Kulwap SSS: Kenapa Berpuasa?


[Edisi SSS – Sharing Santai tapi Serius]

Judul: Kenapa Berpuasa? (Why Fast?)
Sumber video: Kajian Ust. Nouman Ali Khan – Quran Weekly
Link:

Pengisi Kulwap:

Mbak Jihan (27 Mei 2017)

kenapa berpuasa

Assalamu`alayku Warohmatullahi Wabarakatuh.

Alhamdulillahi rabbil’aalamiin, wash-sholaatu wassalaamu ‘ala isyrofil anbiyaa i walmursaliin, wa’alaa alihi washohbihii ajma’iin ammaba’adu.

Segala puji bagi Allah Tuhan Seluruh Alam. Semoga sholawat dan keselamatan tercurahkan selalu kepada Nabi dan Rasul termulia, keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Dalam kesempatan ini kita akan membahas “Mengapa Muslim diwajibkan Puasa di Bulan Ramadhan?”

Berharap untuk mengingatkan diri saya dan kita semua di bulan Ramadan ini, Insya Allau Ta’ala.

Ustadz NAK ingin berbagi pada kita semua salah satu kutipan dari al Quran dan di temukan sangat kuat di ayat al-Baqarah ayat 183, Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Kata (لَعَلَّ)

Ustadz NAK menerangkan kepada kita tentang kata (لَعَلَّ). Kata (لَعَلَّ) dalam bahasa Arab memiliki banyak arti:

Yang pertama adalah “sehingga (so that)”. Tujuannya jelas setelah kata (لَعَلَّ). Seperti yang Allah berikan pada kita bulan Ramadan, untuk mengarahkan kita kepada-Nya.

Yang kedua adalah “harapan (hopefully)”. Dengan kata lain, maksudnya adalah harapan untuk melakukan itu. Apapun Allah memberi kita petunjuk kepadaNYA dalam kasus ini, yaitu bulan Ramadan. Ada harapan kita akan mencapainya.

Yang ketiga juga berarti “mungkin (perhaps)”. Artinya, ada kemungkinan Anda akan mencapainya. Meski tidak ada jaminan bahwa apa yang Allah ingin kita capai di bulan Ramadan, sudah kita capai, Tapi pada saat bersamaan ada harapan.

Kata (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ)

(تقوى) dalam bahasa Arab berarti harus berhati-hati dan melindungi diri dari masalah. (تقوى) ‎‎berasal dari kata (وقاية), yang secara harfiah berarti perlindungan.

Saat kita mengatakannya (وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ) ini bagian do’a dari permohonan terhindar dari hukuman dari Api neraka.

Jadi Allah berfirman,

كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ

Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu. Mudah-mudahan kalian akan memperkuat keinginan untuk melindungi diri.

Allah memberi kita puasa sehingga bisa memperkuat keinginan untuk melindungi diri kita, Selain kemungkinan kita sudah memiliki dorongan untuk perlindungan diri.

Pertanyaan di sini: Perlindungan diri dari apa?

Perlindungan diri dari kemunduran dan jatuh ke dalam masalah, kehilangan dan mengkhianati Allah dan Rasul-Nya Sholla Allahu alayhis Salaam, mengkhianati diri sendiri. Kita melindungi diri dari semua hal negatif ini. Untuk itulah puasa diwajibkan untuk kita.

Antara Fisik, dan Kontrol Hati

Di bagian ini ustadz NAK berbicara dengan kita secara singkat membahas hubungan antara puasa dan taqwa.

Terdapat sudut pandang psikologis, Ketika Allah mewajibkan kita untuk puasa,ada hal fisik yang kita rasakan, kita akan merasa haus dan lapar. Perut kita menangis, mengatakan, “Beri aku makan.” Teriakan tenggorokan kita, “Beri aku makanan dan air.” Hal fisik ini kita rasakan, betul kan?

Ada pertempuran yang terjadi di dalam diri kita saat berpuasa. Lalu ada satu bagian dalam diri kita yakni hati. Hati kita takut Allah dan hati kita akan mengatakan “jangan makan ini dan meminum itu sampai waktu yang ditentukan”. Jadi ada perang di dalam lingkaran tubuh kita dan hati adalah pengendali.

Misal ada pria muda berjalan di jalan, dan melihat seorang wanita melewati sisi-nya. Matamu mengarah padanya (wanita itu) dan gagal untuk mengalihkan pandangan. Kamu tahu bahwa ada nafsu, seperti nafsu untuk tenggorokan dan nafas perutmu, Matamu memiliki dorongan, yang ingin melihat.

Ketika perut dan tenggorokanmu berhasrat, hatimu berkata pada mereka “Hentikan! Tidak Tidak Tidak! Tahan dahaga kamu, tunggu sampai waktu yang tepat!”. Saat matamu mulai melihat ke arah yang salah, apakah hatimu dikendalikan? Hatimu mengatakan, “Jangan meninggikan matamu, lihat jalan lain! Katakanlah Astaghfirullah..”

Sebenarnya apa yang Allah berikan lebih baik untuk kita, bahkan jika kita harus menunggunya. Meskipun harus menahan keinginan dan kehausan sangat kuat, Ramadhan, 30 hari berturut-turut, adalah kesempatan bagi kita.

Salah satu faktor yang tepat yang membuat kita kalah dalam pertempuran adalah Iblis dan tim pasukannya (syaitaan), yang terus berbisik, berkata, “Ayo rasakan sedikit saja, lihat saja sedikit, lakukan saja sedikit.”

Tapi semua ini lenyap untuk kita di bulan Ramadhan, karena iblis dan syaitaan dibelenggu oleh Allah SWT. Kita melewati tiga puluh hari dalam proses seperti itu, hati menjadi lebih kuat untuk menghindari dari hal-hal yang buruk. Sekarang kita siap benar-benar melindungi diri kita saat berada di dunia nyata.

Puasa, Medan Latihan Tempur

Ibarat petugas pemadam kebakaran, mereka menerima pelatihan terlebih dahulu sebelum menangani gedung yang terbakar. Mereka pergi ke tempat pelatihan buatan sebagai persiapan.

Ibarat juga tentara yang pergi ke area tembak untuk melakukan latihan. Sebelum menuju ke pertempuan yang sebenarnya, sebelum bertemu musuh, mereka harus berlatih terlebih dahulu.

Sama seperti di bulan Ramadan, selama 30 hari Allah memberi kita kesempatan untuk melatih diri kita untuk menjadi lebih kuat, kuat, dan semakin kuat. Kita harus menjalani proses latihan ini sebaik-baiknya, sehingga meskipun pelatihan telah berakhir, kita memiliki kualitas diri serta pertahanan yang jauh lebih baik dibandingkan sebelumnya.

Ramadan adalah saat yang tepat bagi kita untuk belajar menjaga diri dan melindungi diri. Melawan musuh sesungguhnya, yakni syaitaan dan pengaruhnya terhadap diri kita sendiri. Mari buat hati kita menjadi benteng yang sangat kuat, yang seharusnya syaitaan tidak bisa masuk.

Inilah semangat (لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ) dalam ayat ini. Bahwa puasa membuat kita lebih bisa melindungi diri

Semoga Allah Azza wa Jalla membuat kita semua orang yang mampu melindungi diri, baik di dalam dan di luar Ramadan. Dan semoga Allah Azza wa Jalla membantu, dan menguatkan kita dalam menjalani pelatihan Ramadan yang berlangsung di dalam diri kita. Sehingga memiliki pertahanan yang kuat dan menjadi pribadi yang jauh lebih baik.

Baraka Allahu Lii wa Lakum..

Maaf jika tulisannya berantakan 🙏🙏

Wa’alaykum Salam Warohmatullahi Wabarakatuh..

SESI DISKUSI

Pertanyaan:

Ada yg tau maksud setan dibelenggu?

Penanggap ke-1:

Kemarin sempat dengar kajian ust. Oemar Mita, “Kenapa manusia masih bisa berbuat dosa pada bulan Ramadan?”

1. Nafsu.
2. Syetan yg dibelenggu adalah yg besar.
3. Syetan yg dibelenggu adlh fisiknya jadi bisa masih bisa meniupkan bisikan.

Wa Allahu ‘Alam bis Showab..

Penanggap ke-2:

Kalau kata Ust Abu Umar Abdillah, setan itu ada 2, yakni dari golongan jin dan manusia. Nah setan yang tidak dibelenggu saat Ramadhan adalah setan dari golongan manusia. Sebagaimana perkataan Malik bin Dinar “Setan dari golongan manusia lebih berat bagiku daripada setan dari golongan jin”. Nah ini termasuk faktor eksternal.

Faktor internal adalah Hawa Nafsu.

Wallahu a’laam.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s