Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalamu ‘alaikum. Saya Adam Jamal.
Selamat datang dalam seri “Satu Kata”, di mana kita akan mendiskusikan pengaruh sebuah kata dalam Quran. Kata yang ingin saya bahas hari ini berasal dari surat Ali ‘Imran.
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman tentang “Muttaqin”, orang yang mempunyai taqwa, orang yang ingin melindungi dirinya. Allah menggambarkan salah satu karakter mereka adalah mereka mengeluarkan kekayaan mereka. Apakah mereka miskin atau apakah mereka kaya. Mereka mengeluarkan kekayaan mereka.
Dan selanjutnya Allah menggambarkan mereka,
“Wal-kaazhimiinal-ghoizh.” (QS Ali Imran ayat 134)
Orang yang mengendalikan amarahnya.
“Wal-‘aafiina ‘anin-naas.” (QS Ali Imran ayat 134)
Dan yang memaafkan orang lain.
“Wallohu yuhibbul-muhsiniin.” (QS Ali Imran ayat 134)
Dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Sekarang tidakkah Anda ingin berada di antara orang-orang tersebut? Saya tidak tahu tentang Anda tapi saya ingin menjadi di antara orang-orang yang Allah cintai. Jadi di sini Allah menggunakan kata “Wal-kaazhimiin”.
“Wal-kaazhimiin”.
“Wal-kaazhimiin” yang berarti mengendalikan suatu amarah.
Sebenarnya saya akan menjelaskan itu sedikit lebih dalam karena “Kaazhim” biasanya digunakan seperti pada kasus makanan di mana saat seseorang sedang makan dan mereka ingin menelan makanannya, jadi mereka menggunakan kata “Kaazhim”, orang ini sedang menelan makanannya.
Jadi di sini Allah menggunakan “Kaazhim” untuk amarah. Karena “Muhsiniin” (orang yang berbuat kebaikan), orang yang dicintai Allah, orang yang tidak hanya mengendalikan amarahnya tapi juga menelan itu seutuhnya.
Dan maksud dari menelan di sini adalah – Anda tahu – jika saya mengunyah makanan, Anda dapat melihat saya sedang mengunyahnya. Anda dapat melihat saya sedang mengunyah.
Tapi ketika saya sudah menelannya maka tidak ada lagi yang tersisa seperti saya tidak memakannya sama sekali.
Bila kita tidak hanya dapat mengendalikan amarah tapi juga bisa menelannya, maka InsyaAllah kita bisa menjadi di antara orang-orang yang Allah cintai dan bisa menjadi di antara “Muhsiniin”, orang-orang yang berbuat kebaikan.
Saya memohon kepada Allah agar menolong kita supaya menelan amarah, menolong kita untuk memaafkan orang lain dan membantu kita supaya menghargai dan memperdalam pemahaman kita tentang kitab-Nya, Quran.
Jazakumullah khairan. Wassalamu’alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh.