[Transkrip Kartun Islami] Ketika Setan Memasuki Hati – Nouman Ali Khan


Keindahan lain dari ayat ini adalah Allah azza wa jalla tidak mengatakan, “Fii shudurihim marodhun.

Tetapi mengatakan, “Fii quluubihim marodhun.” (QS Al Baqarah ayat 10)

Ada perbedaan besar antara “shuduur” (dada) dan “quluub” (hati). Biar saya jelaskan kepada Anda. Saya kira banyak dari kalian mengetahui di surah An-Nas. “Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas.” (QS An-Nas ayat 5)

Kita tidak membaca, “Alladzii yuwaswisu fii quluubin-naas.

Tetapi kita membaca, “Alladzii yuwaswisu fii shuduurin-naas.” (QS An-Nas ayat 5)

Jika kita membaca “quluubin-naas” maka terjemahannya, “Dia yang berbisik di hati manusia.

Tetapi, bukan begitu bunyinya. Ayat itu berbunyi, “Dia yang berbisik di dada manusia.

Itu perbedaan antara “Hati” dan “Dada“.

Dada itu “zharf” dan itu merupakan sebuah tempat. Sesuatu yang ada di dalamnya, sesuatu berharga yang ada di dalamnya adalah hati. Setan mempunyai akses bukan kepada hati Anda. Setan mempunyai akses kepada dada Anda.

Bayangkan hati sebagai rumah Anda. Bayangkan dada sebagai pagar di sekeliling rumah Anda. Teras depan dan pekarangan belakang. Setan mempunyai akses terhadap properti Anda, tetapi dia tidak bisa masuk ke dalam sampai Anda membuka pintu. Apakah Anda paham?

Hati adalah rumah Anda dan itu terkunci. Anda tak bisa biarkan dia masuk. Tetapi, dia akan datang mengetuk, “Hei, kau mau dengar sesuatu. Aku ada kabar untukmu.

Tugas kita adalah untuk merasakan saat setan mengetuk hati kita. Karena dia berada dekat, di dada. Dia berada di dada. Dia akan berbisik di dada. Saat seseorang mengetuk dari luar, bisakah terdengar dari dalam? Bisakah? Ya.

Persoalannya adalah terkadang jika ada yang mengetuk, Anda bisa mengusirnya, tetapi terkadang apa yang terjadi? Anda membuka pintu. Jika Anda sering membuka pintu, dia akan pindah ke dalam. Dia pindah ke dalam.

Saat orang asing berpindah tempat, mereka mulai mendekorasi ulang tempat itu. Anda paham itu, bukan? Apa yang terjadi jika Anda tak membiarkan dia masuk? Anda akan mempunyai selera Anda sendiri. Anda punya selera sendiri untuk menilai apa yang bagus. Warna apa yang bagus, perabotan apa yang bagus?

Jika Anda membiarkan penyelundup itu masuk, suatu hari Anda pulang. Dinding Anda berwarna merah jambu dan perabotan hijau, semua piring berwarna ungu. Apa yang terjadi di sini?

(Setan berkata) “Ini seleraku, inilah yang kusuka.

Kamu tahu, dia mengubah dapur menjadi ruang keluarga, kamar mandi menjadi kamar tamu. Apa yang terjadi di sini? Mengapa saya memberi tahu Anda ini? Karena jika Anda membiarkan setan masuk ke dalam hati Anda, di dalam rumah itu, lalu apa yang dulu indah menjadi jelek, dan yang dulu jelek menjadi indah.

Oleh karena itu, Allah berfirman, “Wa zayyana lahumusy-syaithoonu a’maalahum.” (QS Al-Ankabut ayat 38 dan An-Naml ayat 27)

Setan telah memperindah perbuatan mereka. Setan tidak mampu membuat yang buruk menjadi indah bagi Anda, sampai dia berada di mana? Di dalam hati Anda.

Jika Anda tak membiarkan setan ke dalam hati Anda, apa yang ada dalamnya? Iman.

Wa laakinnallooha habbaba ilaikumul-iimaana, wa zayyanahuu fii quluubikum.” (QS Al Hujurat ayat 7)

Allah memperindah iman di hati Anda. Apakah Anda paham perumpamaan ini?

Allah berfirman di sini, “Fii quluubihim marodhun.” (QS. Al Baqarah ayat 10)

Di dalam hati mereka ada penyakit.

Oh tidak, ini adalah masalah. Karena tidak lagi dibatasi di dada, kini sudah beralih ke dalam hati. Sekarang jika ada penyelundup di dalam hati Anda, ke rumah Anda, apa yang harus Anda lakukan?

Saat Anda menyadari ini adalah ide yang buruk, Anda seharusnya menyingkirkan itu. Tetapi, terkadang kita mendengarkan setan, bukan? Terkadang kita membuka pintu. Saat Anda menyadarinya, apa yang harus Anda lakukan? “A’udzubillaahi minasy syaitoon nirrojiim.

Anda melihat dan menyingkirkannya. Anda menjauhkannya, itu yang seharusnya Anda lakukan. Tetapi, jika Anda membiarkan dia tinggal di sana. Anda membiarkan dia dengan segala caranya. Anda membiarkan dia mengotori tempat itu.

Dan kamu tahu? Anda mulai sakit. Anda akan mulai sakit. Perumpamaan ini akan menjadi lengkap beberapa ayat di depan, kita akan menemukan, “Wa idzaa kholau ilaa syayaathiinihim.” (QS Al Baqarah ayat 14)

Sekarang ada penyakit di dalam hati mereka. Persoalannya adalah Allah menguasakan setiap manusia, “Inna ‘ibaadii laisa laka ‘alaihim shulthoon(un).” (QS. Al Hijr ayat 42 dan Al-Isra ayat 65)

Setan diberi tahu langsung kepadanya, “Hamba-hamba-Ku, kalian tidak mempunyai wewenang atas dia.

Setan tidak bisa memaksa masuk ke dalam hati Anda dan dia tidak bisa memaksa untuk tinggal. Pada saat Anda mengatakan, “Keluar!

Dia harus keluar. Jika Anda membiarkan dia masuk dan tinggal, itu bukan karena dia mempunyai kendali, tetapi karena Anda tak pernah mengusirnya. Jika Anda menolak, Allah telah memberikan berbagai perangkat untuk mengusirnya.

Cukup katakan, “A’uudzubillah.“

Cukup beristighfar dan dia akan pergi.

Subtittle: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s