[Transkrip Indonesia] Surah Al Kahfi – Meletakkan Harapan Pada Allah – Nouman Ali Khan


Meletakkan Harapan

Banyak korelasi yang bisa dibicarakan, saya akan membicarakan satu diantaranya. Pada awal surat ini, Allah memperingatkan tentang sebuah perang hebat.

Qoyyiman liyundzira ba’san syadiidan min ladun-hu.” (QS. Al-Kahfi ayat 2)

Surat ini tegak lurus, karena dia ada untuk memperingatkan tentang sebuah perang hebat yang datang khusus dariNya. “Ba’s” dalam Al-Qur’an khusus digunakan sebagai “perang” untuk istilah duniawi. Para ulama di dalam tafsir berkomentar bahwa kata ini dapat digunakan untuk dunia dan akhirat, artinya bisa saja merujuk kepada “ba’s” di neraka Jahannam.

Tapi jika kalian mempelajari kata “ba’s” di dalam Al-Qur’an, kalian akan menemukan “ba’s” banyak sekali secara eksklusif digunakan dalam istilah duniawi, hal buruk yang terjadi di dunia ini.

Jika perang terjadi, maka setiap orang harus diperingatkan. Tapi saat perang terjadi, dan jika Allah mengatakan di satu sisi akan ada orang-orang yang diperingatkan karena mereka akan dihukum tidak hanya di dunia ini tapi juga di kehidupan berikutnya. Mereka adalah “kuffar” (yang mendustakan).

Siapa yang ada di sisi yang satunya? Mereka yang beriman. Jadi jika kalian memperingatkan saya tentang sebuah perang, apa yang akan menjadi ucapan selamatnya? Akan terjadi perang, tapi jangan khawatir, isi titik-titik…. tolong… Kamu akan menang, jangan khawatir, kamu akan lolos dari perang. Jangan khawatir kamu akan selamat, bukankah itu yang kamu tunggu?

Dia berkata; “Wa yubasysyirol-mu’miniinalladziina ya’maluunash-shoolihaati, anna lahum ajron hasanan.” (QS. Al-Kahfi ayat 2)

Dan saya berpikir, ok jadi Dia memberi berita baik bagi yang beriman yang beramal sholeh bahwa mereka akan memperoleh hadiah yang indah. Saya pikir hadiah yang indah akan diberi di sini (dunia), tapi Dia berkata tidak, bukan di sini, “Maakitsiina fiihi abadan.” (QS. Al-Kahfi ayat 3)

Mereka akan hidup/tinggal di dalamnya selamanya, jadi di mana hadiah diberikan? Jadi Dia mengatakan kepada kita tentang perang yang hebat, lalu Dia berkata, “Selamat, setidaknya kamu memperoleh syurga.

Kalian paham? Jika kalian mendengar tentang perang, kalian tidak ingin mendengar tentang syurga, karena itu berarti apa? Kemungkinan terbesarnya kalian akan mati, he he.

Kalian ingin mendengar, “Jangan khawatir, kamu akan baik-baik saja.

Bukan terhadap itu kalian dilindungiNya. Dia melindungi kalian dari hukuman di sana (akhirat).

Dengan kata lain, mereka yang selamat dari perang hebat ini adalah orang-orang yang sama sekali meninggalkan materialisme mereka. Mereka bahkan tidak diberikan pelipur lara di dunia ini. Bahkan pelipur lara bagi mereka diberikan di… akhirat.

Karena Dajjal berada pada salah satu ujung, ujung apa? Dunia. Mereka yang beriman, untuk melawannya belajar untuk meletakkan harapannya di mana? Di akhirat, hanya di akhirat. Mereka harus belajar meletakkan harapannya di akhirat.

Salah satu hal yang membingungkan saya tentang surat ini. Saya menyimpulkan terlalu dini, tapi saya tak kuasa menahannya. Apakah Qur’an bicara tentang orang-orang yang hidup di syurga selamanya? Ekspresi (kalimat) apa yang digunakan untuk “mereka akan tinggal di dalamnya selamanya”. Kalian pasti tahu bahasa Arabnya… “khoolidiina fiihaa abadan”.

Apakah surat ini mengatakan, “Khoolidiina fiihaa aabadan?

Surat ini mengatakan, “Maakitsiina fiihi abadan.” (QS. Al-Kahfi ayat 3)

Dan biasanya “khoolidiina fiihi aabadan” bukanlah ayat yang berbeda, tapi bagian dari satu ayat. Ini yang terjadi di sini… ayat yang berbeda, Allah membuat pernyataan di ayat yang berbeda. Dia juga menggunakan istilah yang tidak digunakan di ayat lain.

Kenapa bukan “khaalidiina fiihaa abadan”? Kenapa “maakitsiina fiihi abadan”? Pastinya ada sesuatu yang sangat aneh dan tidak lazim. Selayaknya sebuah himbauan tak lazim untuk meletakkan harapan dan aspirasi kalian di kehidupan sesudah mati, pertama dengan memisahkannya menjadi ayat tersendiri, dan menggunakan bahasa yang Dia sendiri subhanahu wa ta’ala tidak biasa gunakan.

Dia menggunakan bahasa yang berbeda, kalian akan lihat nanti, tapi saya sudah berikan petunjuknya; ada hubungannya dengan materialisme dan perang melawan materialisme. Bahwa harapan tentang akhirat diberi prioritas yang lebih tinggi.

Dan karena petunjuk awalnya sudah saya bocorkan, akan saya bocorkan yang berikutnya. Yakni; kalian akan melihatnya sepanjang surat ini. Dan setiap kisah yang ada, ingat ada 4 kisah, para pemuda ini meletakkan harapan mereka di tempat yang tepat. Mereka tidak berkata, “Apa yang akan terjadi dengan masa mudaku, saya masih muda, saya bahkan belum nikah, apa yang akan saya lakukan di gua, di mana akan saya peroleh makanan?

Mereka pergi saja, harapan mereka sudah di tempat yang tepat. Karena harapan yang salah ada (diletakkan) di dunia ini. Harapan yang tepat adalah dengan… Allah.

Kisah berikutnya adalah seorang lelaki dengan kebunnya. Harapan palsunya ada di mana? Di kebunnya. Kisah berikutnya adalah Musa ‘alaihissalam agar tidak memiliki harapan palsu berdasarkan apa yang dilihatnya. Ada realita yang lebih dalam disini. Ini kembali tentang harapan palsu.

Lalu kisah terakhir adalah tentang siapa? Zulkarnain yang memperoleh kemenangan demi kemenangan. Ketika seseorang terbiasa menang, mereka akan berpidato tentang kemenangan.

Pidato kemenangan seperti, “Saya berterimakasih kepada prajurit saya yang telah mempertaruhkan jiwanya. Kalian adalah yang terbaik.

Apa yang dikatakan Zulkarnain? Dalam pidato kemenangannya dia berkata, “Haadza rohmatun min robbii.” (QS. Al-Kahfi ayat 98)

Ini adalah wujud sayang dan ampunan dari Tuhanku.

Fa idzaa jaaa’a wa’du robbii ja’alahuu dakkaaa’.” (QS. Al-Kahfi ayat 98)

Jika janji Tuhanku datang, maka semua kemenangan ini akan dihancurkan. Artinya; aku tidak berharap apapun dari kemenangan ini… kalian paham? He he he…

Karena satu hal yang abadi adalah balasan yang diperoleh mereka yang beriman, yang disebutkan di awal surat ini; di mana mereka akan tinggal selamanya.

Jadi kalian lihat apa yang tidak abadi dan yang abadi. Dan apa yang abadi dan tidak abadi terus menerus di ulang di dalam surat ini. Allah tekankan itu secara terpisah pada bagian awal, dan terus mengajarkannya kembali dengan beberapa studi kasus. Subhanallah.

Ini hanyalah salah satu jalan peristiwa yang akan kalian lihat dalam surat ini insya Allahu ta’ala. Jadi kita melalui sebuah perjalanan yang sangat indah, salah satu tempat terindah di dalam Al-Qur’an adalah surat Al-Kahfi. Saya sangat bersemangat insya Allahu ta’ala.

One thought on “[Transkrip Indonesia] Surah Al Kahfi – Meletakkan Harapan Pada Allah – Nouman Ali Khan

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s