[Transkrip Kartun Islami] Umat Pertengahan – Nouman Ali Khan


Sekarang, kenapa kita dijadikan umat pertengahan? Kau mungkin (berpikir) bahwa ini adalah sesuatu yang harus dirayakan, (bahwa) kita akhirnya dijadikan umat pertengahan. Ya, luar biasa.

Tapi Allah ‘azza wa jalla tidak pernah memberikan penghormatan. Dia tidak pernah memberikan jabatan kecuali diikutkan pula tanggung jawab bersamanya.

Jadi masih di ayat yang sama, bahkan bukan di ayat berikutnya. Sebenarnya kau bisa mengakhiri ayat ini tanpa perlu mengambil tanggung jawabnya. Ayat ini bukan hanya tentang penghormatan.

Wa kadzaalika ja’alnaakum ummatan wasathon.” (QS Al Baqarah ayat 143)

Ini adalah kehormatan yang diberikan. Tapi Allah tidak hanya memberikan kehormatan saja. Melainkan Dia ikutkan pula setumpuk tanggung jawab dan beban pada kehormatan itu. Kau tidak bisa hanya berkata, “Alhamdulillah kita bagian dari umat muslim.

Allah telah menjadikan kita begitu, itu saja tidak cukup. Itu saja tidak cukup. Dan ngomong-ngomong, seandainya itu kalian anggap cukup. Kalian sama saja dengan Bani Israil yang berkata, “Kami adalah orang terpilih.

Kami merasa cukup dengan itu. Kami tidak perlu mengambil tanggung jawab apapun karena kami sudah mendapatkan tiket untuk masuk surga, kau tahu. Kita tidak seperti itu. Apa yang Allah katakan?

Litakuunuu syuhadaaa’a ‘alan naas.” (QS Al Baqarah ayat 143)

Aku menjadikanmu umat pertengahan supaya kamu bisa menjadi saksi bagi seluruh manusia. Kau dan aku dijadikan bagian dari umat ini dan tugas dasar kita adalah agar kita menjadi saksi atas kemanusiaan.

Kau tahu apa artinya? Artinya kita membawa Islam ketika kita membuka mulut dan kita membawa Islam dengan karakter kita, ketika melakukan bisnis dengan orang lain, ketika kita bertetangga, ketika kita melewati sebuah jalan, cara kita menjawab, cara kita menghadapi orang yang tak acuh. Kita terus-menerus menjadi saksi atas kemanusiaan bahwa seperti inilah seorang muslim.

Teman kerjamu mengajakmu pergi ke pesta mereka akan pergi ke bar, dan mereka akan minum bir. Dan kau akan berkata, “Tidak.”

Dan kau akan memberi nasehat kepada mereka, “Ini tidak bagus. Aku tahu kau bukan seorang muslim tapi ini tetap tidak bagus untuk kesehatanmu.

Allah memberikan kita kehormatan untuk menjadi pelayan bagi seluruh manusia. Kita tidak hanya mencari kebaikan bagi umat muslim saja. Kita juga akan mencari kebaikan bagi seluruh umat manusia. Seperti itulah seharusnya kita.

Kau akan menjadi saksi bagi manusia tentang apa sesungguhnya kebenaran itu. Tapi jika kau dan aku, jika keislaman kita, jika dedikasi kita kepada Allah tidak lebih dari 4 dinding yang ada di masjid ini.

Jika kita menjadi orang yang berbeda ketika di luar. Dan kita menjadi orang yang lain lagi ketika di sini. Dan kau tidak mengenali orang yang di luar itu (dirimu sendiri, red.). Kau tidak akan tahu, “Ini orang yang sama dengan yang sholat di masjid ini?

Sungguh? Dia seorang muslim? Ya Allah.

SubhanAllah… kau tahu… Ini adalah masalah yang serius. Dan kita… ngomong-ngomong, apa maksud sebenarnya dari “Syahadaaa’a ‘alan naas” di agama kita sangat berat. Kau tahu apa maksudnya?

Di Hari Kiamat nanti, orang-orang yang ada di sekitar kita yang punya kesempatan untuk berinteraksi dengan kita, yang melihat kita, yang ada bersama kita, teman kerja kita, teman kita, tetangga kita bahkan keluarga non muslim.

Mereka semua akan bersaksi di Hari Kiamat bahwa orang muslim yang menjadi temanku ini, teman kerjaku ini, tetanggaku ini. Aku tidak pernah sedikitpun melihat keislaman darinya. Dia tidak pernah menunjukkannya.

Ini bukan salahku. Mereka akan menyalahkan kita. Meskipun mereka punya tanggung jawab sendiri. Dan kita harusnya menjadi saksi atas mereka, karena kalau kita tidak menjadi saksi bagi mereka. Mereka yang akan menjadi saksi bagi kita. Pilihannya hanya dua itu.

Pilihannya hanya akan ada dua itu. Hari kiamat akan mengikuti pilihan di antara dua itu. Tapi kita harus memilih kita mau ada di sebelah mana? Dan kalau menurutmu ini belum cukup buruk. Allah ‘azza wa jalla menambahkan lagi tanggung jawab lainnya.

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga disebutkan. Dia berfirman, “Wa yakuunar-rosuulu ‘alaikum syahiida.” (QS Al Baqarah ayat 143)

Dan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga akan menjadi saksi bagimu. Ayatnya masih belum selesai. Tapi saya ingin berfokus pada bagian ayat yang ini. Ini adalah bagian yang sangat berat dari ayat ini. Ada ayat yang sama yang juga membahas tentang ini di dalam Al-Qur’an.

Salah satu penyair pada zaman Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, salah satu sahabat Rasul adalah Hassan Ibn Tsabit. Dia punya suara yang sangat indah. Mereka biasa memerintahkan Hassan Ibn Tsabit untuk menyemangati pasukan ketika ada tugas militer.

Beliau sangat mencintainya hingga suatu hari Rasulullah berkata, “Hassan, bacakan Qur’an untukku.

Hassan terkejut, “Ya Rasulullah, kau ingin aku membacakan Qur’an untukmu? Padahal dia diturunkan kepadamu?

Tapi beliau (shallallahu alaihi wa sallam) menjawab, “Tapi aku suka mendengarkannya.

Jadi dia (Hassan) membacakan sebagian Quran. Dia membaca surah An-Nisa, surah keempat. Dan dia terus membaca, dan Rasulullah (shallallahu alaihi wa sallam) menikmati bacaannya hingga dia sampai kepada ayat, “Fa kaifa idzaa ji’naa min kulli ummatin bisyahiidin, wa ji’naa bika ‘alaa haaa’ulaaa’i syahiida.” (QS An Nisa ayat 41)

Bagaimana kiranya, ketika kami membawakan saksi kepada setiap negeri dan kami akan membawamu, – maksudnya Muhammad shallallahu alaihi wa sallam – kami akan membawamu sebagai saksi bagi kaum ini, – maksudnya adalah umat muslim – kami akan membawamu sebagai saksi atas kaum ini.

Hassan kemudian melihat wajah Rasulullah alaihi sholatu wassalam dan Rasulullah menangis dan Beliau (Rasulullah) berkata, “Hasbuk, hasbuk.

Cukup, aku tidak bisa menahannya lagi. Dan dia (Hassan) menghentikan bacaan Qurannya. Kenapa? Karena beratnya maksud dari ayat tersebut bahwa Rasulullah akan menjadi saksi bagi kita. Kau tahu apa maksudnya?

Itu berarti bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sebelum beliau meninggal dunia. Sebelum kehidupan dunianya berakhir, dia meminta kita semua untuk menjadi saksi. “Apakah aku sudah menyampaikan risalah? Apakah aku sudah melakukan tugasku?

Dan kita mengakuinya sebagai satu ummat.

Ya, Anda (Rasulullah) telah menyelesaikan amanahnya. Addaital amanah wa nashohtal ummah (Dan Anda telah menasihati ummat). Kau telah memberikan kepercayaan kepada kami, kau telah mewariskannya. Amanah yang telah dibebankan kepadamu, kau telah mewariskannya kepada kami.

Sekarang beliau berkata, “Siapapun yang hadir di sini hendaknya menyampaikan kepada yang tidak hadir.

Kau sebaiknya menjadi saksi bagi seluruh manusia, dan jika kita tidak menjalankan tugas ini. Coba tebak siapa yang akan komplain kepada kita pada Hari Kiamat? Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam sendiri.

Orang-orang ini telah aku berikan tugas. Mereka sudah bersaksi bahwa mereka akan melanjutkan tugasnya. Dan mereka tahu kitab ini dan mereka tidak mempedomaninya? Ini seharusnya tercermin dari sifat mereka. Mulut mereka selalu terbuka tapi tidak pernah menyampaikan kalimat Allah? Kata-kata mereka tidak mengandung itu?

Ini adalah salah satu ayat yang paling mengerikan di dalam Quran. Allah ‘azza wa jalla berbicara tentang RasulNya. Dia berfirman, “Wa qoolar-rosuulu yaa robbi inna qoumittakhodzuu haadzal-qur’aana mahjuuro.” (QS Al Furqan ayat 30)

Rasulullah akan berkata pada hari itu, “Ya Tuhanku, umatku telah meninggalkan Quran.

Saya ingin kalian mengapresiasi betapa beratnya pesan di ayat ini.

Subtitle Indonesia: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia

2 thoughts on “[Transkrip Kartun Islami] Umat Pertengahan – Nouman Ali Khan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s