Assalamu’alaikum, selamat datang semuanya di Amazed by The Qur’an (Kagum dengan Al Qur’an). Seri di mana saya membagikan apa yang menurut saya mengagumkan dari Al Qur’an. Hari ini saya akan membagikan sebuah ayat. Ayat yang panjang dari Surat Al An’am dan satu potongan yang sangat menonjol, yang menonjol dengan sangat luar biasa.
“Qul.” (QS Al An’am ayat 151)
Katakan.
“Ta’aalau ‘atlu maa harroma robbukum ‘alaikum.” (QS Al An’am ayat 151)
Katakan, “Mari kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu.” (QS Al An’am ayat 151)
Jadi pastinya di awal pada ayat ini akan terdapat persiapan mental kepada para pendengar bahwa Allah akan membuat daftar yang terlarang. Jadi saya akan menyebutkan beberapa dari daftar itu tetapi saya sengaja akan melewati satu dari daftar tersebut.
“Allaa tusyrikuu bihii syai’aan.” (QS Al An’am ayat 151)
Janganlah kamu melakukan perbuatan syirik. Jangan mempersekutukan Allah dengan yang lain. Jangan melakukan perilaku keji tersebut. Yaitu mempersekutukan seseorang dengan Allah. Menyetarakan seseorang atau semacamnya dengan Allah.
“Wa laa taqtuluuu aulaadakum min imlaaq.” (QS Al An’am ayat 151)
Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
“Nahnu narzuqukum wa iyyaahum.” (QS Al An’am ayat 151)
Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.
“Wa laa taqrobul-fawaahisya maa zhoharo min-haa wa maa bathona.” (QS Al An’am ayat 151)
Dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak diantaranya maupun yang tersembunyi.
“Wa laa taqtulun-nafsallatii harromallohu illaa bil-haqq.” (QS Al An’am ayat 151)
Janganlah kamu membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan alasan yang benar.
“Dzaalikum washshookum bihii la’allakum ta’qiluun.” (QS Al An’am ayat 151)
Demikianlah, Dia memerintahkan kepadamu agar kamu mengerti. Agar kamu dapat mengaplikasikannya, kamu dapat berpikir dan menganalisanya.
Saya dengan sengaja melewati satu hal daftar hal-hal yang dilarang sangat jelas. Jangan mempersekutukan Allah, itu hal yang sangat penting. Jangan membunuh anak-anakmu, jangan melakukan perbuatan keji, dan terakhir jangan membunuh jiwa yang tidak bersalah. Jadi ada 4 larangan, tetapi sebenarnya ada lima. Namun yang kelima tersebut bukanlah larangan. Dan seperti berikut bunyinya,
Jangan mempersekutukan sesuatu dengan Allah.
“Wa bil-waalidaini ihsaanan.” (QS Al An’am ayat 151)
Dan terhadap orang tua YANG TERBAIK. Dan terhadap orang tua, YANG TERBAIK.
Sekarang jika kamu memikirkannya, kamu harus menjadi yang terbaik terhadap kedua orang tuamu. Kamu tidak memikirkan tentang larangan. Allah tidak mengatakan, “Jangan berlaku jahat terhadap kedua orang tuamu.”
“Laa tarhar huma.”
Jangan menelantarkan mereka (orang tuamu).
“Laa tastajir.”
Jangan memarahi mereka, atau jangan melihat mereka dengan pandangan yang kasar, dan lain lain.
Bagian tersebut bukan sebuah larangan, hal tersebut adalah perintah. Terhadap kedua orang tuamu, YANG TERBAIK. Ini adalah salah satu cara Al Qur’an yang luar biasa mengekspresikan standar bagaimana seseorang harus menghadapi orang tua mereka. Dan standar tersebut adalah YANG TERBAIK adalah minimum.
Kamu tahu di sholat, di haji, dan di setiap amalan ibadah yang kita laksanakan, ada persyaratan minimum yang harus kita penuhi agar amalan ibadah tersebut diterima. Dan tentu saja kamu harus melaksanakannya lebih baik lagi dan lebih baik lagi dan lebih baik lagi.
Selalu ada ruang untuk perbaikan dalam sholatmu. Puasamu bisa saja lebih baik namun ada persyaratan minimum yang harus dipenuhi agar puasamu diperhitungkan sebagai puasa yang sah. Sholatmu agar diperhitungkan sebagai sholat yang sah, dan lain lain. Itu yang kita tahu bahwa diterimanya ibadah tergantung dari persyaratan minimum.
Tetapi ketika kita berhadapan khususnya dengan orang tua kita. Apa yang Allah lakukan di sini, Dia berfirman apapun yang kurang dari upaya terbaikmu, sebenarnya adalah haram. Terlarang.
Secara teknis Dia membuat yang maksimum menjadi yang minimum, subhanallah. Dengan menempatkan larangan-larangan (yang disebutkan sebelumnya) dan setelah hakNya sendiri. Jangan mempersekutukan Allah dengan sesuatu. Allah tidak berfirman, “Sembah Aku dengan sangat baik, setiap saat.”
Allah tidak berfirman seperti itu. Allah hanya berkata, “Jangan melakukan perbuatan keji yaitu mempersekutukanKu dengan yang lain.”
Itu larangan dengan Allah. Namun ketika berhadapan dengan orang tuamu, kamu harus menunjukkan YANG TERBAIK. Lalu Allah bahkan tidak berfirman, “Ahsinu bil-waalidaini.”
Berbuat baiklah kepada orang tuamu.
Allah berfirman, “Wa bil-waalidaini ihsaanan,” yang sebenarnya cara yang sangat menakjubkan dalam memberikan instruksi. Kamu bahkan tidak mengatakannya dengan kalimat penuh. Ketika berhadapan dengan orang tuamu, YANG TERBAIK. Dengan itu saja. Singkatnya, awas, hati-hati. Apapun yang kurang dari upaya terbaikmu tidak akan diterima. Subhanallah.
Sebagaimana aku menyampaikan pemikiran ini, betapa tingginya standar yang telah ditetapkan untuk hubunganku dengan orang tuaku. Kamu tahu kita berada di masa di mana kita bercanda dengan orang tua kita. Kita menjadikan mereka sebagai bahan lelucon, kita bercanda dengan mereka. Dan terkadang mereka tidak tersinggung dan itu tidak apa-apa.
Tapi kamu tahu ketika kita meremehkan hal-hal yang menyakiti mereka. Seperti ketika mereka tidak ada, kita berbicara bagaimana dungunya mereka, kebiasaan-kebiasaan aneh mereka, dan hal-hal lain seperti itu. Dan kita membicarakan hal tersebut dengan teman kita.
Dan kamu tahu jika ayahmu sedang berada di situ, ibumu berada di situ, dan jika mereka mendengar apa yang kamu bicarakan mereka akan malu. tidak hanya kamu sedang melakukan “ghibah“, yaitu membicarakan aib di belakang mereka, yang sudah merupakan perilaku yang sangat buruk.
Hal tersebut (membicarakan keburukan orang tua kita) sangat jauh dari standar yang terbaik yang diminta oleh Allah untuk orang tua kita. Tentang ayah dan ibu kita, yang tentunya kita mengetahui lebih baik bagaimana mereka dibandingkan dengan orang lain, kita mengetahui kebiasaan aneh mereka lebih baik dibandingkan dengan siapapun. Hal-hal dalam keluarga terjadi dan kita akan melindungi mereka lebih dibandingkan dengan siapapun. Dan kita tetap akan tunjukkan kebaikan kepada mereka, saat mereka ada atau tidak, lebih dari siapapun. Kita harus menjadi seperti itu.
Insya allah komentar terakhir dalam hal ini, upaya terbaikmu tidak sama dengan kesempurnaan. Kamu harus melaksanakan upaya terbaikmu. Allah tidak berfirman, “Itqaan.”
Allah berfirman, “ihsaan.”
“Itqaan” adalah kesempurnaan. Kamu tahu, tidak ada yang namanya kesempurnaan.
Terkadang aku bertemu dengan orang-orang yang orang tuanya kejam, hal tersebut adalah realita. Terkadang ada orang tua yang menyiksa secara fisik, terkadang ada orang tua yang menyiksa secara emosional secara psikologis. Seseorang ketika dia berada di satu tempat dengan ibunya, dia susah bernafas, dia mulai kejang-kejang. Karena hubungan dengan ibunya sangat mengerikan, ibunya melakukan hal-hal yang sangat buruk kepadanya. Ibu biasanya adalah orang yang sangat hebat, tetapi ibu juga manusia, mereka juga melakukan kesalahan. Dan mereka memberikan contoh buruk sebagai orang tua di dunia.
Kamu tahu? Kamu harus mengupayakan yang terbaik sesuai dengan situasimu. Kamu tidak dapat menyamakan situasimu dengan situasi orang lain yang hubungan mereka dengan orang tua mereka lebih normal. Mereka dapat melakukan banyak hal dengan orang tua mereka, menghabiskan waktu dengan orang tua mereka, hang out dengan orang tua mereka, makan malam bersama dengan orang tua mereka.
Dan kamu berkata, “Aku tidak dapat melakukan semua hal itu, aku pasti orang yang buruk.”
Tidak, setiap situasi adalah unik. Dan di setiap situasi membutuhkan apa yang terbaik yang dapat kamu lakukan sesuai dengan batasanmu. Allah tidak ingin kamu membahayakan dirimu sendiri.
Kamu tahu? Kita tidak menerima perlakuan kejam dari siapapun. Bahkan tidak dari orang tua kita. Hal tersebut pasti menyakitkan. Kamu tahu atas nama Islam, atas ayat yang seperti ini, “Wa bil-waalidaini ihsaanan.” (QS Al An’am ayat 151)
Kita berasumsi bahwa orang tua memiliki kebebasan tanpa batas. Tidak, orang tua tidak memiliki kebebasan tanpa batas. Mereka berhak mendapatkan upaya terbaik yang dapat kita lakukan. Dan kita akan mengupayakan yang terbaik kepada mereka, kita akan lebih sabar kepada mereka dibandingkan kepada siapapun. Tapi ketidakadilan adalah ketidakadilan. Dan kemudian, mereka harus tetap diperlakukan sebagaimana seharusnya.
Semoga Allah Azza Wa Jalla membuat kita mengupayakan yang terbaik kepada orang tua kita. Dan kita sebagai orang tua semoga Allah menjadikan kita bukan termasuk orang tua yang tidak adil atau orang tua yang meletakkan beban yang tidak wajar kepada anak kita.
Semoga Allah Azza Wa Jalla menjadikan anak-anak kita sebagai keselamatan kita dan kita sebagai keselamatan orang tua kita. Barakallahu lii wa lakum, assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamu’alaikum warahmatullah. Jika Anda menikmati video ini, silahkan berbagi dengan teman-teman dan keluarga. Jika Anda ingin melihat lebih banyak video dari seri ini, klik pada kotak di bagian atas. Jika Anda ingin melihat video lainnya, klik pada kotak di bagian bawah. Dan jangan lupa untuk menekan tombol berlangganan. Terima kasih.
Subtitle: NAK Indonesia
Donasi: https://kitabisa.com/nakindonesia
[…] Transkrip: https://nakindonesia.wordpress.com/2017/01/26/upaya-yang-terbaik-untuk-orang-tua/ […]
LikeLike
[…] sumber : https://nakindonesia.wordpress.com/2017/01/26/upaya-yang-terbaik-untuk-orang-tua/ […]
LikeLike
[…] sumber : https://nakindonesia.wordpress.com/2017/01/26/upaya-yang-terbaik-untuk-orang-tua/ […]
LikeLike