[Transkrip Kartun Islami] Situasi Kehidupan Yang Sulit – Nouman Ali Khan


Pertanyaan:

Apa yang diajarkan Islam tentang kesulitan? Maksud saya tentang orang yang berada dalam situasi yang sulit? Jadi apa yang Islam ajarkan tentang situasi sulit ini?

Ustadz Nouman:

Situasi kehidupan yang sulit.. Oke. Saya pikir ini sangat luar biasa. Ketika kita mengakui Allah tidak hanya sebagai Pencipta. Kita mengakuiNya sebagai “Master”, dalam Bahasa Arab disebut “Rabb“. Kata “Rabb” dalam Bahasa Arab, punya banyak makna konotasi, dan saya akan memberimu daftarnya.

Makna pertamanya adalah sebagai “Master” atau majikan sebagaimana yang sudah saya katakan. Kemudian ada pula makna seseorang yang punya kekuasaan penuh atas dirimu. Kekuasaan (authority), “As-Sayyid” mereka bilang dalam Bahasa Arab. Kemudian dia juga punya kepemilikan penuh atas dirimu (ownership).

Dan ini sangat penting, karena secara singkatnya adalah karena mungkin bagimu untuk memiliki sesuatu tapi tidak berkuasa atasnya. Seperti misalnya sebuah mobil. Kau memilikinya, tapi kau tidak bisa memodifikasinya sesuka hati. Ada batasan dari pemerintah atau yang lainnya, ya ‘kan? Atau kau tidak bisa mengemudikannya secepat yang kau mau, dan kau masih harus mengasuransikannya, pemeriksaan, dan sebagainya. Jadi kau memilikinya, tapi tidak memiliki kekuasaaan atasnya.

Tapi seorang “Master” adalah dia yang punya kepemilikan dan kekuasaan secara bersamaan. Sebagai tambahan, “Al-Muna’im“, pemberi hadiah. Ini sangat penting. Seorang majikan, ketika dia memberikan sesuatu kepada budaknya, itu tidak dianggap sebagai kompensasi.

Seorang atasan misalnya, ketika memberikan sesuatu kepada karyawannya, itu adalah upahnya. Aku berhak atas itu, dan jika aku tidak mendapatkannya, aku boleh protes. Tapi ketika majikan memberikan sesuatu kepada seorang budak, maka itu adalah sebuah hadiah. Sebuah hadiah.

Jadi keyakinanku sebagai seorang Muslim adalah, bahwa apapun yang aku punya di dunia ini adalah hadiah. Dan apapun yang tidak aku miliki, atau apapun yang diambil dariku, pada dasarnya memang bukan milikku.

Sekarang, perbedaan antara hadiah dan kompensasi atau upah adalah hadiah itu sesuatu yang kau tidak pantas untuk mendapatkannya. Jadi kalau kau tidak mendapatkannya, kau tidak bisa protes, karena memang pada dasarnya kau tidak berhak. Itu diberikan sebagai tambahan atas hutang padamu. Kalau itu diberikan kepadamu sebagai hutang, maka itu bukan hadiah, itu kompensasi.

Jadi, kita sering berpikir bahwa apapun yang diberikan pada kita saat ini adalah kompensasi. Tuhan kita memutuskan untuk memberi kita dua tangan yang berfungsi baik. Ini dua hadiah dariNya. Jika saya hanya punya satu, saya tidak bisa protes, karena memang sejak awalnya itu bukan milik saya.

Dan sesungguhnya, kita mencapai kesadaran tertinggi dalam hal ini ketika seseorang meninggal dunia. Kau tahu apa yang harus kita katakan?

Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.

Sungguh, kita semua milik Allah, dan hanya kepadaNya kita kembali. Untuk apa saya mempermasalahkan tangan saya, atau baju saya, atau kesehatan, atau anak, atau keluarga, atau mobil, atau rumah, atau pekerjaan saya, ketika saya sendiri adalah properti milik Allah. Diri saya sendiri adalah milikNya.

Jadi apapun yang diambil dari saya, memang sejak awalnya bukan milik saya. Dan kata guru saya, dampak psikologis dari hal ini sungguh luar biasa. Guru saya menjelaskan kepada seperti ini… Manusia, kau tahu, ketika imannya lemah, dan sang majikan, sebenar-benar majikan, apa yang terjadi sebenarnya adalah sebagaimana hubungan orang tua dan anak.

Ketika misalnya orang tua bicara kepada anaknya, sang orang tua misalnya sedang akan memakan es krim, dan sang anak datang dan berkata, “Ayah, boleh aku minta sedikit?”

Si anak kecil berkata, “Boleh aku cicip sedikit?“.

Dan sang ayah berkata, “Tidak, kau tidak boleh.

(Si anak meminta lagi) “Boleh aku cicip sedikit?

(Si ayah mengalah) “Oke, kau boleh cicip 2 gigitan saja.

Coba pegang ini sebentar, cicipi dua gigitan, dan kembalikan lagi ke Ayah.

Sang anak mengambilnya, mencicipi dua gigitan, kemudian dua lagi di bagian bawah, dan sang ayah berkata, “Boleh ayah minta lagi?

Apa jawaban sang anak?

Tidak, ini punyaku. Ini adalah milikku.

Kau jadi lupa. Sekarang, Tuhan memberi, dan terus memberi, dan memberi, dan kemudian Dia mengambilnya kembali. Dan ketika Dia mengambilnya kembali, apa kita keluhkan?

Itu adalah milikku. Ini adalah milikku.

Tapi seorang muslim harus bisa menginternalisasikan sebagai pondasi dasar dari keimanan kita bahwa sejak awal itu memang bukan milikmu. Jadi kapanpun ada masalah dan kau tetap menjaga pemahaman itu di dalam pikiranmu,

Al-Quran berkata, “Likai laa ta’sau ‘alaa maa faatakum, wa laa tafrohuu bimaaa aataakum.” (QS Al Hadid ayat 23)

Supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu.

Karena kau tahu semua ini adalah hadiah, dan semua hadiah ini adalah sementara karena kau sendiri juga sementara. Kau juga adalah milik Allah.

Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia

One thought on “[Transkrip Kartun Islami] Situasi Kehidupan Yang Sulit – Nouman Ali Khan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s