Tapi sekarang saya ingin memberitahumu ancaman sesungguhnya bagi ketakwaanmu adalah…. Di negara di mana kalian tinggal. Seperti Qatar, Dubai, Khaleej, dan sebagian besar jazirah Arab, dan sebagian besar negara muslim. Bahaya sesungguhnya untukmu dan untuk anak-anakmu adalah materialisme. Itulah bahaya besarnya.
Anak-anakmu dan juga dirimu menjadi terobsesi dengan mobil, dengan baju bermerk, dengan handphone bermerk, dengan gadget, dengan film baru, dengan lagu-lagu baru. Hal-hal seperti ini, nongkrong di Mall, dengan Facebook, dan berapa banyak likes yang kau dapat di komentarmu.
Kau terobsesi dengan hal ini, dan seumur hidupmu adalah untuk hal-hal ini, tidak ada yang lain. Dan ini adalah sebuah tragedi, karena anak-anak muda di umat ini adalah orang-orang yang kuat. Demi Allah, mereka adalah orang-orang yang sangat kuat. Ketika anak-anak muda umat ini mampu menginternalisasikan Qur’an, mereka bisa mengubah dunia. Sungguh, dunia akan menjadi tempat yang sangat indah, jika anak-anak mudah di umat ini sadar.
Tapi anak-anak muda sedang dibuat tertidur dengan iPhone 5, dengan Samsung Galaxy Touch, dengan iPad, dengan Facebook. Padahal barang-barang ini bisa digunakan untuk berbuat kebaikan, barang-barang ini sangat bisa digunakan untuk menghasilkan banyak kebaikan.
Tapi sadarkah kita, bahwa barang-barang ini juga racun bagi kita? Mereka juga akan meracuni kita. Mereka memang sangat baik jika diarahkan kepada musuh kita, tapi akan jadi sangat berbahaya jika kita arahkan untuk diri kita sendiri. Itulah hakikat sebenarnya barang-barang ini.
Alat-alat ini, memang dapat menyebarkan kebaikan, mereka bisa. Kalian tahu seberapa sering saya di Facebook? Tidak pernah. Gambarku ada di Facebook, sesuatu yang saya katakan ada di Facebook, tapi saya sendiri hampir tidak pernah membuka Facebook. Tidak pernah. Saya memang sesekali membuat tweet, saya mengirimkan pesan di Twitter, tapi saya tidak pernah melihat apakah ada yang meresponnya. Kalian tahu, saya memang tidak ingin melihat respon kalian di Twitter, karena itu akan membuat saya meninggalkan sunnah.
Katakan sesuatu yang baik yang akan memberikan manfaat bagi orang lain, oke? Dan jangan terbawa dengan obrolan-obrolan online. Kau punya percakapan yang lebih penting. Apa kau punya waktu untuk segala macam percakapan ini? Apa kau punya waktu untuk membaca semua komentar yang ada di sebuah video di YouTube? Dari mana kau dapat waktunya? Dari mana kau dapat waktunya? Saya sangat terkejut.
Jadi, kau dan aku harus mendetoks hal ini, kita harus menyingkirkan semua gadget, khususnya di bulan Ramadhan, guys. Singkirkan gadgetmu, hapus semua video game, hapus semua aplikasi permainan yang ada di perangkatmu.
Hapus semuanya, di bulan Ramadhan, kau bisa berkata, “Nanti bisa aku download lagi, aku tidak peduli.”
Tapi setidaknya di bulan Ramadhan. Kalian yang perempuan juga begitu, keluarlah dari Facebook sekarang juga. Aku melihatmu… lebih tepatnya aku tidak melihatmu tapi kau baru saja keluar dari Facebook, jadi candaan tadi itu untukmu.
Tapi apapun itu, kau tahu, menjauhlah dari perangkatmu. Kau harus melakukannya. Materialisme itu membunuh kita. Dan saya akan beritahu anekdot sesungguhnya, solusi sesungguhnya dari materialisme adalah mengerti Kitabullah secara personal. Secara pribadi berusaha untuk memahami Kitabullah.
Semakin kau berusaha memahami Kitabullah untuk dirimu sendiri, kau tidak akan tertarik lagi dengan materialisme. Dia tidak akan mencukupimu. dia hanya akan membuatmu hampa. Dan kitab ini akan memberikanmu kebahagiaan yang tidak pernah kau rasakan sebelumnya.
Kau tahu, kita jadi bisa berbicara dengan Allah. Kau bisa berbicara dengan Allah ketika kau membaca Al Qur’an. Apa lagi yang mau kau pinta? Jadi, ini adalah saran praktis dan juga peringatan yang ingin saya berikan kepada kalian secara khusus.
Dan memang materialisme ini mengincar semua orang, tapi saya melihat seperti misalnya di Mall, ada barang-barang mewah ditampilkan, dan kemudian sekelompok anak-anak muda berlarian mengerumuninya. Saya tidak marah dengan mereka, saya hanya merasa bahwa kita belum memberikan mereka Al Qur’an.
Kita belum memberikan sesuatu yang bisa membuat mereka gembira. Ini adalah kesalahan kita, kau tahu?
Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia
[…] Transkrip: https://nakindonesia.wordpress.com/2017/02/10/bahaya-materialisme […]
LikeLike