik untuk menghindari godaan, atau cara untuk tidak mengikuti godaan. Ini kisah nyata.
Saya bertemu seorang Syekh Arab karena qadar Allah agar saya bisa bercerita kepada orang lain. Syekh ini menyelesaikan setiap masalah yang Anda tanyakan padanya dengan dua raka’at. Setiap masalah yang Anda hadapkan kepadanya diselesaikannya dengan dua raka’at. Saya dengarkan penjelasan beliau, begini…
Seorang lelaki datang kepada saya dan berkata, “Syekh, saya suka memandang wanita.”
Anda tahulah… lelaki semacam ini… Dia selalu melirik (peek) wanita. Saya menyebut mereka lelaki yang berada pada “kondisi puncak” (peak performance). Jadi dia selalu melirik setiap saat.
Dia berkata, “Syekh, tolonglah saya, saya terlalu banyak melihat wanita.”
Kata Syekh, “Sederhana saja, tapi kamu harus konsisten.”
“Setiap kamu melihat wanita, yang bukan karena ketidaksengajaan atau karena urusan pekerjaan. Tapi ini sengaja melihat.”
Katanya, “Setiap kali kamu melihat wanita, salatlah dua rakaat.”
“Pokoknya kapan saja kamu melirik wanita dengan cara kurang pantas, salatlah dua rakaat.”
Apa maksudnya ini? Rumus apa ini? Mengapa ini bisa berhasil? Apa yang lebih penting bagi iblis? Apakah iblis lebih suka Anda melirik wanita, melebihi bencinya melihat Anda salat 2 raka’at kepada Allah? Bencinya melihat Anda salat 2 rakaat melebihi sukanya melihat Anda melirik wanita. Benar?
Jadi kata Syekh, “Setiap kali kamu melirik wanita, salatlah 2 rakaat.”
Lelaki itu berkata, “Saya resepsionis, jadi banyak berhadapan dengan wanita.”
Kata Syekh, “Salat saja dua raka’at.”
Lelaki itu mengatakan hari pertama dia salat hingga lima kali atau 10 rakaat. Hari berikutnya 8 raka’at. Setelahnya 6, lalu 4 rakaat. Lalu 2 rakaat. Setelah itu jika mendengar seorang wanita datang, bahkan sebelum saya melirik, -seperti mendengar suaranya di telepon, atau ketukan sepatu hak tingginya-, syaitan akan mengatakan kepada saya, “Jangan lihat!”
“Jika kamu lihat, kamu harus salat dua raka’at, jadi jangan lihat.”
Lalu ditelponnya Syekh itu, “Syekh, saya sama sekali tidak melirik wanita lagi.”
Syekh bercerita, lelaki lain datang masalah yang mirip, katanya, “Syekh, saya merokok.”
Anda tahu bagaimana para perokok berdoa’, doa’ rokok bukan?
Syekh berkata, “Boleh saya katakan sesuatu kepada Anda? Setiap kali Anda merokok, pertama perbaharui berwudhu, meski sebelumnya Anda sudah berwudhu, perbaharui wudhu Anda dan salatlah dua raka’at.”
Lelaki itu berkata, “Syekh, saya merokok dua bungkus per hari.”
Dia menjawab, “Perbaharui wudhu dan salatlah dua raka’at.”
Dan Anda tahu bagaimana perokok berhenti merokok bukan (nanti merokok lagi)?
Lelaki ini berkata, “Hari pertama, saya salat 10 raka’at.”
Itu artinya dia cuma merokok lima batang, dari dua bungkus menjadi dua batang di hari pertama. Dia berwudhu lalu salat dua raka’at.
Lalu di hari kedua -ini baru hari kedua-, “Saya salat empat kali, atau 8 raka’at.”
Hari ketiga, salat tiga kali. Hari ke empat, 2 kali. Hari kelima hanya sekali salat. Artinya dia hanya merokok satu batang dan salat dua raka’at.
Katanya, setelah itu setiap kali saya ingin atau berpikir mau merokok, syaitan berkata, “Jika kamu merokok, kita harus berwudhu lagi, basah lagi, lalu salat dua raka’at. Sudah, tinggalkan saja rokok itu.”
Syekh ini lalu menulis tentang solusi dua raka’at di dalam bukunya. Kemudian seorang pemuda membaca buku itu, lalu dia menelpon saya. Katanya, “Syekh, saya membaca tentang solusi dua raka’at Anda, saya biasanya ketiduran untuk salat subuh, dan itu membuat saya marah.”
“Pada suatu malam,” katanya.
“Saya duduk di tempat tidur saya, hanya sendirian seperti orang gila, lalu saya berteriak, ‘Wallaahil ‘adziim’ jika besok saya ketiduran lagi, saya akan salat 100 raka’at.”
Artinya salat 50 kali lebih banyak. Subuh datang, tanpa alarm atau apapun. Iblis berkata, “Bangun, cepat bangun, sudah subuh.”
“Setelahnya, setahun kedepannya saya tidak pernah ketiduran lagi untuk subuhan. Bahkan saya bisa datang ke masjid sebelum muadzin tiba. Pengurus masjid menyadarinya, lalu memberi saya kunci masjid, dan sekarang sayalah yang membuka pintu masjid setiap akan subuh.”
Saya sangat suka ide dua raka’at ini. Namun ini hanya akan berhasil jika Anda konsisten melaksanakannya. Saya ceritakan pada Anda, karena Anda bisa menggunakannya untuk berbagai hal. Mungkin salah satu dari kita di sini punya masalah mudah marah. Setiap saat saya emosi, pertama saya perbaharui berwudhu, lalu salat dua raka’at.
Nabi shallallahu alaihi wa sallam berkata, “Jika kamu kehilangan kesabaranmu
syaitan menggerakkanmu kemana pun dia mau.”
“Sebagaimana kamu mengendalikan seekor keledai sesukamu.”
“Pegang saja kendalinya, arahkan keledainya, maka dia akan bergerak sekehendakmu.”
Saat marah, syaitan membuat Anda melakukan hal-hal yang tak ingin Anda lakukan. Ketika marah, dia membuat Anda melakukan sesuatu yang sebenarnya tidak Anda inginkan. Disetirnya Anda. Sekarang saya ingin membebaskan diri dari genggamannya.
Setiap kali saya kehilangan kesabaran, saya berwudhu dan salat dua raka’at. Setelah itu syaitan takkan mau Anda kehilangan kesabaran.
Jika Anda mulai gusar dia akan berkata, “Santai Bro, tenanglah Bro.”
“Kita tidak perlu salat dua raka’at sekarang.”
Setiap kita punya masalah berbeda, atau godaan yang ingin kita jauhi. Konsistenlah dengan sistem dua raka’at ini. Cobalah. Tapi syaratnya harus konsisten. Karena syaitan bersama Anda setiap waktu, jika dilihatnya Anda hanya melakukannya sekali-sekali, lain kali Anda cuma gertak sambal, maka dia tahu Anda tidak serius. Namun jika Anda serius, dia takkan mau Anda salat dua raka’at lagi. Dan dia akan berhenti untuk membujuk Anda.
Ya, itu benar. Saya bisa memerangi godaan dengan izin Allah ‘azza wa jalla. Saya bisa memeranginya dengan dua raka’at. Saya takkan biarkan orang mengatakan saya tidak realistis atau butuh terapi. Orang tertentu memang butuh terapi, tapi ada hal lain yang bisa dipecahkan. Ini adalah contoh nyata…
English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2018/01/16/two-rakath-solution
[…] [Transkrip Indonesia] Solusi 2 Rakaat – Kamal El Mekki […]
LikeLike