Saya Berusaha Mempertahankan Iman, Namun Selalu Gagal – Yasmin Mogahed


Tulisan ini merupakan resensi dari video Yasmin Mogahed yang berjudul “I’m Trying But I Keep Messing Up”. Video selengkapnya dapat ditonton melalui link:

Judul di atas merupakan hal yang seringkali dirasakan oleh seorang muslim. Ketika kita merasa mendapatkan hidayah dari Allah seolah berada pada puncak keimanan, saat itu shalat tepat waktu terasa ringan, bangun subuh pun menjadi lebih mudah, dan berbagai kemudahan lainnya dalam menjalankan ibadah harian. Namun hal itu biasanya tidak berlangsung lama.

Pada dasarnya iman itu tidak stabil, akan selalu naik – turun. Tugas kita sebagai manusia adalah berusaha, terus bangkit seperti yang dicontohkan Rasul, jangan pernah menyerah. Kita juga harus meminta kepada Allah agar terlindung dari kelemahan diri, hawa nafsu, dan godaan syaitan.

Yang harus kita sadari adalah saat iman kita naik, ada hal-hal sepele yang dapat menggerogoti keimanan kita seperti merasa diri sempurna, jauh dari kesalahan. Timbulnya perasaan ‘sempurna’ ini secara tidak langsung dapat menimbulkan arogansi, memandang rendah ibadah yang dikerjakan orang lain, dan merasa cukup dengan ibadah yang dikerjakannya. Padahal, kita jangan terlalu bangga pada kebaikan dan pencapaian diri. Karena sebanyak apapun amal sholeh yang kita lakukan, tidak akan menjamin untuk masuk surga, kecuali dengan rahmat Allah.

Sebagai manusia, seringkali kita terjebak dalam perasaan sempurna dan bangga diri. Harus dipahami bahwa amal sholeh dan iman bukan merupakan tanda kesempurnaan seorang hamba. Bahkan sampai kapanpun sebagai manusia, kita tidak mungkin mencapai kesempurnaan.

Dalam Al-Quran, Allah menyatakan bahwa penghuni surga adalah mereka yang selalu bertaubat jika melakukan kesalahan. Ketika melakukan kesalahan, mereka akan bersegera kembali kepada Allah, bertaubat kembali. Para penghuni surga bukanlah mereka yang tidak pernah melakukan dosa, tapi mereka tidak gampang menyerah saat berada pada titik terendah. Sekalipun berada pada titik terendah iman, mereka akan segera bangkit serta memohon ampunan, rahmat, dan kekuatan dari Allah. Menyadari dosa dan kesalahan, adalah cara Allah untuk menarik kita agar lebih dekat dan kembali kepada-Nya.

Keinginan mencapai kesempurnaan justru membuat kita merasa takut dan mempunyai pengharapan yang berlebihan terhadap diri sendiri. Karenanya saat melakukan dosa yang tampaknya sepele, kita langsung merasa gagal dan terjatuh. Lama kelamaan hal ini akan menjadi suatu pembiaran terhadap ‘dosa kecil’ dan pembenaran atasnya, sehingga kita akan semakin menjauh dari Allah. Tidak ada yang perlu disesali dalam setiap kegagalan. Sesungguhnya perjalanan kehidupan manusia adalah perjalanan dari dan menuju Allah. Hal yang seharusnya ditakuti adalah ketika perjalananmu semakin menjauh dari Allah.

Ketika engkau sudah berada di jalan yang benar menuju Allah, maka berlarilah. Jika sulit bagimu, maka berlari kecillah. Jika kamu lelah, berjalanlah. Jika itupun tidak mampu, merangkaklah. Namun, jangan pernah berbalik arah atau berhenti.” – Imam Syafi’i

Ide kesempurnaan merupakan bisikan Syetan. Seperti yang terjadi dalam kasus muslimah yang ingin memakai hijab. Mereka berpikir bahwa “kamu harus menghijabi hati terlebih dahulu”. Padahal “berakhlak sempurna, baru berhijab” adalah anggapan yang salah. Jika seseorang baru bisa berkerudung saat pribadinya telah sempurna, itu ibarat malaikat tanpa dosa. Ketika benar-benar suci, baru berhijab, seolah hijab merupakan tujuan akhir setelah menyempurnakan segala hal.

Pada dasarnya hijab merupakan salah satu bentuk ibadah dan kepatuhan kepada Allah. Allah menyuruh kita mendirikan shalat, menginfakkan harta, begitu pula dengan hijab. Kita memakai hijab, karena ini adalah perintah dari Allah yang harus kita patuhi.

Hal yang perlu diingat, jangan mengejar kesempurnaan, tapi kejarlah rahmat Allah..

Konsep “kesempurnaan diri” inilah yang menjadi hambatan saat berniat memakai hijab. Setan akan terus berbisik bahwa kamu tidak cukup baik untuk menggunakan hijab. Setan membisikan kamu agar melakukan ini dan itu dulu sebelum berhijab. Padahal hijab itulah yang dapat melindungimu dan membuatmu terjaga dari yang haram. Hijab merupakan jalan yang mendekatkan dirimu menuju Allah. Tidak ada yang mengatakan bahwa ketika kamu menggunakan hijab, kamu akan menjadi malaikat. Kamu adalah manusia biasa, yang juga punya kesalahan dan kelemahan.

Apapun yang kita ekpresikan sesungguhnya merupakan perwujudan dari apa yang ada di dalam diri kita. Jadi ketika saya menunda shalat, tanyakan dalam diri apa yang membuat saya sulit untuk mengerjakan shalat? Ketika saya menunda menggunakan kerudung, apa yang membuat saya menundanya? Mungkin saya terlalu takut dan benar-benar khawatir terhadap persepsi orang-orang di sekitar saya. Lihat apa yang sebenarnya kamu inginkan dan perjuangkan!

Pada dasarnya cinta dan kepatuhan itu berada dalam satu wadah. Semakin kamu menyukai seseorang, maka kamu semakin ingin membuatnya senang. Apapun yang dikatakannya, pasti kamu bersedia untuk melakukannya. Maka, ketika kita mencintai Allah, seharusnya dalam hati kita tidak boleh ada perasaaan berat untuk melaksanakan perintah-Nya. Jadi, jika kita masih merasa berat untuk menjalankan perintah Allah, tanyakanlah pada dirimu sendiri: Apa yang sebenarnya kamu cari dalam kehidupan ini, dan apa yang menjadi landasan hidupmu?

Kawan…Tetaplah Semangat!

Janganlah berputus asa dari rahmat Allah..

Wahai Nabi, katakanlah kepada orang-orang mukmin: Jika kalian benar-benar mencintai Allah, maka ikutilah aku. Allah pasti akan mencintai kalian dan mengampuni semua dosa kalian. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada semua makhluk-Nya.“ – QS Ali Imran ayat 31

Tulisan ini dari Faizah Fauziah.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s