Mengapa Seorang Musisi Bunuh Diri? – Teh Elma Fitria


Sebagai orang tua, respon pertama saya ketika mendengar ada orang (apalagi artis) bunuh diri adalah melacak sejarah masa kecilnya dan sejarah pengasuhan/keluarganya.

Ini karena biasanya kalau ada orang bunuh diri, maka saat dia bunuh diri, mayoritas kasus, orang itu sedang dalam kondisi self worth terendah, merasa diri tidak berharga, dan dunia tidak mendukung untuk jiwanya.

Ternyata Chester punya masa kecil yang sangat berat. Orang tuanya cerai, berpindah pengasuhan, menjadi korban kekerasan seksual dari usia 7 – 13 tahun. Sudah lebih dulu mengenal drugs sebelum terjun ke musik. Musiknya jadi sangat total, juga karena lirik-lirik yang dia tulis murni keluar dari hatinya. Curahan perasaannya

Jadi memang menilai penyebab bunuh dirinya adalah musik saja, rasanya kurang pas. Bahwa dunia hiburan itu membuat orang tersesat, itu iya, banyak contohnya. Tapi ada alasan jauh lebih dalam dibandingkan itu.

Satu lagi, dunia hiburan menyajikan happiness, tapi bukan well being. Untuk bisa well being, orang butuh meaning. Jadi jika sang artis masih kesulitan menemukan meaning atas dunianya, maka dia makin tenggelam dalam depresinya.

Ada artis-artis lain yang depresi, tapi kemudian menemukan meaning hidupnya ketika menekuni musik, dan hidupnya “terselamatkan” karena punya meaning, dia jadi merasa dirinya ada harganya, dan hidupnya layak diperjuangkan.

Ini jadi mirip dengan tulisan Kang Firman pagi ini tentang mengizinkan anak bahagia. Anak berbakat butuh dikembangkan fitrah lainnya, dan diizinkan bahagia. Jika tidak, dia bisa terjebak dalam ketergesaan semua orang untuk mengeksploitasi bakatnya.

Banyak hal bisa digali dari kisah hidup Chester. Tentang self worth, arti keluarga, trauma kekerasan seksual bertahun-tahun, tidak adanya pegangan hidup, ketidakbahagiaan, pengasuhan yang buruk, dampak perceraian, dll.

Pastikan kita mencari hikmah yang tepat, bukan sekedar membicarakan kejadiannya saja.

Oh iya, tadi ada yang terlewat. Self worth itu dibangun sejak anak masih kecil. Jadi orang yang bunuh diri, dan memang karena self worth-nya sedang di titik nadir, bisa dilacak ke masa lalunya, apakah pengasuhan yang dia terima sejak kecil menguatkan self worth-nya atau justru menghancurkan self worth-nya.

Penyebab bunuh diri bisa apa saja. Kalau kita memang ingin cari tahu, carilah alasan paling mendasar, tujuannya supaya kita bisa mencegah dengan menyajikan solusi yang juga mendasar.

Seperti tadi Rina bilang, ada orang dibully habis-habisan, lalu dia bunuh diri. Alasan yang lebih mendasar adalah bully menyebabkan self worth-nya hancur. Dia tidak merasa dirinya berharga, tidak merasa dunia menerimanya, sehingga hidupnya tidak layak diperjuangkan.

Orang yang masih merasa hidupnya layak diperjuangkan, tidak akan memilih bunuh diri sebagai solusi.

Saya pernah lihat video, lupa dari Talk Islam atau One Path, intinya menggambarkan bahwa manusia butuh 3 makanan.

– Food for body.
– Food for mind, yaitu knowledge.
– Food for soul.

Yang bisa menyajikan food for soul, adalah ibadah yang menyuburkan jiwa. Itu yang sulit didapat orang tanpa iman.

Tugas kita adalah memastikan kita hadir sepenuhnya untuk orang orang di lingkaran terdekat kita, sehingga setiap orang ini merasa keberadaan kita membuat mereka merasa berharga.

Kalau mereka merasa diri dan hidupnya berharga, mereka bisa bantu orang-orang di lingkaran mereka sendiri untuk merasa dihargai.

Begitulah caranya, setidaknya yang saya pahami ya, untuk merawat sebanyak mungkin orang sekitar kita. Seperti pay it forward.

– Tulisan ini adalah pendapat Teh Elma Fitria atas kematian Chester Bennington vokalis Linkin Park yang bunuh diri.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s