Kata-Kata Manusia Kadang Menyakitkan – Nouman Ali Khan


(فعصى آدم ربه فَغَوَى ثم اجتباه ربه فتاب عليه وهدى)

Kisah manusia diawali dengan sebuah kegagalan. Kegagalan bapak kita (Adam ‘alaihissalam) dalam menghadapi sebuah ujian yang sepertinya tidak terlalu sulit. Di surga tidak terhitung pepohonan dan buah-buahan yang kata Allah ukurannya terbentang seluas langit dan bumi yang digabungkan.
Kata-Kata Manusia Kadang Menyakitkan

(عرض السماوات والأرض)

Surga digambarkan sebagai kebun yang rimbun, jadi pada hakekatnya kita berbicara tentang pepohonan tiada berakhir berikut semua kesenangan yang ada. Dan yang perlu beliau (bapak) dan ibu kita lakukan hanyalah menghindari satu pohon saja. Hanya satu.

Ketika seorang manusia gagal dalam sebuah ujian, maka jelas akan ada teguran, “Bagaimana mungkin kamu gagal?

Namun kita pasti tidak ingin diingatkan akan kegagalan yang telah kita alami beberapa jam, hari, minggu, bulan, tahun, atau dekade yang lalu. Itu memalukan, membuat kita merasa sehina kegagalan kita itu. Rasa tidak berharga dan keraguan tentang kemampuan diri untuk keluar dari jurang tak berdasar melingkupi kita. Kita mulai mengatakan kepada diri sendiri bahwa kita adalah pecundang, dan bukan mengatakan bahwa kita sedang gagal. Itu adalah kenyataan yang tidak bisa kita hindari, dan kita terpaksa menyerah kepada takdir kita yang menyedihkan itu.

Dapatkah Anda membayangkan kesalahan bapak kita Adam ‘alaihissalam yang dibukukan di dalam Al-Qur’an dibaca oleh generasi yang tak terhingga jumlahnya, bahkan sebelum kita di dalam kitab terdahulu, dan bahwa pengulangan ini berlangsung tak terhitung jumlahnya setiap hari? Mampukah Anda membayangkan bagaimana rasanya jika kesalahan kita digaungkan terus menerus oleh seluruh umat manusia?

Allah mengatakan, “Jadi Adam tidak patuh kepada Tuhannya, dia sudah menyimpang.

Coba ganti namanya dengan nama Anda atau saya. Kecaman orang saja sudah terasa cukup buruk, apakah lagi jika Allah sendiri yang mengecam kita lalu diulangi tanpa henti oleh orang-orang yang beriman.

Saya tadi mengatakan bahwa kisah manusia diawali oleh kegagalan, namun sebenarnya itu bukan kisah kegagalan. Itu kisah tentang apa yang terjadi setelah berlangsungnya sebuah kegagalan. Adam ‘alaihissalam dan syaitan memiliki kesamaan. – Tolong dengarkan dulu penjelasan saya sebelum Anda mulai demo -.

Pada satu ketika keduanya dimuliakan Allah. Keduanya juga melanggar sebuah perintah. Bedanya bukan pada terjadinya sebuah kegagalan, namun pada MENGAPA kegagalan itu terjadi dan tujuan dari pesan singkat ini adalah untuk menjelaskan APA yang terjadi setelah kegagalan itu.

Allah tidak menghina bapak kita dengan menceritakan bagaimana beliau tidak mematuhi perintahNya. Dia menjadikannya teladan akan tindakan apa yang harus dilakukan setelah membuat suatu kesalahan. Dia memperlihatkan kepada kita bagaimana seseorang yang telah diturunkan dari surga nun jauh di atas sana tetap berusaha mendaki jalan untuk kembali.

Tidak seperti syaitan, kegagalan Adam ‘alaihissalam tidak membuatnya ditolak oleh Allah. Anda mungkin berpikir bahwa dikeluarkan dari surga ke bumi adalah sebuah bentuk penolakan. Dia tidak lagi diperhatikan Allah. Namun itu tetaplah sebuah kemuliaan seperti dahulu. Tetapi tidak, teruslah membaca dan Anda akan menemukan sesuatu yang luar biasa.

Allah berkata, (فاجتباه ربه), yang berarti “lalu Tuhannya memilihnya”.

Tunggu! Apa? Aku kira dia sudah ditolak! Namun aaah, dia sudah dipilih. Pemilihan itu terjadi ketika Allah mengumumkan bahwa Dia akan menciptakannya. Mengapa Allah mengatakan kepada kita sekarang bahwa Dia telah memilih Adam ‘alaihissalam? Kata (ijtiba) (اجتبى) yang saya artikan disini sebagai ‘memilih’ berarti lebih ‘halus’ dari pada itu.

Arti sebenarnya adalah ‘memilih sesuatu yang sesuai dengan suatu tujuan’. Lupakan sejenak masalah bahasa ini, pikirkan saja hal ini seperti memilih kunci inggris yang cocok untuk baut tertentu, atau obeng yang pas untuk sekrup tertentu, atau khusus untuk ‘generasi pejuang layar sentuh’ adalah bagaimana mengunduh aplikasi yang cocok jika ada banyak pilihan.

Ada sesuatu di dalam diri Adam, bahkan di saat dia turun dari tingginya surga ke rendahnya bumi yang menyebabkannya memenuhi syarat untuk menjadi pilihan Allah yang spesial tersebut. Apakah itu? Pastilah sesuatu yang dimilikinya tetapi tidak dimiliki syaitan.

Allah memberi Adam kata-kata yang tepat untuk diucapkan ketika menyatakan permohonan maafnya, penyesalannya, dan usahanya untuk menebus kesalahan.

(فتلقى آدم من ربه كلمات)

Jadi Adam telah bersinggungan dengan kata-kata yang dalam yang khusus diberikan oleh Tuhannya. Kata-kata Allah, saudara-saudara! Kata-kata Allah! Itulah tangga untuk kembali ke surga. Tangga itu ada bukan untuk ‘mereka yang tinggi’ namun diperuntukkan bagi ‘mereka yang rendah’ yang telah jatuh.

Jika kata-kata manusia telah melecehkan Anda, maka ketahuilah bahwa kata-kata Allah tidak akan menghina Anda, melainkan menjadikan Anda rendah hati. Kata-kata itu akan menyertakan kritikan seperti terhadap Adam, namun melalui kata-kataNya pula Allah akan mengangkat Anda. Dan jika Anda menerima kata-kata itu dengan nurani terdalam, maka Dia akan melakukan hal yang sama pada Anda sebagaimana pada bapak anda. Jadi Dia berpaling kembali kepada Adam dan menerima taubatnya (فتاب عليه).

Kisah manusia berawal dari seseorang yang jatuh begitu dalam, meskipun pada awalnya sangat dekat dengan Allah. Dia lalu bangkit karena Allah tidak menolaknya. Mudah untuk menyerah pada diri sendiri, namun lebih mudah lagi bagi orang lain untuk menyerah terhadap Anda.

Tapi ketahuilah, kata-kata Allah yang berada dalam jangkauan Anda adalah bukti bahwa Dia tidak menyerah terhadap Anda. Kata-kata manusia kadang menyentuh kita dengan cara yang paling menyakitkan. Buruknya lagi, kadang kata-kata kita sendiri meninggalkan goresan di hati kita. Maka biarkanlah kata-kata Allah menyentuh kita, dan biarkanlah kenaikan kita (ke surga) bermula.

Ini sudah jam 2 pagi, saya tidak bisa tidur, jadi tidak diedit. Maaf, saya tidak menyesal.

Ok, sampai jumpa.

Sumber: https://www.facebook.com/noumanbayyinah/posts/1187313594734714

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s