Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Quran Weekly. Masih bersama saudaramu Omar Suleiman. Hari ini kita akan berbicara tentang sahabat berikutnya di Daftar Superstar. Jujur saja dengan Anda, terlalu banyak kebajikannya untuk dirangkum dalam satu video. Jadi saya tidak akan mencobanya. Bahkan, saya hanya akan mencoba untuk menunjukkan salah satu kualitasnya.
Dia adalah orang yang begitu hebat sehingga Nabi shallallahu alaihi wasallam berkata tentangnya,
[لو كان نبيا من بعدي لكان عمر] [Law kana nabiyyan min ba’adi lakaan Umar]
Jika ada seorang Nabi setelahku, maka dia adalah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu.
Sekarang, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu, pada dasarnya kita bisa menulis masing-masing satu buku untuk setiap bab perjalanan hidupnya. Dia adalah seseorang yang dikagumi oleh Muslim dan juga non-Muslim. Bahkan, Michael Hart, dia tulis dalam bukunya “100 Orang Paling Berpengaruh” di mana Umar bin Al-Khattab berada di urutan 52.
Sekarang bagi kita sebagai muslim, setelah khalifah Abu-Bakr radhiyallahu ta’ala ‘anhu, dia khalifah selanjutnya. Sekarang, apa beberapa kualitas yang kita ambil dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu? Kita bisa contoh kerendahan hatinya; kita bisa contoh rasa takutnya kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Kita bisa contoh dari kemampuannya untuk membedakan kebenaran dengan yang batil. Apalagi julukan beliau adalah [الفاروق] – [Al-Farooq]
[الذي يفرق بين الحق والباطل] [Alladzii yufarriqu bayn-alhaq wal baatil]
“Dia yang membedakan antara kebenaran dengan kebatilan.”
Tapi apa yang kita lihat dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu lebih dari apa pun adalah perubahannya dari seorang pria yang sama sekali tidak adil menjadi seorang pria yang menjadi simbol keadilan bagi semua umat manusia. Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu mengajarkan kita banyak pelajaran tentang keadilan dan kepemimpinan. Bahkan, di bawah kekhalifahannya, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu takut dengan hewan dan berkata, “Demi Allah saya takut bahwa saya akan ditanyai tentangmu.”
Ini adalah orang yang sama yang biasa menyiksa orang-orang sebelum Islam. Dan setelah Islam, biasa menumpahkan air mata dan berkata,
“Saya takut keledai di Irak akan datang dan bersaksi melawan saya di Hari Kiamat.”
“Atau unta yang terbebani akan datang dan bersaksi melawan saya di Hari Kiamat.”
Pikirkan tentang hal ini. Seorang pria yang peduli bahkan untuk hewan yang ada di bawah pemerintahannya. Jika kita melihat beliau radhiyallahu ta’ala ‘anhu kita dapat melihat bahwa ia biasa patroli malam. Dia biasa pergi keluar setiap malam – radhiyallahu ta’ala ‘anhu – dengan karung beras dan gandum dan tepung di punggungnya untuk melayani orang-orang yang lapar. Ada sebuah contoh di mana ada seorang pria yang istrinya hendak melahirkan dan dia pergi – radhiyallahu ta’ala ‘anhu – dan membawa istrinya sendiri untuk membantu wanita yang melahirkan.
Kita menemukan banyak sekali kasus-kasus seperti ini terjadi pada Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu ketika ia sedang patroli malam. Tapi sungguh, kita dapat melihat bagaimana luar biasa kepemimpinannya selama tahun Al-Ramada yang merupakan tahun ke-18 setelah Hijrah (migrasi) yang disebut tahun Debu. Ini adalah tahun di mana Muslim dikejutkan oleh kelaparan yang merajalela. Bahkan, di tahun itu saja 60.000 pengungsi telah datang ke Madinah karena mereka tidak punya makanan dan tidak bisa makan. Ini merupakan tahun di bawah Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu, di mana binatang buas mulai menyerang manusia di jalan-jalan.
Dan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu harus berdo’a untuk puluhan jenazah yang meninggal karena kelaparan. Bahkan, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala di tahun itu,
[اللهم لا تجعل هلك أمة محمد على يدي] [Allahumma la taj’al halaka ummati Muhammad ‘alaa yadii]
“Ya Allah, jangan biarkan umat Muhammad shallallahu alaihi wasallam hancur di masa pemerintahanku.”
Abu Hurairah radhiyallahu ta’ala ‘anhu menceritakan tentang dua contoh yang terjadi dengan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu di tahun itu. Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu biasa datang dengan tas berisi minyak dan segala macam barang. Dan ia akan mencari orang-orang yang tidak mampu untuk hidup atau sedang menghadapi kesulitan. Bahkan, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu pernah melihat seorang laki-laki yang menjilati tepi sepotong logam, hanya untuk mencoba untuk mendapatkan beberapa tetes minyak, mencoba untuk mendapatkan potongan terakhir dari mentega.
Setiap kali Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu melihat seseorang kesulitan mendapatkan sesuatu, ia akan menahan dirinya dari hal itu. Jadi, ketika orang tidak bisa mendapat daging, ia tidak akan makan daging. Ketika orang-orang tidak bisa mendapatkan minyak, ia tidak akan menggunakan minyak. Ketika orang tidak bisa mendapatkan mentega, ia tidak akan menggunakan mentega. Ketika orang tidak bisa mendapat sesuatu, dia juga akan menahan dirinya dari sesuatu itu.
Bayangkan pemimpin seperti ini, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Dia pernah masuk ke rumahnya di masa itu dan ia melihat anaknya membeli sebuah semangka. Dan ketika ia melihat anaknya dengan semangka, yang hanya membeli beberapa potong semangka. Ia lalu mengejar anaknya sampai anaknya mulai menangis kemudian beliau radhiyallahu ta’ala ‘anhu mengambil semangka itu darinya dan berkata,
“بخ بخ” [bakhin Bakhin] – ini adalah ekspresi untuk terkejut.
“Anak dari Amirul Mukminin makan semangka? Demi Allah, kita tidak akan makan ini sampai seluruh umat juga memakan ini.”
Dan jadi beliau radhiyallahu ta’ala ‘anhu, juga menahan dirinya dari hal ini. Dan dia kemudian membuat pernyataan yang sangat kuat di mana kita harus benar-benar mempertimbangkannya dalam kepemimpinan,
[كيف يعنيني شأن الرعية ولم يمسني ما يمسهم] [Kayfa ya’niinii sha’nul ra’iyya walam yamassanii ma yamassuhum?]
“Bagaimana aku bisa menganggap diriku sebagai seorang gembala ketika saya tidak mau dipukul sebagaimana domba-dombaku juga dipukul?”
SubhanAllah! Dan itu adalah konsep kepemimpinan yang benar yang diajarkan oleh Islam. Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu di tahun itu berubah warna kulitnya. Jadi kadang-kadang kita bisa melihat beberapa deskripsi dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu bahwa dia berkulit yang bagus dan kadang-kadang kita dapat melihat bahwa ia berkulit gelap. Dan alasannya adalah karena kurangnya gizi, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu terus berubah warna kulitnya. Sehingga para sahabat berkata bahwa kami takut bahwa jika kelaparan terus berlanjut Umar bin Al-Khattab pasti akan mati.
Empat puluh ribu dari enam puluh ribu pengungsi telah meninggal dan kemudian alhamdulillah, Allah subhanahu wa ta’ala mengangkat kelaparan dari orang-orang Islam. Dan mereka masih memiliki Khalifah mereka Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Dia adalah seorang pria yang adil bahkan dengan non-Muslim.
Jadi kita memiliki insiden yang terjadi sekali di Mesir, di mana salah satu anak dari Amr bin Ash radhiyallahu ta’ala ‘anhu berlomba dengan (pria) Koptik Kristen. Dan ketika ia kalah balapan, dia pergi menuju orang Koptik itu dan dia mengancamnya lalu dia memukul pria itu di wajahnya atas nama ayahnya, bahwa saya putra bangsawan. Dan ketika itu pria Kristen dipukul, dia tahu ada seorang di Madinah di mana sang Khalifah adalah orang yang adil.
Jadi dia pergi ke Madinah untuk mengeluh kepada Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ‘anhu. Dan ketika ia sampai ke Madinah, ia menemukan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu sedang membersihkan masjid. Dan dia berkata kepada Umar bin Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu tentang apa yang telah terjadi. Sekarang, Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu tidak berkata, “Lihat, aku sibuk menyebarkan Islam ke seluruh penjuru dunia jadi saya tidak punya waktu untuk ini.”
Tidak sama sekali.
Umar bin Al-Khattab justru memanggil gubernurnya, Amr bin Ash radhiyallahu ta’ala ‘anhu beserta anaknya ke Madinah untuk berdiri di depan (pria) Koptik Kristen itu. Dan ia menegaskan cerita itu, lalu dia memberi (pria) Koptik itu sebuah cambuk dan dia berkata, “Balaslah orang yang memukul Anda dan Anda juga harus memukul ayahnya.”
Dia berkata, “Mengapa saya harus melakukan itu?”
Dan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu berkata, “Karena Anda dipukul atas namanya.”
SubhanAllah! Lihatlah keadilan ini. Jadi Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu sebenarnya memerintahkan (pria) Kristen ini yang hidup di bawah pemerintahannya, untuk merasakan keadilan, untuk membalas Amr bin Ash radhiyallahu ta’ala ‘anhu dan anaknya.
Jadi ada keadilan dengan orang Kristen, ada keadilan dengan orang-orang Yahudi, ada keadilan dengan binatang, ada keadilan dengan orang miskin dan ada keadilan dengan keluarganya sendiri. Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu mengajarkan kita begitu banyak pelajaran yang mendalam dalam kepemimpinan dan keadilan dan tentang tidak melanggar hak orang lain.
Dan Subhanallah bahkan ketika dia menaklukkan dan membuka Yerussalem, tidak terjadi pertumpahan darah. Ketika ia datang ke Yerussalem, kita semua tahu sambutan yang ia terima dan cara dia berpakaian. Ketika para rahib mengajak Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu berkunjung ke sebuah gereja, dan waktu shalat Dhuhur datang, dia berkata kepada Umar bin Al-Khattab, “Kenapa kalian tidak pergi ke depan dan shalat di sini?”
Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu berkata, “Tidak.”
Dan itu bukan karena ia melihat dari aspek Fiqh. Tetapi ia berkata, “Karena jika saya sholat di sini, aku takut bahwa umat Islam akan datang nanti dan berkata bahwa ini adalah masjid karena Umar bin Al-Khattab shalat di sini.”
Jadi dia keluar, dan beberapa langkah dari luar gereja dan ia shalat Dhuhur di situ. Dan tempat itu, hari ini sudah berdiri Masjid Umar, masjid dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu.
Beliau adalah orang yang melihat segala sesuatu dalam keadilan dan belas kasih. Dan pada kenyataannya, bahkan hari ini di piagam PBB, kita masih memiliki pernyataan dari Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu. Di mana dia berkata, “Bagaimana bisa, Anda memperbudak seorang manusia yang terlahir merdeka?”
SubhanAllah. Ini dari agama kita. Jadi kita harus bangga, dan menjadikan beliau contoh dalam keadilan dan kita harus mencoba untuk menerapkan konsep kepemimpinan seperti pelayan yang beliau contohkan.
Sekarang, apakah itu berarti bahwa pesan ini hanya ditujukan kepada Dewan Mesjid atau pemimpin organisasi Islam Tidak, karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam mengatakan,
[كلكم راع وكلكم مسؤول عن رعيته]
Masing-masing dari kalian adalah seorang pemimpin dan setiap pemimpin bertanggung jawab untuk umatnya. Ibu bertanggung jawab atas rumahnya, suami bertanggung jawab atas keluarganya. Orang yang bertanggung jawab atas suatu organisasi bertanggung jawab untuk organisasi itu. Setiap orang harus bertanggung jawab. Apakah itu imam atau yang mengikuti imam, apakah itu suami atau istri, apakah itu ayah atau anak.
Setiap orang bertanggung jawab untuk orang lain dan mereka perlu adil dalam berurusan dengan mereka, berusaha untuk merasakan seperti mereka, dan pada saat yang sama berusaha untuk memperbaiki kondisi setiap orang di sekitar mereka.
Dan jika kita mewujudkan keadilan dan kasih sayang, Allah subhanahu wa ta’ala juga akan menunjukkan kepada kita keadilan dan kasih sayang. Jadi pikirkan tentang hal ini. Dan kita berdo’a kepada Allah subhanahu wa ta’ala untuk memberkati kita insya Allah dengan kualitas keadilan dan kualitas kasih sayang.
Dan saya hanya ingin menyebutkan satu hal terakhir yang sangat penting. Bahkan pada hari di mana Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu wafat, sehari sebelumnya ia melihat Abu Lu’lu ‘al-Majusi. Dan Abu Lu’lu ‘al-Majusi berkomentar untuk Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu dan Umar mengerti bahwa itu berarti bahwa ia ingin membunuhnya.
Dan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu bahkan juga berkata tentang hal ini kepada para sahabat. Lalu mereka bertanya kepada Umar, “Mengapa Anda tidak maju dan membunuhnya sebelum dia membunuh Anda?”
Dan Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu tahu bahwa adalah sebuah ketidakadilan baginya untuk membunuh orang itu atau menghukum orang hanya karena ia mengerti dari komentarnya secara implisit bahwa ia berencana untuk membunuhnya.
SubhanAllah, beliau bahkan masih menunjukkan keadilannya sebagai manusia. Dan ketika Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu memimpin shalat dan dia ditikam dan dibunuh. Umar bin Al-Khattab kemudian masih hidup selama beberapa waktu untuk berbicara setelah penusukan itu. Ia mengatakan sesuatu yang begitu penting.
Dan saya ingin kita benar-benar berpikir tentang hal ini sebagai Muslim. Dua kekhawatiran ini menjadi kuncinya. Yang pertama adalah bahwa orang-orang Islam tetap shalat. Dan yang kedua, dan ini harusnya membuat air mata tumpah dan melembutkan hati kita ketika kita melihat kondisi umat saat ini.
Umar bin Al-Khattab radhiyallahu ta’ala ‘anhu bertanya, “Siapa yang membunuh saya?”
Dan mereka berkata, “Dia adalah Abu Lu’lu’ al-Majusi, penyembah api.”
Dan dia berkata, “Alhamdulillah orang yang membunuh saya bukan orang yang percaya kepada La ilaaha illa Allah, Muhammad Rasul Allah.”
SubhanAllah! Dia begitu peduli dengan kesatuan umat Islam, bahkan pada saat itu ketika ia ditikam beberapa kali dan darah mengalir dari tubuhnya. Ia berkata, “Alhamdulillah bukan seorang Muslim yang membunuh saya.”
Sekarang Anda dapat memahami mengapa ketika Nabi berkata bahwa jika ada yang menjadi Nabi setelah saya itu adalah Umar.
Kita berdo’a kepada Allah untuk mengumpulkan kita dengan beliau dan dengan para sahabat besar dan juga keluarga Nabi shallallahu alaihi wasallam di Surga yang tertinggi. Allaahumma aamiin. Jazakumullahu khairan. Kita akan bertemu lagi minggu depan insya Allah. Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Assalamu ‘alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh, Quran Weekly. Kami memohon perhatian dan bantuan dari Anda sejenak. Kalau kalian merasa video ini bermanfaat. Silahkan like dan bagikan video ini di Facebook dan Twitter Anda. Karena Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda sebagaimana yang diriwayatkan di dalam Shahih Muslim
[مَنْ سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا]
Barangsiapa yang memulai perbuatan baik, dan mengajak orang lain juga untuk melakukan hal yang sama maka dia juga akan mendapatkan ganjaran baginya dan juga ganjaran bagi setiap orang yang mengikutinya, in syaa Allah. [HR. Muslim No. 1017]
Jadi jika ada orang lain yang merasakan manfaat dari video ini, Anda juga akan mendapatkan ganjaran sebagaimana presenternya in Syaa Allah, dan juga seperti produsernya. Jadi silahkan, like dan bagikan video ini. Jazakumullah khairan, Wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh.
Reblogged this on Jiwa Pembuka and commented:
The True Leader
LikeLike