Kulwap SSS: When Muslims Work Together – Part 2: The Balanced Picture


[Edisi SSS – Sharing Santai tapi Serius]

Judul: When Muslims Work Together Part 2: The Balanced Picture
Sumber video: Lecture Nouman Ali Khan (Link: http://www.nakcollection.com/video-lectures/when-muslims-work-together-nouman-ali-khan)

Pengisi Kulwap: Sukma Delia Zurita
Tanggal: 11 Mei 2017

Work Together

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Bismillahirrahmanirrahim.

‬Pada kajian ini Ust. Nouman menjelaskan tentang surah Al-Hajj ayat 73-78 dan hubungannya dengan tema “When Muslim Work Together”.

• “Wahai manusia! Telah dibuat suatu perumpamaan. Maka dengarkanlah!” (Al-Hajj: 73)

Pada ayat ini, saat memberi perumpamaan Allah menggunakan kalimat pasif. Ini karena orang yang diseru tidak akan suka jika Allah yang mengatakan. Jika dikatakan “Allah membuat perumpamaan”, mereka tidak akan mendengarkan. Dari ayat ini terlihat bahwa Allah memfokuskan pada pesan yang disampaikan, bukan siapa yang menyampaikan.

• “Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah tidak dapat menciptakan seekor lalat pun, walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya” (Al-Hajj: 73)

Ayat ini menjelaskan tentang tidak berdayanya berhala atau tuhan-tuhan buatan orang musyrik, tidak berdayanya raja-raja yang menganggap dirinya tuhan. Semua berhala, ataupun manusia yang mengaku tuhan, entah itu karena kekuatan mereka atau harta mereka, mereka tidak akan pernah bisa membuat seekor lalat.

Kenapa lalat? Dulu saat orang musyrik di Mekkah menyembah berhala, mereka memberikan kurban seperti sesajen, meletakkan makanan di depan berhala yang mereka sembah. Kemudian makanan-makanan ini didatangi oleh lalat. Berhala yang sangat mereka puji, mereka anggap suci, keramat, menjadi tidak dihargai oleh seekor lalat.

• “Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, mereka tidak akan dapat merebutnya kembali dari lalat itu.” (Al-Hajj: 73)

Ini semakin menegaskan betapa lemah dan tidak berdayanya berhala dan orang yang mengaku tuhan. Pada ayat ini Allah mengajari kita tentang keesaan-Nya dan kekuasaan-Nya melalui seekor lalat. Jika kita memperhatikan dunia di sekitar kita, bahkan seekor lalat bisa memberi kita petunjuk. Ini adalah salah satu keajaiban Al-Qur’an. Al-Qur’an merubah perspektif manusia.

• “Sama lemahnya yang menyembah dan yang disembah” (Al-Hajj: 73)

Ayat ini kembali menegaskan bahwa sembahan selain Allah itu sangat lemah dan yang menyembah juga sangat lemah.

• “Mereka tidak mengagungkan Allah dengan sebenar-benarnya.” (Al-Hajj: 74)

Orang-orang yang menyembah selain Allah tidak benar-benar mengagungkan Allah. Dalam hidup ini, manusia terkadang mencari hal-hal selain Allah, seperti materi yang banyak, ketenaran, keuasaan. Di ayat ini kita diingatkan untuk mencari Allah, bukan yang lain.

• “Sungguh, Allah Mahakuat, Mahaperkasa” (Al-Hajj: 74)

Pada ayat sebelumnya (ayat 73) Allah menyebut tentang kelemahan kita, selanjutnya Allah menyebut tentang kekuatan-Nya dan kekuasaan-Nya. Di ayat ini Allah menggunakan kata Aziz. Makna dari kata Aziz menggabungkan 2 hal, yaitu power and respect.

• “Allah memilih para utusan-Nya dari malaikat dan dari manusia” (Al-Hajj: 75)

Allah sendiri yang memilih, Allah yang menentukan. Pada ayat ini, digunakan kata istifa untuk memilih. Istifa berarti murni. Saat kita memilih benar-benar pilihan kita sendiri, tanpa ada pengaruh dari orang lain, tanpa ada saran dari orang lain, murni pilihan kita, ini disebut istifa. Allah memilih rasul menggunakan kata istifa.

Pada ayat ke-78, Allah memilih manusia (kita) menggunakan kata ijtiba. Ijtiba adalah saat kita memilih sesuai dengan yang kita butuhkan. Misal saat kita mencari pegawai, kita akan membuat ijtiba, bukan istifa. Pick the right person for the right job.

Allah memilih kita sebagai seorang muslim karena Allah melihat kita bisa menjalankan tugas sebagai seorang Muslim.

• “Dia (Allah) mengetahui apa yang di hadapan mereka dan apa yang di belakang mereka. Dan hanya kepada Allah dikembalikan segala urusan.” (Al-Hajj: 76)

Sebelumnya (ayat 73-74), Allah melihatkan bahwa Dia kecewa dengan umat manusia. Mereka menyembah tuhan selain Allah, tidak mengerti tauhid, sampai Allah mengutus para rasul dan nabi pun, mereka masih tidak mengerti bahwa segala hal yang kita lakukan di dunia di catat. Manusia diciptakan memiliki rasa empati, rasa ingin menolong, rasa iba.

Sekarang kita sudah berubah, banyak manusia yang kehilangan rasa belas kasih tersebut. Jika kita masih memiliki rasa belas kasih, kita akan menyadari bahwa kita memiliki pekerjaan yang harus dilakukan. Mendakwahkan Islam adalah tugas yang berat. Siapa yang akan memberi tahu manusia bahwa kita akan kembali kepada Allah, bahwa semua perbuatan kita akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah? Rasul telah tiada. Karenanya itu tugas kita sekarang.

• “Wahai orang-orang yang beriman! Rukuklah, sujudlah, dan sembahlah Tuhanmu; dan berbuatlah kebaikan, agar kamu beruntung” (Al-Hajj: 77)

Menjadi seorang Muslim, sudah seharusnya kita semakin dekat kepada Allah, semakin rendah hati terhadap Allah, semakin patuh kepada Allah. Melalui sholat kita bisa mencapai ibadah. “wa’budu rabbakum“.

Ibadah bukan sebuah perbuatan. Ibadah is not an act, it’s a state of being. Maqam, state of being. to be a slave. “Saya mengakui, menerima bahwa saya seorang hamba dan saya memiliki Tuhan”. Sholat akan membawa kita ke sana.

Saat kita mengakui bahwa kita seorang hamba, kita siap untuk berbuat kebaikan. “dan berbuat baiklah”. Kita tidak akan bisa berbuat kebaikan apapun untuk siapapun sampai kita menyadari bahwa kita bukan siapa-siapa selain hamba, we are nothing but slaves.

Saat kita menerima diri kita sebagai abd, kita menyadari bahwa tidak ada yang lebih tinggi dari Allah, dan tidak ada yang lebih rendah dari diri kita sendiri. Jika kita ingin melakukan hal baik, volunteer, dan lainnya, pertama-tama kita harus beribadah dengan benar. Ibadah kita akan membuka pintu kebaikan. Saat kita menyadari kita hanya hamba, rasa bangga dan sombong akan hilang. Kita hanya peduli tentang bagaimana membuat Allah senang.

• “agar kamu beruntung” (Al-Hajj: 77)

Jika kita benar-benar ingin sukses maka berbuat baiklah, tolong orang lain. Jika kita berbuat baik kepada orang lain, sebenarnya itu untuk kebaikan diri kita sendiri. Saat kita memberi sesuatu, apakah itu waktu, uang, saran, kita harus hanya berharap balasan dari Allah.

• “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya.“(Al-Hajj: 78)

Ini tentang sikap kita. Kita bukan satu-satunya agama yang memiliki spirituality. Kita memiliki spirituality untuk sebuah tujuan. Contohnya, saat kita ingin menanam bibit di tanah. Kita akan menggemburkan tanahnya, menyiram tanah, memastikan tanah itu mendapat cahaya matahari yang cukup. Untuk apa kita mempersiapkan tanahnya jika kita tidak meletakkan bibit. Tujuan dari meletakkan bibit adalah agar dia bisa tumbuh menjadi pohon, kemudian pohonnya bisa memberi manfaat bagi orang lain.

Saat kita beribadah, mendekat kepada Allah, memperbaiki diri, menambah keimanan, itu seperti menggemburkan tanah. Tetapi jika kita tidak berjuang untuk Islam apa fungsi dari spirituality kita. Voluntary work done for Allah has more weight than anything we do because nothing else pays like this.

Selalu ingatkan diri “Aku melakukan ini bukan untuk organisasiku, aku melakukan ini bukan karena orang lain, aku melakukan ini karena Allah dan aku hanya menginginkan balasan dari Allah”.

Maka kita akan melakukan kebaikan itu dengan senang. Selalu perbaiki niat karena niat bisa berubah dengan cepat. Niatkan karena Allah, untuk menyenangkan Allah. Kerja kita untuk Allah. Allah telah memilih kita.

• “Dia telah memilih kamu, dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama. (Ikutilah) agama nenek moyangmu Ibrahim.” (Al-Hajj: 78)

Allah telah memilih kita. Kemudian Allah mengingatkan bahwa kita adalah keturunan nabi Ibrahim. Sungguh, nabi Ibrahim adalah nabi yang luar biasa. Sangat patuh kepada Allah.

Ust. Nouman menyinggung tentang Sa’i. Kita tahu bahwa Sa’i dilakukan oleh Ibunda Hajar yang seorang wanita dan baru saja melahirkan. Bagi yang sudah umroh atau haji mungkin bisa merasakan bagaimana Sa’i. Bayangkan dulu belum ada AC, tidak ada air zam-zam di sepanjang jalan. Ini seakan mengingatkan kita bahwa kita merupakan keturunan orang-orang yang kuat.

Segala kebaikan yang kita lakukan, Allah tahu. Orang lain mungkin tidak melihat, tapi Allah melihat. Dalam berjuang untuk Islam, banyak hal yang bisa kita lakukan. Ust Nouman membagi 3 bidang utama yang bisa kita perjuangkan:

1. Educating, educating ourselves, educating others about our deen.
2. Helping humanity, helping people.
3. Doing something to protect the Muslims .

Banyak sekali yang harus dilakukan. We have to be volunteers.

• “agar Rasul (Muhammad) itu menjadi saksi atas dirimu dan agar kamu semua menjadi saksi atas segenap manusia“(Al-Hajj: 78)

Rasulullah dan umat manusia akan menjadi saksi kita di akhirat nanti. Jika kita tidak mendakwahkan Islam, nanti manusia yang belum tahu Islam bisa berkata “mereka tidak pernah mendakwahkan Islam”. Adalah tugas kita untuk mendakwahkan Islam.

• “Maka laksanakanlah salat dan tunaikanlah zakat, dan berpegang teguhlah kepada Allah. Dialah pelindungmu; Dia sebaik-baik pelindung dan sebaik-baik penolong“(Al-Hajj: 78)

Tugas kita adalah berjuang dan berusaha, maka pertolongan Allah akan datang. We have to make the struggle to be worthy of the help from Allah to come. Kuncinya “Believers put struggle, help of Allah comes“.

Sedikit rangkuman yang bisa saya share, silahkan jika ingin diskusi 😊

SESI DISKUSI

Penanggap ke-1:

Kalau ngeliat perumpamaan-perumpamaan yang Allah ceritakan di dalam Al Quran itu kerasa banget siapa ‘Boss’ nya.

Cuma memang butuh berfikir mendalam dulu dengan melihat konteks untuk bisa paham, dan kemudian merasa ‘tertohok’ dengan perumpamaan dari Allah itu.

Perumpamaan lalat yang dijelaskan dalam bahasan di atas ada versi singkatnya dalam link ini:

Ujung-ujungnya supaya yang kita lakuin terasa ringan, memang balik lagi ke niat untuk mencari ridho Allah saja utama nya.

Penanggap ke-2:

😭😭.. Lillah tak kan bikin lelah

Penanggap ke-3:

Masalah volunteer ada diceramah ini juga:

Ini salah satu ceramah NAK paling powerful buat saya, dan ada sub-nya juga.

Terkadang kalau masalah volunteer, kata Ustad Nouman Ali Khan, seringkali para volunteer saling menyumbang ide/gagasan, dan yang sering terjadi adalah ketika ide/gagasan itu tidak dianggap maka jadi ngedumel sendiri.

Padahal kalau kata Ustad Nouman Ali Khan, bila ide yang kita berikan itu didasari karena ingin ‘cari muka’ depan Allah, bukan di depan orang lain, maka dipakai atau tidak ide kita tidak akan menjadi masalah, karena sudah mendapat ‘poin’ dari Allah.

Yuk bantu dakwah kami! Donasi pengembangan media dakwah NAK Indonesia:

https://kitabisa.com/nakindonesia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s