[Transkrip Indonesia] Qur’an Adalah Bukti Cinta Allah – Nouman Ali Khan


Baiklah, saya ingin tinggal di sini sampai jam 09.30 untuk acara ini. Apakah Anda semua setuju jika saya melanjutkannya sampai jam 09.45? Baik, jika Anda tidak setuju, maka kita semua akan memukulimu (bercanda).

Baiklah, ayat yang kedua, “Ar-Rahman, lalu?

عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ ٢

Yang telah mengajarkan Al Quran. (QS. 55:2)

Dan saya akan mulai membahas tentang 2 ayat bersamaan.

عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ ٢ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ ٣

Yang telah mengajarkan Al Quran. Dia menciptakan manusia. (QS. 55: 2-3)

Banyak orang tahu tentang surat berikut ini:

سَبِّحِ ٱسۡمَ رَبِّكَ ٱلۡأَعۡلَى ١ ٱلَّذِي خَلَقَ فَسَوَّىٰ ٢ وَٱلَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ ٣

Sucikanlah nama Tuhanmu Yang Maha Tinggi, yang menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya), dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk. (QS. 87: 1-3)

Allah berkata dalam Quran Surat Al-A’la. Allah menjabarkan tentang diriNya, lalu dia berkata,

‘yang menciptakan’ (Alladzii khalaqa) ٱلَّذِي خَلَقَ

Dia yang menciptakan. Dan pada ayat berikutnya Allah berkata,

وَٱلَّذِي قَدَّرَ فَهَدَىٰ (Walladzi qaddara fahada)

Allah berkata, “Dialah yang menciptakan lalu Dia-lah yang memberi petunjuk.”

Jadi, apa yang disebutkan terlebih dahulu? Penciptaanlah yang disebutkan dahulu. Lalu Allah berbicara tentang “petunjuk”. Nabi Ibrahim (Alaihis salam) (berkata),

(Allathee khalaqanee fahuwa yahdeen) ٱلَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهۡدِينِ ٧٨

Dia (Alaihis salam) berkata,

(Allathee khalaqanee fahuwa yahdeen) ٱلَّذِي خَلَقَنِي فَهُوَ يَهۡدِينِ ٧٨

(yaitu Tuhan) Yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang memberikan petunjuk kepadaku. (QS. 26: 28)

Apa yang disebutkan terlebih dahulu? Penciptaan, lalu petunjuk.

Surat Ar-Rahman tidak menyebutkan, “Ar-Rahman, Khalaqal-insan, AAallama alqur-an.

Tidak.

ٱلرَّحۡمَٰنُ ١ عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ ٢ خَلَقَ ٱلۡإِنسَٰنَ ٣

Ar-Rahman, AAallama alqur-an. Khalaqal-insan.

Kali ini, “petunjuk” disebutkan terlebih dahulu, lalu “penciptaan” disebutkan setelahnya. Ini tidak seperti biasanya. Karena pada umumnya, urutannya adalah tentang ‘penciptaan’ saya dan Anda dahulu, lalu Dia yang menuntun kita..

“Dia menuntun kita” disebutkan setelahnya jika Anda melihat urutan (umumnya), Tapi Allah tidak menggunakan urutan seperti itu pada surat ini. Saya tidak akan menjawab tentang perihal itu dulu, agar Anda dapat menyimpan hal itu dalam pikiran Anda sejenak.

Mengapa urutannya berbeda? Mengapa topik “petunjuk” disebutkan sebelum topik “penciptaan” dalam surat ini? Tapi saya ingin membahas sesuatu tentang hal lain. Tolong perhatikan bagian ini. Ini adalah salah satu bagian terpenting dari bahasan hari ini.

Dalam sebuah kelas, Anda tahu, ini bukanlah sebuah kelas. Ini adalah sebuah acara tausiyah/ceramah. Beberapa orang dari kalian sedang ber-Facebook. Beberapa orang dari kalian sedang tertidur pulas. Beberapa orang dari kalian hanya bertanya-tanya, “Apa yang sedang terjadi di sini? Kenapa aku di sini? Di mana aku?

Itu memang biasa terjadi. Dan beberapa dari kalian memang memperhatikan pembicaraan ini, Beberapa orang dari kalian, matanya memandangku, lalu mulai mengantuk. Itu juga biasa terjadi.

Dan yang paling menarik, adalah ketika seseorang duduk seperti ini dan melihatku sambil (menunjukan bahasa tubuh mengerti). Itu berarti Anda tidak tahu sama sekali apa yang sedang dibicarakan di sini. Ya kan?

Jadi, ini bukanlah sebuah ruangan kelas, karena di dalam sebuah ruangan kelas, aku akan memeriksa setiap orang.

Hey! Apa yang baru saja kukatakan?

Hey kamu! Beritahu saya apa yang baru saja kukatakan!

Hey! Mari kita adakan ujian sekarang!

Itulah yang biasa saya lakukan di dalam sebuah kelas, saya selalu menguji. Tapi ini adalah sebuah acara ceramah, Anda dapat saja melakukan segalanya. Jika saya bertanya berapa banyak jenis cara berkomunikasi, lalu seorang pria di belakang menjawab, “17!

Tapi itu tidak mengapa, Anda boleh saja mengatakannya. Saya akan baik-baik saja. Itu baik-baik saja.

Tapi tahukan Anda, ketika Anda di dalam sebuah kelas. Di dalam sebuah kelas. Maka tugas seorang guru adalah untuk memastikan bahwa setiap muridnya dapat mengerti. Benar bukan?

Tapi kadang, ada beberapa murid. Saya masih ingat, saya akan berikan contoh ini. Saat itu saya mempersiapkan sebuah ceramah mengenai bahasa Arab. Tentang salah satu pelajaran mengenai tata bahasa Arab.

Saya masuk ke dalam kelas dan saya mengajar, Lalu saya berkata, saya menghabiskan 2 jam semalam tentang bagaimana saya dapat mengajarkan pelajaran ini. (Saya pikir) Ini akan menjadi pelajaran yang sangat mengesankan, sampai-sampai mereka pasti memberikan saya penghargaan setelah saya selesai mengajarkan pelajaran ini, jadi saya ajarkan pelajaran itu.

Dan saya sangat bangga pada diri sendiri, saya tepuk pundak saya, saya sendiri sangat terkesan. Para murid senang. Lalu seorang pelajar mengangkat tangannya dan berkata, setelah 1 jam belajar, dia berkata, “Hmm, Ustadh?

Saya jawab, “Ya?

Aku tidak mengerti.

Bagian apa yang kamu tidak mengerti?

Ehm, semuanya.

Ok, kamu tidak mengerti apapun, izinkan saya mengulang semuanya.

Saya akan mengajarkan seluruh pelajarannya kembali, kali ini saya hanya akan fokus padamu.

Setiap 2 menit, saya berkata, “Apakah kamu baik-baik saja?” (murid itu mengangguk).

Setelah 1 jam berlalu, lalu saya berkata, “Alhamdulillah.

Semua murid lainnya berpikir, “Kenapa kita harus mengulang ini semua?

Tapi si murid satu ini mengangkat tangannya kembali, “Ustadh, aku punya pertanyaan.

Saya jawab, “Ya, silahkan.

Aku masih tidak mengerti.

Jika Anda pernah masuk ke sebuah kelas. Kelas pelajaran Matematika, kelas pelajaran bahasa Inggris, kelas pendidikan Agama Islam. Dan seorang murid mengatakan hal itu pada Anda setelah seluruh pelajaran selesai,

Aku tidak mengerti.

Dan dia melakukannya untuk kedua kalinya. Apakah si guru akan senang atau jengkel? Kami tidak bisa melakukan hal “itu” di Amerika, tapi saya tahu saya sedang berada di sini. Di Pakistan, di Banglades, di India.

Saya tidak tahu bagaimana kebiasaannya di sini, Tapi biasanya kami (orang Banglades/Pakistan) memberikan “pelajaran” lain pada si murid setelah itu. Jadi, lalu saya bilang,

Kamu tahu, waktu sekolah sudah berakhir, seluruh murid akan pulang ke rumah. Bagaimana jika kamu duduk di ruanganku, aku akan tinggal di sana, aku tidak akan makan siang hari ini, alu aku akan menjelaskannya kembali padamu.

Lalu saya pun duduk bersamanya dan menjelaskan seluruhnya kembali padanya. Dengan cara lain..jika cara pertama tidak berhasil, begitu juga cara kedua, maka saya akan mencari cara ketiga untuk menjelaskannya padamu. Lalu setelah aku selesai menjelaskan padanya, dia berkata,

Ustadh, aku tidak yakin bahwa mengajar adalah pekerjaan yang tepat untukmu, karena aku masih tidak mengerti.

Apakah Anda sudah pernah mencoba pekerjaan menyupir taksi atau lainnya?

Sudah jelas bahwa mengajar bukanlah pekerjaan yang tepat bagi Anda.

Lalu saya katakan, “Ok, ok, aku tidak akan putus asa.

Bagaimana kalau kamu datang ke rumah saya untuk makan malam.

Lalu sembari kita makan malam, aku akan menjelaskannya kembali padamu.

Hal yang sama terjadi setelah makan malam, dan saya katakan, “Bagaimana kalau kamu pindah ke rumahku.

Apakah seorang guru pernah melakukan itu?

Jika seorang murid mengatakan itu, “Aku tidak mengerti.

Untuk kali pertama, mungkin murid itu memang kebingungan. Kali kedua, mungkin memang dia kurang cepat tanggap. Tapi untuk kali ketiga, maka sebenarnya ia hanya main-main dengan Anda. Dia hanya main-main dengan Anda.

Sekarang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah seorang guru terbaik sepanjang masa. Dan tidak dalam masa waktu yang telah kita lewati, bahkan dalam waktu mendatang pun tidak akan ada guru yang lebih baik, selain Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Dan dalam pendidikan, Anda memerlukan seorang guru yang sangat baik. Dan Anda memerlukan kurikulum yang paling baik. Dan tidak akan ada kurikulum yang lebih baik dibandingkan dengan Al-Qur’an.

Jadi Anda sudah memiliki seorang guru terbaik dan kurikulum terbaik. Dan muridnya saat itu adalah orang-orang Quraish. Seluruh muridnya adalah orang-orang Quraish. Dan pelajarannya sangat mudah. Pelajarannya bukan mengenai kalkulus, bukan tentang kuantum fisika. Pelajarannya amatlah sederhana.

Jika saya mengatakannya pada anak umur 7 tahun. Dan saya diminta untuk menyimpulkan isi surat-surat Makiyah. Surat-surah Makiyyah merupakan 2/3 isi dari Al-Qur’an. Untuk menyimpulkannya pada anak umur 7 tahun dalam 5 menit,

Saya katakan, “Saya tidak butuh 5 menit, saya hanya butuh 1 menit.

Allah Maha Esa, jangan menjadi seperti kaum sebelumnya yang tidak beriman pada Allah. Berimanlah kepada Rasulullah, berimanlah kepada hari akhirat, jadilah seorang abdi bagi Allah.

Apa lagi yang lain? Hanya itu saja. Seluruhnya sudah tercakupi. Itulah isi rangkuman surat-surat Makiyyah. Hanya itu sebenarnya

Apa yang diajarkan tidaklah sulit. Tapi berapa lama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam diperintahkan (Allah) untuk mengajarkan orang-orang yang sama. Orang-orang Quraisy yang sama.

Berapa tahun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan mereka? 12 tahun, lebih dari 1 dekade. Ia mengajarkan orang yang sama berulang kali. Dan mereka diajarkan sebuah pelajaran yang terbaik sepanjang masa. Dan mereka mendengarkannya dalam bahasa mereka sendiri.

Allah menurunkannya bagi mereka secara khusus. Untuk orang yang berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebuah ayat turun dari langit, yang berbicara kepada orang itu,

Dan tetap saja Ia berkata, “Aku tidak mengerti.

Beritahukan aku hal yang lainnya.

Aku tidak tertarik, beritahukan aku tentang hal lain saja.

Apakah Allah punya hak untuk marah? Allah punya hak untuk marah. Dan seorang guru yang normal pun akan marah.

Sekarang kita bahas hal yang lebih jauh.

Mereka (orang Quraisy) tidak saja hanya berkata, “Aku tidak mengerti.

Tadi saya katakan pada Anda bahwa mereka juga sangat keras kepala. Dan karena mereka keras kepala, mereka juga ingin mencemooh ayat-ayatnya. Dan mereka pun mencemooh sang pengajarnya, (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam), mereka mencemooh beliau.

Apakah hal itu dapat membuat Allah marah? Ya, itu membuat Allah benar-benar marah. Dan ketika Allah marah, seberapa besar kuasa-Nya untuk melakukan sesuatu? SubhanAllah.

Apakah Allah sudah pernah melakukannya (menghukum) kaum sebelum mereka? Ya, Allah sudah pernah melakukan itu sebelumnya. Tapi saya ingin memberitahu Anda tentang hal yang sangat menghina yang disampaikan oleh orang Quraisy.

Pada mulanya, orang Quraisy memanggil Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang pembohong. Lalu mereka juga menyebutnya shallallahu ‘alaihi wa sallam orang gila. Mereka menyebut Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam orang gila. Menganggap Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam kerasukan jin. Mereka bilang Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam mencuri kata-kata (Qur’an) dari orang-orang Yahudi dan Kristen. Mereka mengungkapkan semua dugaan-dugaan mereka.

Tapi pada akhirnya, tahukan Anda apa yang mereka katakan? Mereka berkata, “Kamu (Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) terus berbicara tentang hari kiamat.

Kamu (Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) terus berbicara tentang (neraka) Jahannam.

Kamu (Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) terus berbicara tentang surga.

Kamu (Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) terus berbicara tentang malaikat, tentang Allah.

Kamu (Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam) terus berbicara tentang seluruh hal-hal ini yang tidak dapat kami lihat.

Tunjukkan sesuatu (yang nyata) padaku! Hidupkan orang yang sudah mati!

Ubahlah gunung ini menjadi emas!

Ayo kita lihat hari kiamat. Ayo kita lihat hukuman-hukuman yang kamu bicarakan terus itu.

إِنَّهُمۡ يَرَوۡنَهُۥ بَعِيدٗا ٦ وَنَرَىٰهُ قَرِيبٗا ٧

Sesungguhnya mereka memandang siksaaan itu jauh (mustahil). Sedangkan Kami memandangnya dekat (mungkin terjadi). (QS. 70: 6-7)

Mereka berkata, “Mereka meminta kepadamu supaya segera diturunkan azab.

Disebutkan dalam Qur’an, orang Quraisy berkata, “Cepatlah dan perlihatkan azabnya dan timpakan pada kami.

Aku sudah mendengar hal itu selama 10 tahun ini, aku sudah bosan akan hal itu.

Kamu bilang (azab) itu sudah dekat tapi aku tidak melihatnya, ayo perlihatkan!

Mari perlihatkan pada kami kejadiannya.

Apakah Anda tahu apa artinya? Ada hal yang mirip yang terjadi di Amerika, saya ceritakan apa yang mereka katakan.

Mereka berkata, “I’ll believe it when I see it.” (Saya percaya ketika saya melihatnya).

Itulah yang mereka katakan.

Jika kamu tidak mempunyai bukti yang dapat saya lihat, jangan buang-buang waktu saya!

Aku tidak mau mendengar apa yang Al-Qur’an ini sampaikan. Aku akan percaya ketika aku melihat (buktinya).

Saya punya murid yang seperti itu, ketika saya mengajar kuliah. Aku mengajar Bahasa Arab dan kebanyakan muridku adalah orang Non-Muslim. Dan seorang pria datang padaku, ia seorang pelajar dan berkata, “Profesor, aku suka Islam.

Aku suka. Agama ini keren.

Tapi aku, ya kamu tahu kan. Aku belum ‘melihat sesuatu’.

Dapatkah kamu membawaku ke tukang jin atau apapun itu.

Kalau saja aku bisa ‘melihat’ sesuatu, aku akan dapat menerimanya.

Surat ini, awal dari surat ini, adalah jawaban dari permasalahan itu. Mari saya beritahu. Kalian punya masalah kemacetan di Malaysia sini kan? Apakah siaran berita, siaran radio menginformasikan tentang berita kemacetan? Ya.

Ketika Anda mengemudi di jalan tol dan tidak ada kemacetan. Benar-benar tidak macet pokoknya sangat menakjubkan. Dan Anda melaju kencang. Anda tidak melihat satupun mobil di depan Anda. Dan lalu Anda menghidupkan radio dan diinfokan bahwa 2 kilometer di depan Anda.

Dengarlah, saya tidak mengatakan “mil”, aku mengatakan “kilometer”. Saya bangga pada diri saya. 2 kilometer di depan Anda. 2 kilometer di depan Anda, di sana ada kecelakaan dan kemacetan yang parah. Jika Anda dapat keluar tol, maka keluarlah.

Itulah yang diinfokan oleh Radio. Apakah Anda melihat kecelakaannya? Tidak.

Anda tidak melihat kecelakaannya. Tapi apakah Anda keluar tolnya?

Jika Anda mendengarkan radionya, bahwa ada kecelakaan yang menyebabkan keterlambatan sampai 5 jam. Apakah Anda akan keluar tolnya atau tidak? Ya. Anda akan keluar tol.

Mungkin jika Anda di Amerika jika Anda mendengar radio, Anda akan berkata, “Ah, aku tidak mendengarkan apa kata orang kafir, aku akan terus jalan sampai ke tempat macet itu.

Kamu akan keluar tolnya. Anda tahu kenapa? Karena sebuah berita datang pada Anda dari sebuah sumber yang terpercaya. Penyiarnya melaporkan berita yang Anda tidak lihat. Dan Anda mempercayainya.

Anda tidak berkata, “Ah, para penyiar ini. Aku hanya akan percaya ketika aku melihat (kejadiannya) sendiri.

Lalu Anda akan tetap berjalan sampai Anda menemukan kemacetannya.

Ah, sekarang saya percaya.

Memang beneran ada kecelakaan ya.

Tapi apa gunanya itu semua sekarang? Allah azza wa jal menciptakan manusia, Ya kan.

Dan manusia mampu untuk berpikir, untuk memahami sesuatu, bahkan apabila mereka belum melihat hal itu (dengan nyata). Hewan tidak begitu.

Contohnya, jika kita membuat pernyataan, “Bapak, Ibu, mohon tinggalkan gedung dari pintu keluar ini.

Jika kita membuat pernyataan seperti itu. Kita akan keluar dari pintu keluar ini. Jika ada seekor kucing di dalam gedung, atau seekor lalat, atau seekor anjing. Tapi tidak mungkin ada.

Mereka semua tidak akan pergi keluar, kenapa tidak? Mereka tidak memiliki kemampuan untuk memahami kata-kata.

Tapi ketika seekor hewan melihat api, apakah ia akan pergi? Ketika mereka melihat bahaya apakah mereka akan pergi? Seekor hewan hanya akan beraksi ketika mereka melihat.

Tapi seorang manusia bisa beraksi ketika ia mengerti, ya kan? Allah berkata, bahwa Ia mengajarkan Al-Qur’an, dan Ia tidak memberikanmu hal lainnya untuk dapat beriman. Qur’an saja sudah cukup. Qur’an saja sudah cukup untukmu.

Anda tahu, ada beberapa mukjizat, tapi pesan utama dari agama Islam adalah Qur’an itu sendiri. Mukjizatnya adalah Al-Qur’an itu sendiri, kenapa? Karena kita manusia, bukanlah hewan.

Anda tidak perlu melihat untuk mempercayai. Anda dapat berpikir tentangnya dan percaya.

Itulah mengapa Allah katakan, “Alamal Qur’an,” lalu?

Khalaqal Insan.

Yang telah mengajarkan al Quran.

Karena Dia menciptakan manusia. Kalian semua bukanlah binatang. Jika Anda berkata, “Saya akan percaya ketika saya melihat (kenyataannya).

Maka Anda bertingkah seperti seekor kambing. Anda bertingkah seperti seekor sapi. Anda bertingkah seperti seekor monyet, dan tidak bertingkah layaknya seorang manusia. Seorang manusia dapat berpikir. Al-Qur’an ada untuk dipikirkan.

Sekarang, sedikit tentang hal ini. Tentang hubungan “Alamal Qur’an” ini. Saya katakan tadi bahwa seorang guru akan marah, ya kan? Seorang guru akan marah. Tapi sang “Guru” ini. Karena Ia mengatakan dirinya.

‘Alamal Qur’an’ عَلَّمَ ٱلۡقُرۡءَانَ ٢

Yang telah mengajarkan Al Quran. (QS. 55: 2)

Jadi Ia adalah seorang “Guru”. Allah berperan sebagai seorang Mualim (guru) dalam ayat ini. Seorang guru mempunyai hak untuk marah. Tapi Allah menyebutkan diriNya sebagai “Ar-Rahman” pada awal surat. Dia adalah seorang Guru yang memiliki cinta, kepedulian, dan perhatian dan rasa kasih yang melebihi segalanya. Bahkan kepada orang-orang yang membenci RasulNya. Bahkan kepada mereka.

Dan Dia mengajarkan mereka Al-Qur’an, bahkan ketika mereka menghina RasulNya. Dia mengajarkan Al-Qur’an bahkan ketika mereka berusaha untuk membunuh RasulNya. Dia mengajarkan Al-Qur’an ketika mereka membunuh orang yang tidak bersalah di depan matanya.

Ketika mereka mengolok-ngolok ayat-ayat, ketika mereka menolak sebuah surat, Allah menurunkan surat lainnya, dan yang lainnya. Dan karena Allah terus menurunkan surat, itulah bukti bahwa Allah adalah Ar-Rahman.

Karena jika ia bukan Ar-Rahman, ini semua tidaklah mungkin terjadi. Anda sudah terbunuh sejak dahulu kala. Anda semua pasti sudah mati. Anda tidak akan ada di sini sekarang.

Apa yang kita pelajari dari surat ini, dari awalnya adalah bahwa Al-Qur’an turun sebagai bukti tanda cinta Allah. Ada begitu banyak pertentangan kepada Islam sekarang. Ketika orang-orang berpikir tentang Islam – para Non muslim, sangat disayangkan. Ketika mereka berpikir tentang Al-Qur’an, mereka akan berpikir tentang kekerasaan. Tentang kebencian. Tentang neraka. Tentang Tuhan yang menghukum. Itulah yang mereka pikirkan.

Dan tahukah kamu apa yang lebih disayangkan? Ketika para Muslim berpikir tentang Al-Qur’an. Mereka akan berpikir, “Oh, Al-Qur’an mengatakan semuanya haram.

Al-Qur’an mengatakan semua orang akan masuk neraka, juga mengatakan kita tidak cukup baik.

Dan lainnya.

Anda harus mengerti tentang mengapa Allah menurunkan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah bukti cinta Allah. Ini adalah bukti atas kepedulian Allah. Jika Anda ingin mengetahui bagaimana kasih sayang dan kepedulian Allah, maka kajilah Al-Qur’an. Jika Anda ingin mengerti bagaimana Allah mencintaimu, pelajarilah Al-Qur’an. Dan Anda akan menyadari sesuatu tentang Allah yang sebelumnya Anda tidak ketahui.

Itu akan membuatmu menangis. Itu akan membuat Anda mengenal Allah seperti yang Anda tidak pernah ketahui sebelumnya.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s