Konsep perwalian dalam islam serta pembagian peran, hak dan kewajiban memang patut diketahui tidak hanya bagi wanita namun bagi para pria khususnya. Banyaknya ketidakseimbangan antara peran wanita dan pria pada era saat ini menjadikan pentingnya mengkaji lebih dalam tentang pengaruh hak dan kewajiban masing-masing yang ditinjau melalui kaidah islam.

Sabtu (06/05), Komunitas Nouman Ali Khan Indonesia mengadakan sebuah workshop yang mengusung tema “Muslimah Sukses tanpa Stress”. Workshop yang bertempat di Fasilkom Universitas Indonesia ini mengangkat pokok bahasan dari buku dengan judul yang sama dan menghadirkan Dr. Erma Pawitasari, M.Ed sebagai pembicara utama sekaligus penulis buku “Muslimah Sukses tanpa Stress”.

Di hari pertama workshop, Bu Erma menjelaskan seputar fenomena superwoman yang saat ini banyak ditemukan di masyakarat. Cukup banyak kaum wanita yang memiliki peran ganda di masyarakat. Mereka bekerja mencari nafkah untuk keluarga, di sisi lain mereka juga harus mengurus anak dan suami di rumah. Hal ini kerap terjadi karena hilangnya figur dan bergesernya peran seorang “ayah” dalam sebuah keluarga.

Hal inilah yang menjadi concern tema bahasan pada sesi awal ini. Pembagian yang jelas antara hak dan kewajiban perempuan dan laki-laki dalam sebuah keluarga sangat ditekankan dalam workshop kali ini.

Permasalahan yang juga menjadi pembahasan utama pada workshop kali ini menyangkut persoalan waris dan aturan-aturan yang patut diketahui dalam sebuah keluarga.

“Jika pembagian waris sudah dijalankan sesuai dengan aturan Islam yang berlaku, akan tercipta keadilan dan keseimbangan dalam sebuah keluarga,” ujar Bu Erma di sela-sela menyampaikan materi.

Pertanyaan banyak bermunculan dari para peserta workshop di hari pertama. Mereka begitu antusias dalam menyerap ilmu yang diberikan dalam setiap sesinya.

Kegiatan yang berlangsung selama dua hari hingga Minggu (07/05) ini tidak hanya dihadiri oleh kaum wanita, namun juga banyak berdatangan peserta pria yang tidak kalah antusias mendengarkan setiap sesi yang dibawakan oleh Bu Erma.

Pada hari kedua, Bu Erma tidak sendiri dalam menjelaskan materi. Dua orang asistennya bernama Windy dan Fathia juga ikut menjelaskan seputar permasalahan yang kerap menjadi salah kaprah di masyarakat.

Pembahasan seputar profesi bagi kaum ibu dibahas dalam sesi awal hari kedua, dilanjutkan dengan pembahasan yang kerap dianggap salah kaprah oleh masyarakat pada umumnya seputar jodoh, jomblo dan janda dalam masyarakat.

Acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para peserta yang cukup antusias memperhatikan setiap sesi materi workshop.

“Setiap pasutri wajib untuk mengetahui ilmu ini. Walaupun judul temanya Muslimah Sukses tanpa Stress, workshop ini tidak hanya penting diketahui para wanita, namun pria juga membutuhkan ilmu ini,” ujar Nifah selaku ketua pelaksana workshop.

Di akhir sesi, Bu Erma memberikan materi penutup review dari seluruh materi selama dua hari yang telah disampaikan. Para peserta pun cukup antusias dalam mengikuti workshop.

“Alhamdulillah, ilmu yang didapatkan selama dua hari mengikuti workshop ini berhasil mengubah mindset saya tentang peran wanita secara sunnatullah dan merubah konsep saya selama ini tentang arti superwoman dalam rumah tangga,” ujar Citra salah satu peserta.

Acara diakhiri dengan kesimpulan dari Bu Erma selaku pemateri utama dan ditutup dengan foto bersama serta pembagian cinderamata.