[Transkrip Indonesia] Get To Know – Episode 11 – Surah Ar Rahman – Nouman Ali Khan


A’uudzu billahi minasy-syaithonir-rojiim, bismillaahir-rohmaanir-rohiim.

Ar-rohmaan, ‘allamal-qur’aan, kholaqol-insaan, ‘allamahul-bayaan.” (QS Ar Rahman ayat 1-4)

Robbisyroh lii shodrii, wa yassir lii amrii, wahlul uqdatan min lisaanii, yafqohuu qoulii.

Falhamdulillaah wash-shalatu was-sallaamu ‘alaa Rasuulillaah, wa ‘alaa aalihi wa shahbihi ajma’iin. Tsumma amma ba’d.

Sekali lagi semua assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Surat Ar-Rahman Ditujukan Kepada Manusia Dan Jin

Mari kita coba untuk mengenal surat Ar-Rahmaan, sebuah surat yang sangat terkenal dari Al-Qur’an. Salah satu surat yang paling indah dari Al-Qur’an yang memiliki cukup banyak pengulangan. Jadi mari kita bicarakan hal itu dulu, yang merupakan salah satu fiturnya yang paling menonjol.

Pengulangan frasa, “Fa bi’ayyi aaalaa’i robbikumaa tukadzdziibaan.

Maka apa dari nikmat/keajaiban/hadiah dari Tuhan kamu berdua (kamu berdua maksudnya ditujukan kepada manusia dan jin) yang kalian dustakan? Keunikan surat ini yang bisa Anda tebak adalah bahwa surat ini ditujukan kepada manusia dan jin. Ini adalah satu hal unik yang dilakukan Allah dalam surat ini.

Sepanjang surat ini semua hal berpasangan, sama seperti sepasang manusia, sepasang spesies dikisahkan. Jannah (kebun) juga berpasangan, Dia bicara tentangnya (kebun) dua kali. Secara keseluruhan tema berpasangan ini ditemukan di sepanjang surat ini. Tentang pengulangan, pertama ini dilakukan untuk tujuan tertentu bukan hanya sekedar gaya bahasa atau penekanan tapi ada tujuan retoris dan komunikatifnya.

Tujuan itu sebenarnya adalah untuk menunjukkan kemarahan. Seberapa banyak kamu bisa kamu bersyukur?! Seberapa banyak kamu bisa kamu bersyukur?!! Seberapa banyak kamu bisa kamu bersyukur?!!! Ini peningkatan kemarahan Allah terhadap orang-orang yang sama sekali menolak konsep bersyukur. Mereka tidak melihat sekelilingnya dan tidak merasa butuh, tidak merasakan keharusan untuk berterima kasih atas apa yang telah mereka terima. Dan begitulah ayat ini berkembang.

Namun frasa yang sama saat Anda sampai pada sepertiga bagian akhir surat
di mana Allah bicara tentang surga dan penghuninya; Dia memberi mereka hadiah dan berkata, berapa banyak nikmat yang kamu dustakan, berapa banyak nikmat yang kamu dustakan? Dia seakan memaksakan nikmatnya kepada mereka yang tak hanya merasakannya di dunia tapi juga akhirat.

Jadi frasa tersebut semakin intens hingga bagian tengah surat, lalu menjadi melunak dan melembut menjadi ungkapan cinta Allah pada separuh akhir surat dan ini sebenarnya, dan ini adalah bagian dari nada dan gaya surat Ar-Rahman.

Lima Bagian Surat Ar-Rahman

Al-Quran sebagai hadiah syurgawi

Sekarang tentang topik surat ini yang dipecah menjadi lima bagian. Bisa dikatakan ada lima topik pada surat ini. Pertama tentunya adalah hadiah besar yang diberi Allah yakni mengajarkan “Ar-rohmaan, ‘allamal-qur’aan.” (QS Ar Rahman ayat 1-2)

Ini adalah topik utama yang pertama. Bagaimana Al-Quran memenuhi sifat alami manusia dan bagaimana Al-Quran menggema dalam jiwa manusia. Dan bagaimana ini merupakan ungkapan cinta, pemeliharaan dan belas kasihan dari Allah karenanya ini diungkapkan dalam “Ar-rohmaan, ‘allamal-qur’aan,” bukan “Al-‘aliimu ‘allamal-quraan.

Yang amat sangat dan tak terbayangkan cinta, belas kasihan dan pemeliharaanNya adalah Yang mengajarkan Al-Qur’an. Jadi tindakan Allah untuk mengajarkan Al-Qur’an adalah tindakan yang dilakukan karena cinta, pemeliharaan, dan belas kasih. Ini bagian pertama.

Hadiah Duniawi Yang Didustakan

Di luar itu Allah mengatakan bagi mereka yang tidak menghargai keajaiban buku ini, mereka biasanya adalah yang tidak menghargai keajaiban apapun. Mereka tidak menghargai kehebatan apapun di sekitar kita, lalu Allah mulai menunjukkan kehebatan yang ada di sekitar kita seperti penciptaan matahari dan bulan,

Asy-syamsu wal-qomaru bihusbaan.” (QS Ar Rahman ayat 5)

Wan-najmu wasy-syajaru.” (QS Ar Rahman ayat 6)

Bintang, pepohonan. Ini ditujukan kepada selera orang Arab yang tidak memiliki banyak lanskap. Pada malam hari mereka bisa menghargai langit penuh taburan bintang, namun di siang hari hanya sebatang pohon pun yang mereka temukan sudah merupakan simbol keindahan bagi mereka.

Jadi Allah menyebutkan apa-apa yang mereka anggap penting sebagai simbol keindahan untuk direnungkan dan diapresiasi. Dia bicara tentang samudera, dan mutiara yang keluar dari laut dan bagaimana kapal berlayar di lautan. Dan semua manusia bergantung kepadaNya. Jadi hadiah duniawi dari Allah ini adalah bagian kedua.

Yang pertama adalah hadiah surgawi dari Allah yakni wahyu Al-Qur’an. Bagian kedua adalah hadiah duniawi yang didustakan manusia, yang berada di sekitar mereka dan seharusnya mereka renungkan.

Hari Pembalasan

Bagian ketiga dari surat ini adalah tentang Hari Pembalasan. Pada dasarnya Allah mengumpulkan manusia,

Sanafrughu lakum ayyuhats-tsaqolaan.” (QS Ar Rahman ayat 31)

Dua kumpulan besar komunitas.

Dan Dia mengumpulkan mereka semua, dan Hari Pembalasan dimulai. Langit mulai tercabik, bebatuan dan logam yang terbakar berjatuhan ke tanah, bumi sendiri tercabik dan menganga.

Semua bencana alam yang terjadi digambarkan. Para kriminal berlarian dan tanpa perlu bertanya kita bisa melihat dari raut wajahnya di mana mereka berdiri. Lalu interograsi dilakukan, hasilnya kriminal terjahat dilemparkan ke neraka.

Sebuah gambaran yang sangat mengerikan dari surat ini, yang meninggalkan pertanyaan bagi banyak orang, bagaimana mungkin surat ini dimulai dengan Ar Rahman, Yang Maha Mencintai, Memelihara dan Belas Kasih. Lalu memberikan gambaran, deskripsi neraka tepat di tengah-tengah surat. Tepat di jantung surat.

Mengapa bisa demikian? Ini sebenarnya bagian dari gambaran belas kasih Allah. Mengapa? Karena Anda suka atau tidak, api neraka itu ada. Dan lebih baik bagi Anda untuk mendengarnya dan ketakutan karena gambarannya dalam kata-kata daripada harus melihatnya.

Ini sebenarnya Allah memberi kita hadiah bahwa mereka yang sebelum kita, mereka yang diberi wahyu sebelum kita, mereka kehilangan konsep bahwa neraka adalah tempat yang paling mengerikan, mereka bahkan mengolok-oloknya.

Beberapa di antara mereka bahkan mungkin sudah menghapusnya dari wahyu mereka. Bagi muslim, neraka tidak pernah menjadi lelucon karena Allah tidak membiarkannya. Hal yang terlalu serius untuk diolok-olok. Ini adalah hadiah Allah untuk kita. Bayangkan sebuah bahaya menghampiri dan kita menganggapnya lelucon.

Dan mereka tidak siap untuk menghadapinya atau dalam posisi memiliki perlindungan yang layak untuk bisa melindungi diri mereka darinya. Itu adalah hadiah dari Allah bagi mereka yang ditakutiNya setengah mati di dalam surat ini.

Dua Syurga

Dan setelah Dia menakuti mereka, pembahasan tentang surga dimulai dengan indah,

Wa liman khoofa maqooma robbihii jannataan.” (QS Ar Rahman ayat 46)

Dan siapapun yang ketakutan saat berdiri di hadapan Tuhannya memperoleh dua surga. Dengan kata lain, pertama Dia menakutimu, lalu Dia berkata; siapa yang ketakutan akan memperoleh surga, subhanallah.

Ini sangat indah, karena meski Allah menakuti Anda, adalah untuk tujuan yang lebih besar. Yakni untuk menganugerahi Anda jannah (surga). Semoga Allah menjadikan kita semua penghuni surga. Menariknya apa yang terjadi di surat ini, jannah (kebun) diceritakan pada dua bagian.

Jadi saya ulangi lagi, bagian pertama tentang keagungan wahyu (Al-Qur’an), kedua tentang kemegahan hadiah duniawi dari Allah, ketiga konsekuensi bagi mereka yang mendustakan kedua hal tersebut, Hari Pembalasan dan akhirnya api neraka, lalu bagi mereka yang ketakutan dengan ancaman tersebut memperoleh dua kebun.

Kebun-kebun tersebut digambarkan dengan buah-buahan, pasangan dan rumah yang indah dan air terjun dan semuanya itu, dan kemudian ada lagi dua kebun dan dua kebun lagi digambarkan… yang agak ganjil, mengapa tidak memberi satu saja gambaran tentang kebun, mengapa dipisah menjadi dua?

Lalu kembali digambarkan sebagai kebun yang menghijau, dengan air terjun yang mengalir, dengan buah-buahan seperti delima dan kurma,

Nakhlun wa rummaan.” (QS Ar Rahman ayat 68)

Dan sekali lagi disebutkan tentang pasangan yang rupawan dan duduk di atas sofa,

Rofrofin khudhrin, wa ‘abqoriyyin hisaan.” (QS Ar Rahman ayat 76)

Dan semua benda eksotis yang berada di sekeliling mereka, seperti benda-benda impor dan benda dekorasi di rumah mereka. Ini adalah gambaran dari surga yang kedua.

Hubungan Surat Ar-Rahman Dengan Surat Al-Waqiah

Dan jika Anda mengapresiasi susunan 1, 2, 3, 4, 5 ini. Al-Quran, hadiah duniawi, Hari Pembalasan dan neraka, surga 1, dan surga 2, bisa dibilang demikian. Saat Anda memahami surat yang mencengangkan ini dengan kelima topiknya, surat yang datang setelahnya adalah surat Al-Waqi’ah yang sesungguhnya membicarakan kelima konsep ini dengan urutan sebaliknya.

Hal terakhir yang dibicarakan di surat Waqi’ah, salah satu bagian terakhirnya.

Fa laaa uqsimu bimawaaqi’in-nujuum.” (QS Al Waqi’ah ayat 75)

Wa innahuu laqosamul lau ta’lamuuna ‘azhiim.” (QS Al Waqi’ah ayat 76)

Keagungan Al-Qur’an ada di bagian akhir surat Waaqiah. Jika kita telusuri dari belakang ke depan di surat Waaqiah, Allah berkata,

A antum ansya’tum syajarotahaaa am nahnul-munsyi’uun.” (QS Al-Waq’iah ayat 72)

A antum anzaltumuuhu minal-muzni am nahnul-munziluun.” (QS Al Waqi’ah ayat 69)

Allah bertanya; kamukah yang menumbuhkan tanaman? Kamukah yang menciptakan api? Kamukah yang menghasilkan hujan? Dia terus menanyakan pertanyaan semacam ini. Seperti; apakah Allah yang melakukan semua itu? Apakah kamu, atau apakah kamu?

Bagian kedua terakhir persis sama dengan topik kedua di sini yakni hadiah duniawi dari Allah yang ditempatkan dalam bentuk pertanyaan.

Lalu pada topik ketiga menariknya, adalah tentang orang-orang bertangan kidal. Ini istilah dalam Al-Quran bagi mereka yang menerima buku amal di tangan kiri, yang artinya mereka dalam kesulitan di Hari Pembalasan.

Jika Anda perhatikan topik ketiga di surat Ar Rahman adalah juga tentang api neraka. Jadi mereka yang menerima buku di tangan kiri diadili dengan buruk, dan mereka diberi keputusan yang sangat buruk.

Lalu di awal surat Al-Waaqiah ada dua kelompok orang; “As saabiquunas-saabiquun” dan “ash-haabul-yamiin” mereka yang pertama dan utama dan mereka yang bertangan kanan.

Yang pertama dan utama adalah yang memiliki ranking teratas, mereka yang pertama beriman apapun akibatnya dan memberikan pengorbanan terbesar. Tapi bukan hanya mereka yang menjadi pahlawan besar kayakinan ini, ada juga mereka yang adalah orang-orang baik yang memperoleh catatannya dari tangan kanan.

Jadi ada dua tingkatan orang baik. Dan menariknya di surat Ar Rahman ada dua jenis surga yang digambarkan. Dua kategori surga yang berbeda digambarkan. Ini adalah bagian dari koherensi, bagaimana surat-surat Al-Quran terpaut satu sama lain dalam buku yang hebat ini.

Surat Ar Rahman sangat mudah diingat khususnya jika Anda paham topiknya. Insya allah tidak ada masalah bagi Anda untuk menghafalnya dan merenungkan artinya.

Barakallaahu lii wa lakum, assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

2 thoughts on “[Transkrip Indonesia] Get To Know – Episode 11 – Surah Ar Rahman – Nouman Ali Khan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s