‘Audzu billahi minasy-syaitonir rojiim.
“Innal-munaafiqiina fiid-darkil-asfali minan-naar, wa lan tajida lahum nashiiroo.” (QS An-Nisa ayat 145)
“Illalladziina taabuu wa ashlahuu wa’tashomuu billaahi wa akhlashuu diinahum lillaah, fa ulaaa’ika ma’al mu’miniina wa saufa yu’tillaahul-mu’miniina ajron ‘azhiimaaa.” (QS An-Nisa ayat 146)
“Maa yaf’alulloohu bi’adzaabikum in syakartum wa aamantum, wa kaanalloohu syaakiron ‘aliimaa.” (QS An-Nisa ayat 147)
Robbisyroh lii shodrii, wa yassir lii amrii, wahlul uqdatan min lisaanii, yafqohuu qoulii. Falhamdulillaah wash-shalatu was-sallaamu ‘alaa Rasuulillaah, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin.
Assalaamu ‘alaikum.
Saya sebenarnya ingin berbagi dengan Anda ayat nomor 147 dari juz ke-6, masih dari Surat An-Nisa. Dan… tetapi saya bacakan juga dua ayat sebelumnya di mana Allah berfirman, “Orang-orang munafik akan berada di tingkatan paling bawah dari neraka.”
Kemudian Dia berfirman, “Satu-satunya yang tidak akan berada di neraka adalah orang-orang munafik yang bertobat.”
Berarti ada orang-orang munafik dan bertobat. Jadi kemunafikan bukanlah kondisi akhir. Anda dapat bertobat dari itu. Anda bisa mengalami penyakit ini dan juga kembali beriman. Karena pintu ke tobat masih terbuka. Hal yang indah untuk diketahui.
“Wa ashlahuu wa’tashomuu billaahi.” (QS. An-Nisa ayat 146)
Dan mereka memperbaiki diri. Mereka berdamai. Mereka memperbaiki diri dan mereka berpegang teguh pada Allah.
“Wa akhlashuu diinahum lillaah.” (QS An-Nisa ayat 146)
Dan mereka tulus menjalankan agama kepada Allah.
Karena, apa masalah munafik? Ketidaktulusan.
Mereka tulus menjalankan agama kepada Allah. Maka mereka berada di antara orang mukmin.
“Fa ulaaa’ika ma’al mu’miniin.” (QS An-Nisa ayat 146)
Sekarang mereka termasuk di antara orang-orang beriman. Mereka tidak lagi dianggap sebagai orang munafik. Jadi mereka bertobat kembali dan label lama pada mereka dihilangkan.
“Wa saufa yu’tillaahul-mu’miniina ajron ‘azhiimaaa.” (QS An-Nisa ayat 146)
Dan Allah akan segera memberikan orang beriman kompensasi yang besar. Sekarang ayatnya dimulai, orang munafik akan berada di tingkatan terbawah dari neraka. Ketika Anda khawatir tentang kemunafikan …
Ini surat An-Nisa, 60 ayat atau lebih membahas kemunafikan. Ini topik yang cukup serius.
Ini cukup menekan karena Anda mulai bertanya-tanya, “Apakah saya munafik?”
Allah (azza wa jalla) di bagian akhir mengatakan … Dan ini adalah alasan saya memilih bagian ini. Allah memberitahu orang-orang yang sangat terkubur dalam dosa dan begitu asyik dalam berbuat dosa.
Mereka berpikir, “Tidak mungkin Allah akan mengampuni saya.”
Dan kemudian setan datang kepada mereka dan berkata, “Ya, Allah akan menghukum Anda. Anda akan pergi ke neraka.”
Dan kemudian mereka mendengar salah satu khutbah di mana semua orang akan ke neraka. Dan kemudian setelah akhir dari semua itu maka Anda mulai mengatakan, “Mengapa Allah membuat neraka sih?”
“Mengapa Allah menghukum saya?”
“Mengapa Dia ingin melemparkan saya ke neraka?”
“Mengapa harus ada hukuman yang berat di sana?”
Kemudian Allah berfirman..
“Maa yaf’alulloohu bi’adzaabikum.” (QS. An-Nisa ayat 147)
Inilah ayat saya ingin bagi dengan Anda. Apa yang akan Allah dapat jika menghukum Anda? Mengapa berpikir Dia ingin menghukum Anda? Apa yang akan Allah lakukan untuk menghukum Anda? Anda pikir itu apa yang Dia inginkan?!
“In syakartum wa aamantum.” (QS. An-Nisa ayat 147)
Jika Anda bisa sedikit bersyukur, jika Anda bisa memiliki sedikit keyakinan …
“Wa kaanalloohu syaakiron ‘aliimaa.” (QS An-Nisa ayat 147)
Dan Allah sendiri Maha Menghargai.
“Syaakir” seharusnya digunakan untuk budak. Allah menggunakannya untuk diri-Nya. Allah akan menghargainya. Saya tidak akan menerjemahkannya sebagai bersyukur karena itu bukan apa artinya di sini.
Dia akan menghargai kenyataan Anda bisa memikirkan hal-hal baik yang Allah telah lakukan untuk Anda. Seperti seorang ulama besar yang anaknya…
Anak Hasan Al-Basri terluka dan karena ia mencintai putrinya, ia berlari menjemputnya, mengangkatnya.
“Apa yang terjadi? Apakah tanganmu baik-baik saja? Itu berdarah.”
Dan dia (anaknya) mengatakan, “Alhamdulillah.”
“Terima kasih Allah, Dia yang hanya membuat saya terluka di sini dan menjaga bagian tubuh lainnya selamat.”
Jika Anda bisa melihat apa yang harus disyukuri.
“In syakartum“.
Dan Anda benar-benar, benar-benar memiliki iman.
Kemudian Allah sendiri benar-benar menghargai dan Dia tahu apa yang Anda melalui, masalah apa pun Anda akan melalui. Dia tidak tertarik menghukum Anda.
Bahkan di tempat lain di Al Qur’an, Allah berfirman,
“Illaa man rohima robbuk, wa lidzaalika kholaqohum.” (QS. Hud ayat 119)
Kecuali orang-orang yang Allah berikan rahmat dan itulah sebabnya Dia menciptakan mereka. Dia ciptakan mereka sehingga Dia bisa menunjukkan kepada mereka kasih sayang dan rahmat-Nya.
Semoga Allah menjadikan kita layak mendapatkan kasih sayang dan rahmat-Nya. Dan semoga Allah tidak membiarkan salah satu dari kita kehilangan iman dalam kasih sayang-Nya dan rahmat-Nya. Dan pada kenyataan pintu Jannah terbuka menunggu kita untuk memasukinya
Barakalloohu lii wa lakum, wassalaamu ‘alaikum Quran Weekly.
Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia
English Transcript: https://islamsubtitle.wordpress.com/2017/12/15/will-allah-forgive-me
[…] Indonesian Transcript: https://nakindonesia.wordpress.com/2017/04/16/apakah-allah-akan-mengampuni-saya […]
LikeLike