Ada satu ayat yang teringat dan menariknya, ayat itu adalah ayat terakhir yang diwahyukan. Surat Al-Maidah adalah surat terakhir yang diwahyukan dalam Al-Quran. Pada permulaan surat Al-Maidah, Allah Azza Wa Jalla berfirman,
“Wa ta’aawanuu ‘alal-birri wat-taqwaa.” (QS. Al-Maidah ayat 2)
“Ta’aawana” sering diterjemahkan sebagai “bekerja sama“.
Ayat ini menyatakan, “Bekerjasamalah dalam kebaikan dan ketaatan.”
Itulah terjemahan singkat ayat ini. Tetapi, “ta’aawun” dalam Bahasa Arab, berasal dari “‘aawun“.
“‘Aawun” berarti bantuan, bantuan yang besar. Bukan hanya bantuan kecil, bantuan yang besar disebut “‘aawun.” Bantuan yang sangat dibutuhkan disebut “‘aawun“. Kata yang sama dengan akar kata yang ada dalam surat Al-Fatihah saat kita menyebutkan,
“Iyyaaka na’budu wa iyyaaka nasta’iin.” (QS. Al-Fatihah)
Akar kata yang sama berasal dari “‘aawun“. “Ta’aawanuu” berarti sungguh-sungguh saling menolong. Sungguh-sungguh saling menolong satu sama lain. Sering saling menolong satu sama lain. “‘Alal-birr“, dalam semua kebaikan. Allah Azza Wa Jalla bahkan tak sebut amal baik yang mana, Allah hanya berfirman “al-birr“.
“Al-birr” adalah kata dalam Bahasa Arab bermakna terluas untuk kata “kebaikan”. Apa maksudnya? Semua yang baik. Jika itu terjadi, maka berilah dukungan. Ini juga waktu yang tepat untuk menekankan hal yang lain, sehingga saya tak perlu mengulangnya nanti.
Hal itu adalah… Tidak ada suatu program di dalam Islam, tidak ada suatu proyek di dalam Islam, bagaimana pun beragamnya masyarakat, kebutuhan mereka beragam, pekerjaan Umat Islam juga beragam.
Misalnya, mendidik para anak adalah satu proyek. Tetapi, di dalam proyek itu akan ada banyak proyek kecil lainnya: bagaimana kita akan mendidik mereka menurut Al-Quran, bagaimana kita akan mendidik mereka soal sejarah, bagaimana kita akan mendidik mereka soal sopan santun, bagaimana kita akan mendidik mereka soal ilmu pengetahuan lainnya, bagaimana kita akan mendidik karakter mereka, dan sebagainya.
Masing-masing dari ini adalah proyek tersendiri. Saat kita membahas soal membangun masyarakat atau bimbingan. Bimbingan untuk remaja adalah suatu proyek. Bimbingan untuk siswa sekolah menengah adalah suatu proyek. Bimbingan untuk pasangan suami-istri adalah suatu proyek. Bimbingan untuk para lansia adalah suatu proyek. Semua ini adalah proyek tersendiri.
Saat Anda menganggapnya begitu, usaha apa saja yang harus dikategorikan, difokuskan dan diunggulkan, Anda dan saya seharusnya menyadari bahwa kita, saya dan Anda secara pribadi, kita harus bertanya kepada diri kita masing-masing.
Bagaimana saya bisa berikan kontribusi. Dalam hal apa saya bisa mengabdi? Kebaikan apa yang bisa saya lakukan? Atau kebaikan apa yang bisa membuat saya menjadi berguna? Mungkin saya bisa memulai sesuatu yang baru atau mungkin sesuatu yang sudah ada dan saya bisa membuatnya menjadi lebih baik, sesuai dengan yang saya pikirkan.
Misalnya dakwah, banyak orang mengemukakan pentingnya dakwah. Dakwah bukan hanya satu hal, tetapi banyak hal. Mereka berusaha dengan berbagai bentuk dakwah yang khusus, misalnya, saudara kita Mujahid Fletcher sedang menyusun soal Islam dalam bahasa Spanyol, dakwah dalam bahasa Spanyol.
Itu adalah proyek istimewa. Saya sangat mengagumi proyek itu. Proyek itu sangat dibutuhkan. Itu di satu bidang. Demikian pula, dakwah kepada kelompok tertentu, seperti Nabi ‘Alaihis Shalatu Wassalam mengirimkan utusan ke setiap suku agar seseorang dari suku itu bisa berdakwah kepada masyarakatnya.
Maksud saya adalah pahami diri Anda, dari mana Anda akan berikan kontribusi. Saat ini, banyak orang datang menemui penasihat, bertanya soal karir apa yang cocok untuk mereka.
“Saya mahir dalam Matematika, suka ilmu sains, dan tidak suka kesenian. Aku cocok jadi apa?”
“Kau sebaiknya bekerja sebagai Akuntan, kau cocok jadi ini atau itu…”
Mereka mengikuti bimbingan. Demikian pula, Anda dan saya juga harus memikirkan bimbingan untuk diri kita atau meminta bimbingan dari orang lain dalam hal bakat, pengalaman dan pendidikan kita agar semua itu bisa digunakan untuk mengabdi kepada Islam.
Anda juga perlu mempertimbangkan minat Anda. Apa minat Anda? Apa yang membuat Anda penuh gairah? Karena pekerjaan menyangkut Islam harus Anda lakukan dengan penuh gairah, tidak seperti pekerjaan kasar.
Anda melakukan itu karena Anda sangat menyukainya. Anda diciptakan untuk itu. Itu yang harus Anda temukan untuk diri Anda, Insya Allah Wa Ta’ala, kehidupan dan pikiran menjadi satu dan saling bekerja sama.
“Wa ta’aawanuu ‘alal-birri.” (QS. Al-Maidah ayat 2)
[…] — Transkrip: https://nakindonesia.wordpress.com/2017/01/04/temukan-minatmu-dan-berikan-kontribusi […]
LikeLike